Memaafkan (Memuliakan) Ibu Kandung

Oleh:  Samsuddin. Seorang artis terkenal  terlibat konflik dengan seseorang,  melalui pengacaranya yang juga terkenal, artis tersebut melaporkan orang tersebut ke pihak kepolisian. Sebenarnya seseorang yang sedang berkonflik dengan orang lain dan kemudian salah satunya melaporkan ke pihak kepolisian merupakan hal yang biasa terjadi. Dalam kasus artis ini terdapat satu hal yang berbeda karena ternyata orang yang dilaporkannya adalah ibu kandungnya sendiri. Masyaallah! .

Penulis bertanya-tanya seberapa besarkah dosa ibu kandung tersebut? Andaikan nanti di pengadilan sang ibu kandung  terbukti memang benar-benar bersalah secara hukum positif kemudian hakim menjatuhkan vonis hukuman penjara untuk beberapa lama, apakah kemudian si anak tega membiarkan ibunya terkurung di balik jeruji besi? Kemudian menderita dengan penderitaan yang berat: pertama karena penjara memang tempat orang terhukum,  hidup dalam keterbatasan, kekurangan dan penderitaan  fisik maupun psikologis,  yang  lebih menyakitkan bagi seorang ibu tersebut adalah  bahwa anak kandungnyalah yang menyebabkan ia berada di penjara, tentu kenyataan ini teramat menyakitkan bagi seorang ibu.

Memaafkan    

Kepada setiap orang yang bersalah  orang beriman diperintahkan untuk memberikan maaf. Memaafkan merupakan perintah dalam ajaran islam dan merupakan ciri dari orang yang bertaqwa sebagaimana penjelasan firman   Allah surat Ali Imran ayat 134. Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan ada empat ciri orang yang betaqwa dua diantaranya adalah  menahan amrah dan memaafkan kesalahan orang lain. Nah kalau orang lain berhak mendapatkan maaf dari kita maka orang tua dalam hal ini ibu kandung lebih pantas dan berhak untuk mendapatkan maaf sekiranya ia bersalah kepada anaknya.

Seorang ibu merupakan sosok mulia yang wajib dihormati,  dihargai dan didoakan keselamatannya bukan hanya saat ia masih hidup bahkan ketika ia telah berpulang kerahmatullah seorang anak tetap memiliki kewajiban berbakti kepada kedua orang tua dengan mendokannya seperti misalnya; ya Allah ampunilah dosa kedua orang tuaku, belaskasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihi aku sewaktu kecil. Do’a ini diajarkan baginda rasul kepada umatnya sebagai wujud bakti seorang anak kepada orang tua baik sewaktu ia masih hidup atau  ketika ia telah wafat.

Dari do’a ini tersirat makna bahwa seorang anak berkewajiban berkeinginan agar kedua orang tuanya selamat, dengan demikian seorang anak yang justru menjerumuskan orang tuanya ke dalam penjara dapat dipastikan anak tersebut anak yang tidak mengamalkan ajaran baginda rasul, karena anak tersebut secara otomatis tidak menginginkan (mendo’akan) keselamatan orang tuanya, andaikan seorang ibu memiliki kesalahan yang besar alangkah lebih baik jika dimaafkan dan berdo’a agar Allah membukakan pintu hatinya.

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa,” ridho Allah menurut keridhoan kedua orang tua, murka Allah menurut  kemurkaan orang tua. (HR.Imam Ibnu Hibban, Imam Hakim). Alangkah besar pengaruh kedua orang tua terhadap keselamatan  seorang anak sampai-sampai ridho  dan murka Allah itu berelevansi dengan keridhoan dan kemurkaan kedua orang tua, padahal Allah berkuasa atas segala sesuatu termasuk terhadap hamba-hambanya, namun dalam hal ini Allah melihat bagaimana perangai hamba tersebut kepada kedua orang tuanya. Jika ia berbakti kepada kedua orang tua maka Allah meridhoinya sebaliknya jika ia menyakiti kedua orang tuanya maka Allah  memurkainya.

Seorang anak kandung yang menyakiti perasaan  ibunya dengan secara sadar memandang ibunya sebagai musuh yang harus dipenjarakan merupakan suatu perbuatan yang tidak mencerminkan amal sholeh. Padahal merupakan kewajiban seorang anak untuk tunduk dan berbakti kepada orang tua serta tidak menyakiti hati ibu dengan ucapan cis/ah sebagaimana firman Allah, QS Al Israa' (17) ayat 23). Kalau berkata cis/ah saja dilarang apalagi perbuatan menjebloskan  ibu kandung ke dalam penjara.

Dalam hadits Imam Syaikhan disebutkan ada seorang laki-laki yang bertanya, “Ya Rasulullah siapakah yang lebih berhak untuk memperoleh kebajikan dari ku? Beliau bersabda.” Ibu mu, “ lalu siapa lagi? “ Ibu mu, “lalu siapa lagi?” “Ibu mu !”  “Lalu siapa lagi?”  Sabda nabi “Ayah mu!”. Begitu besar kewajiban seorang anak kepada ibunya sehingga rasul dalam hadits tersebut membuat perbandingkan kebajikan yang harus kita berikan kepada ayah dan ibu  dengan perbandingan 3:1, artinya  bahwa pengabdian anak kepada seorang ibu  lebih besar porsinya dari pada seorang ayah  hal ini dapat dimaklumi karena kasih sayang dan pengorbanan antara seorang ayah dengan seorang ibu lebih besar  pengorbanan  dan kasih sayang ibu kepada  anaknya. Maka tidak berlebihan jika agama memuliakan seorang ibu, bahkan amalan berperang/berjuang atau berjihad di jalan Allah yang balasannya surga  kewajiban itu dapat gugur bagi seornag laki-laki yang memang layak untuk pergi ke medan perang jika ia masih memiliki tanggungan  kedua orang tua/ibu. Seorang  laki-laki datang kepada baginda Rasul Saw lalu bertanya,” Ya Rasulullah aku ingin berjuang di jalan Allah.” Nabi  Saw bersabda, “apakah ibu mu masih hidup?”   jawabnya “ya” . Sabda nabi Saw, “ikutilah kakinya, di sana ada surga (HR. Imam Ibnu Majah)

Sahabat Umar bin Khattab diperintahkan baginda rasul Muhammad Saw   untuk minta dido’akan oleh seseorang yang bernama Uwais Al Qarni, karena menurut baginda Rasul Saw Uwais Al Qorni adalah  penghuni langit yang do’nya sangat mustajab yang hal itu disebabkan karena kepatuhannya kepada orang tua.

Begitu mulianya seorang ibu dari kaca mata agama sehingga surga yang merupakan tempat segala kenikmatan derajatnya masih di bawah telapak kaki ibu”. Maka adalah suatu pengingkaran terhadap ajaran agama jika atas kesalahan seorang ibu lantas kita menjerumuskankannya  ke dalam penjara. Selayaknya kita berbakti kepada orang tua/ibu dengan memaafkannya dan mendo’kannya meski ia bersalah, hukum Allah lebih layak ditinggikan, karerna pengadilan Allah adalah pengadilan yang paling adil.  Ancaman neraka Allah lebih menakutkan, balasan kebaikan dari Allah lebih menggiurkan. Dengan memberi maaf Allah akan menghapuskan dosa dan kesalahan  kita, lebih –lebih lagi  terhadap ibu kita.  Karena  ibu adalah karomah yang  nyata,  maka dari itu maafkanlah ibu mu !***

Penulis Mahasiswa BKI STAI AL HIKMAH MEDAN

()

Baca Juga

Rekomendasi