Jalan Strategis Akhirnya Terealisasi

Oleh: Alpines Marbun. Meskipun memakan waktu terlalu lama, yakni 34 tahun setelah ekspedisi pertama dilakukan jalan strategis dan alternatif itupun terbuka dan terealisasi. Agaknya ungkapan ini bukan saja datangnya dari masyarakat dua kecamatan di Simalungun yang selama ini terisolir dari ibukota kabupaten, yakni Kecamatan Raya dan Silau Kahean dengan ibukotanya Negeri Dolok.

Selama ini, bahkan sampai sekarang orang Simalungun dari Pematangsiantar untuk bepergian ke Negeri Dolok Kecamatan Silau Kahean harus melalui tiga kabupaten kota, yakni Kota Pematangsiantar, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi dengan jarak tempuh selama 4 jam lebih. Tak ayal, masyarakat Kecamatan Silau Kahean apabila memasarkan hasil pertanian dan hasil bumi lainnya harus ke Kota Tebing Tinggi dan Pekan Dolok Masihul sebagai daerah tetangga.

Kalau ke Pematangsiantar, cukup jauh dan melelahkan, meskipun angkutan transportasi hanya satu bus angkutan tiap hari dari Pematangsiantarke Negeri Dolok.

 Sejak Indonesia Merdeka, cita-cita masyarakat Silau Kahean berupaya mendekatkan hubungan ke Kota Pematangsiantar sebagai ibukota Kabupaten Simalungun. Namunm itu hanya angan-angan, karena memang untuk membuka jalan melalui hutan belantara dan bukit yang terjal amat sulit.

Ketika Kolonel Inf.Bonifasius (BF) Silalahi menjabat Bupati Simalungun, keluhan ini sudah ditampungnya meskipun tidak serta merta merealisasikan usulan masyarakat itu.

Tepatnya pada Oktober l979, Bupati Simalungun BF.Silalahi mengumpul puluhan personelnya, yakni para Kepala Dinas dan Kepala Bagian ditambah tokoh masyarakat, Muspida dan sejumlah wartawan melakukan ekspedisi berjalan kaki dari Nagori (Desa) Kariahan Kecamatan Raya menuju Desa Parapat Huluan kecamatan Silau Kahean.

Ekspedisi ini dilakukan untuk mengetahui, apakah memungkinkan jalan strategis dan alternatif ini memungkinkan dibuka . Selain itu jika jalan ini terbuka,bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Simalungun dan meningkatkan roda perekonomian masyarakat.

Banyak Rintangan

Dalam perjalanan ekspedisi itu,seingat penulis,cukup banyak rintangan yang dihadapi, karena memang hutan Badimbou Gunung Simbolon, selain dikenal masih banyak dihuni binatang buas seperti harimau juga dikenal masih angker .

Karena itu, Bupati Simalungun BF.Silalahi uga turut menyertakan paranormal termasuk di antaranya Pangulu Damak.

 Perjalanan yang memakan waktu l4 jam sepanjang 28 kilometer dan menginap di pinggiran Sungai Bah Badimbo. Meski dengan alat penerangan lampu templok malam itu semua peserta ekspedisi merasa nyaman, meskipun tidur di atas bebatuan pinggir sungai dengan tempat terbuka.

Tidak ada sesuatu yang aneh malam itu, atau binatang buas dan serangga tidak dijumpai termasuk hujan pada malam itu tidak turun. Seandainya turun hujan,para peserta ekspedisi terpaksa pasrah dengan kedinginan.

Dengan semangat membangun,Bupati Simalungun, BF.Silalahi didampingi Dandim 0207 Simalungun Letrkol Inf.Syam Simanjuntak sedikitpun tak mengeluh keletihan, maklum kedua pejabat ini memang dari tentara. Peserta lainnya yang kebanyakan pejabat Pemkab Simalungun sudah mengeluh, yang kakinya pegal, kepala pusing bahkan salah seorang wartawan praktis tidak dapat berjalan karena kakinya terantuk kayu dan lututnya pindah yakni, BMT.Siagian. 

Beruntung anggota Koramil Silau Kahean dapat menolongnya hingga bisa sampai di Parapat Huluan Silau Kahean.

Proaktif

Pada l980, jabatan Bupati Simalungun dipegang JP Silitonga sekaligus proaktif melanjutkan program pembukaan jalan itu. Diadakan survei untuk mengetahui jalur yang pas untuk dibuka jalan . Sebab, menurut penelitian struktur tanah di jalur yang bakal dibuka sangat labil karena tanah pasir .Di samping itu, banyak terdapat tanah genting dengan jurang yang dalam.

JP.Silitongah yang dikenal gigih dalam melakukan pembangunan di Simalungun menampung anggaran pembangunan dan pembukaan jalan strategis dari Simpang Pangalbuan Desa Dalik Raya Kecamatan Raya menuju Negeri Dolok kecamatan Silau Kahean sepanjang 42 kilo meter. Meski bertahap selama kepemimpinan JP.Silitonga sepuluh tahun ( dua priode) pembangunan anggaran pembangunan jalan ini tetap ditampung ditambah lagi dimasukkannya program kegiatan ABRI Masuk Desa (AMD) .

Akhirnya dimasa kepemimpinan JP.Silitonga periode l980-l990, sebenarnya jalan strategis ini sudah terbuka dan sudah dapat dilalui meskipun dengan roda dua. Tetapi karena memang struktur tanah yang rawan longsor, apabila datang hujan,seringkali badan jalan yang dibuka tertutup longsor dan membuat Dinas Bina Marga Simalungun cukup repot.

Pada l990, kala itu Bupati Simalungun sudah dijabat Drs. Jabanten Damanik, pembangunan jalan ini dihentikan, karena terlalu banyak memakan biaya dan menguras energi. Akhirnya pada masa itu harapan masyarakatpun pupus.

ampir sepuluh tahun masa kepemimpinan Drs. Jabanten Damanik,pembangunan jalan ini tidak disentuh dan jalan yang sempat terbuka menjadi hutan semak belukar.

Pada 2000, Bupati Simalungun dijabat Ir.Jhon Hugo Silalahi, dan melanjutkan pembangunan jalan ini . Tak pelak hampir setiap tahun anggaran pembangunan jalan ini ditampung dalam APBD Simalungun, hingga pada masa kepemimpinan Jhon Hugio Silalahi jalan ini sebenarnya sudah dapat dilalui roda 4 dari Pematang Raya ke Negeri Dolok dan sebaliknya.

Namun pada masa kepemimpinan Jhon Hugo Silalahi, belum semuanya terealisasi diaspal bahkan di Bah Pasussang terjadi longsor yang memakan badan jalan, sehingga tidak dapat dilalui kenderaan.

Hingga Drs. Zulkarnain Damanik menjabat Bupati Simalungun periode 2005-20l0 jalan ini tidak pernah dirawat dan luput dari perhatian, meskipun pada saat itu ibukota kabupaten Simalungun sudah efektif pindah ke Pamatang Raya.

Barulah setelah DR.Jupinus Ramli (JR) Saragih menjabat Bupati Simalungun, gencar melakukan pembangunan jalan Pamatang Raya- Negeri Dolok.

Menurut JR.Saragih,antara masyarakat Raya dengan Silau Kahean disamping ada hubungan emosional juga masih rumpun kekeluargaan dan adat istiadat yang sama . JR.Saragih dalam setiap pertemuan memaparkan, jika jalan ini terbuka cukup banyak manfaat seperti lancarnya roda perekonomian masyarakat, hasil bumi dari Silau Kahean dapat dipasarkan ke Pamatang Raya dan jalan alternatif dari Pamatang Raya ke Tebing Tinggi,Lubuk Pakam bahkan Kuala Namu dan Medan.

Pada Rabu,(l3/8) dilakukan syukuran di Desa Dalik Raya yang dihadiri masyarakat tiga Desa dan Muspida Simalungun.

Menurut bupati dengan terbukanya jalan ini, hubungan lalulintas dari Pamatang Raya-Kuala apat ditempuh 2 jam dan pada 20l5 nanti, bupati mengupayakan angkutan Damri dari Kuala Namun Pamatang Raya dan sebaliknya.

Akhirnya jalan strategis itupun terealisasi, meski memakan waktu 34 tahun setelah ekspedisi pertama dan Kepala Daerah Simalungun berganti-ganti,JR.Saragih yang dapat mewujudkan. Semoga masyarakat dapat memanfaatkan hasil pembangunan tersebut dan juga dapat berpartisipasi merawatnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi