PLTA Lae Renun Terancam Sia-sia

Sidikalang, (Analisa). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lae Renun di Desa Silalahi, Kabupaten Dairi terancam sia-sia. Sebab, dari dua unit pembangkit listrik, baru satu unit yang sudah bisa dioperasikan. Itupun dengan waktu pengoperasian yang sangat terbatas karena ancaman berkurangnya debit air akibat penggundulan hutan di hulu Sungai Renun.

Sejumlah warga di antaranya M Rumasondi, R Situngkir, Arson Simarmata, Benget Silalahi kepada wartawan, Selasa (12/8) mengatakan, PLTA Renun yang berkapasiitas 2x41 Mega Watt dibangun atas dana pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) senilai Rp26,6 miliar. Mereka sangat menyesalkan tidakdioperasikan pembangkit listrik tenaga air.

Selain itu, tokoh masyarakat Efrijal menjelaskan, PLTA tersebut terancam tutup dikarenakan masih ada oknum masyarakat yang melakukan penebangan hutan terutama di Lae Pondom. Hal itu dibuktikan tidak banyak lagi terdapat pohon besar seperti pinus di sekitar bangunan PLTA Renun. Bahkan beberapa tempat gundul.

PLTA Lae Renun merupakan salah satu proyek PLTA di Dairi yang sampai hari ini tidak menguntungkan. Padahal, biaya untuk membangun PLTA Lae Renun mencapai triliunan rupiah. 

Dikatakan, PLTA tersebut dibangun di tepi danau Toba. Sumber air penggerak turbin berasal dari Sungai Renun yang wilayah tangkapan airnya  berasal dari bukit di atas Danau Toba. Untuk menggerakan turbin, air dan Sungai Renun dialirkan ke instalasi pemutar turbin melalui terowongan yang menembus bukit. (dp)  

()

Baca Juga

Rekomendasi