Tidak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia. Semua pasti ada maksud dan tujuannya. Tujuannya ada yang secara jelas dinyatakan dan disebutkan, tetapi ada juga yang tersembunyi sehingga perlu digali dan dieksplorasi untuk menjadi pegangan hidup.
Orang-orang yang mendapatkan ‘sesuatu’ atas perintah dan larangan Allah Swt, ia dikatakan mendapat hikmah. Hikmah berarti kebijaksanaan atau mengetahui keunggulan sesuatu melalui pengetahuan. Ahli tasawuf mengartikan hikmah sebagai pengetahuan tentang rahasia Allah dalam menciptakan sesuatu.
Buku tulisan Prof. Dr. Alaiddin Koto, M.A ini mencoba membuka tabir hikmah dari balik perintah dan larangan Allah. Mungkin selama ini kita bertanya-tanya kenapa Allah mewajibkan kita untuk salat, puasa dan hal-hal yang lain, serta mengharamkan zina, judi, sombong dan lain-lain? Kalau tidak ada maslahat dan mudharatnya pasti hal-hal di atas tadi tidak diwajibkan dan diharamkan Allah Swt. Karena itu semakin menarik ketika penulis yang merupakan Guru Besar Hukum Islam ini mencoba mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan hikmah dibalik perintah dan larangan tersebut.
Sebagai umat Islam, kebanyakan kita mungkin hanya bertaklid saja, tanpa mengetahui dasar dan hikmah dari perintah dan larangan tersebut. Namun lewat buku ini, paling tidak kita diberi alternatif pemahaman akan hikmah dari perintah dan larangan tersebut.
Buku ini tidak hanya bicara tentang hikmah dari larangan dan perintah Allah tersebut saja, tetapi juga bisa kita baca kisah-kisah yang menarik yang memberikan inspirasi akan pentingnya memahami kenapa Allah Swt memberikan perintah dan larangan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
Hal-hal inilah yang dibahas dalam bab 5 dari buku ini yang bertema Mau’izhah di Balik Fenomena. Banyak kisah yang bisa kita ambil hikmah sehingga tanpa sadar buku ini juga mencoba memberikan hikmah-hikmah baru dalam menghadapi hidup dan kehidupan ini.
Oleh karena itu, peresensi merekomendasikan buku ini untuk dibaca dan dimiliki, terutama pada para pecinta ilmu-ilmu agama, sehingga kesem purnaan dalam melaksanakan ibadah semakin terwujud.
Peresensi: Juniawati Suza











