“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. Asy Syuura : 30)
Menyimak hadis diatas, dapatlah ditafsirkan bahwa setiap perbuatan manusia yang bersifat baik maupun buruk tetap ada balasannya, dan setiap apa yang kita peroleh pada hari ini adalah hasil jerih payah kita di masa lalu. Begitu pula dalam hal mengais rezeki Allah yang diterima hari ini adalah hasil kerja keras yang telah dilakukan dari masa lalu hingga sekarang ini. Hendaklah manusia itu selalu bertaqwa kepada Allah, karena orang yang bertaqwa doa nya akan mudah dikabulkan oleh Allah, namun orang yang dekat dengan maksiat maka akan membuat dirinya jauh dari Allah. Menjadi pertanyaan besar bagi kita, mengapa orang yang ahli maksiat justru sangat mudah memperoleh rezeki yang banyak? bukankah kita mengharapkan keberkahan harta itu lebih baik dari pada sekedar banyak harta. Maka dapat kita asumsikan bahwa harta yang diperoleh oleh ahli maksiat meskipun berlimpah namun tidak mengandung berkah justru mengandung bencana karena diperoleh dengan cara yang dibenci oleh Allah.
Allah menciptakan manusia dengan potensi masing-masing untuk berusaha dan bekerja di muka bumi ini, serta diberi kemampuan untuk mencari rezekinya. Karenanya setiap muslim wajib meninggalkan sifat malas. Manusia diperintahkan untuk selalu memacu semangatnya saat ingin meraih sesuatu yang berguna bagi dirinya dan jangan lupa meminta pertolongan dari Allah dan yang ter-penting adalah jangan bersikap lemah, karena itu justru akan menunda apa yang seharusnya diterima.
Buku “19 Penghambat Rezeki Yang Harus Dijauhi” yang ditulis oleh Muhammad Fadlun S.Pd.I ini akan membuka tabir rahasia apa-apa saja yang menjadi penyebab seseorang terhambat rezekinya. Oleh karenanya penulis sengaja membagi isi kandungan buku menjadi 19 bagian yaitu : Kufur nikmat menyebabkan tertutupnya pintu rezeki, Terlalu banyak dosa, Mencegah diri dari malas, Meninggalkan sholat, Praktek riba, Jangan tamak, Jangan bakhil dan kikir, jangan dzalim, Jangan khianat, Jangan iri hati, Jangan Su’udzan (berprasangka buruk), Jangan menggunjing, Jangan ujub, Jangan Riya’, Jangan sombong, Durhaka kepada orang tua, Jangan menganggur, Jangan lupa berdo’a.
Ada hal yang menarik yang dikutip dalam buku ini penulis menghadirkan suatu kisah yang bisa membawa kita lebih berkaca diri, yaitu : “Pada suatu haridi dekat masjid Nabawi ada seorang tunanetra, telinganya ditutup kapas, raut mukanya sederhana, dia duduk diatas tikar yang lusuh. Di depannya ada beberapa botol minyak wangi. Selang beberapa saat terlihat beberapa orang warga negara Indonesia menghampiri tunanetra tersebut, namun si tunanetra menolak pemberian itu. Ia tidak mau jika diberi uang sebagai sedekah. Ia hanya mau menerima uang jika orang-orang Indonesia itu membeli minyak wanginya. Itu pun setara dengan harga minyak wangi yang dibeli, tidak mau dilebihkan.”
Dari kisah tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa keterbatasan yang dimiliki oleh seseorang tidak menjadi alasan bagi manusia untuk meraih rezeki Allah. Raih lah Rezeki Allah dengan cara yang Halal dan disenangi Allah serta tak pernah merugikan orang lain, karena itu lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan nanti di akhirat kelak.
Keunggulan buku ini ialah semua yang dikupas dalam buku ini tidak terlepas dari sumber rujukan Al-Quran dan hadis, dengan cerdas penulis juga menggagaskan contoh kasus pada pembaca sejak nabi adam hingga zaman sekarang ini, kemudian disusul dengan penafsiran yang mudah difahami dan bahasa yang renyah untuk dikonsumsi. Buku best seller ini tak hanya dapat dijadikan sebagai referensi dalam dunia pendidikan namun juga dapat dijadikan buku pegangan bagi para pendakwah, selain kandungan isi yang lengkap dan padat juga setiap hadis ditulis dengan tulisan arab serta artinya.
Tak perlu berfikir panjang untuk menjamah buku ini, anda akan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atas keberkahan rezeki anda, buku ini akan membantu anda untuk mengevaluasi diri kita tentunya akan bagaimana cara kita memperoleh rezeki, apakah ada 19 larangan yang telah kita kerjakan dalam usaha meraih rezeki kita selama ini sesuai yang disampaikan oleh buku ini. Dari buku ini pula kita juga dapat bermuhasabah sekaligus memperbaiki diri.
Peresensi Ade Sundari, Mahasiswa IAIN SU Medan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Akuntansi dan Keuangan Syariah, Semester IV.