Pengajaran dan Perumpamaan Yesus

Oleh: Jekson Pardomuan. Yesus mengajar kita tentang banyak hal lewat firman-Nya, pengajaran-Nya dan lewat perumpamaan-perumpamaan yang tertulis dalam Alkitab. Perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan Yesus, sampai hari ini masih tetap relevan dan ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa perumpamaan yang disampaikan Yesus sebelum akhirnya Ia ditangkap dan disalibkan telah membuat hidup kita lebih mengenal mana yang boleh dan mana yang tidak berkenan bagi Allah.

Ada banyak perumpamaan yang disampaikan Yesus ketika melayani dimuka bumi ini. Mulai dari perumpamaan dua macam dasar (Matius 7:24-27), perumpamaan seorang penabur (Matius 13:3-23), perumpamaan lalang di antara gandum (Matius 13:24-30), perumpamaan biji sesawi (Matius 13:31-32), perumpamaan ragi (Matius 13:33), perumpamaan harta terpendam (Matius 13:44), perumpamaan mutiara yang berharga (Matius 13:45-46), perumpamaan tentang domba yang hilang (Matius 18:12-14), perumpamaan pengampunan (Matius 18:22-35), perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur(Matius 20:1-16) serta perumpamaan lainnya.

Ada juga perumpaan Yesus tentang akhir jaman yang tertuang dalam injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan Yesus menjadi pengajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita. Pengajaran Yesus lewat perumpamaan juga sering diterjemahkan menjadi sebuah peribahasa yang lebih mudah dipahami oleh umat-Nya. Seperti firman Tuhan yang menuliskan selumbar dan balok (Matius 7:3-5).

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Atau seperti kata pepatah ‘gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, akan tetapi pasir kecil dipelupuk mata orang lain kelihatan. Bagaimana mungkin kita mau menyelesaikan permasalahan rumah tangga orang lain sementara rumah tangga kita sendiri berantakan !

Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam mata kita sendiri. Seharusnya, kita selesaikan dulu permasalahan didalam keluarga kita sendiri baru mengeluarkan orang lain dari masalahnya yang rumit.

Perumpamaan yang disampaikan Yesus sangat beragam. Misalnya, perumpamaan tentang benih yang tumbuh hanya ditemukan di dalam Injil Markus. Matius dan Lukas tidak menulisnya, dan kita tidak dapat menemukan informasi lebih lanjut yang lain selain yang ditemukan di dalam beberapa ayat di Injil Markus 4:26-29. Perumpamaan ini didahului dengan kalimat, "Beginilah hal Kerajaan Surga itu."

Dalam pengajaran-Nya, Yesus sering menggunakan cerita-cerita yang lebih menyentuh dan memudahkan kita mengerti apa makna yang tersirat dalam ayat-ayat firman Tuhan itu. Ini bukan hanya membangkitkan perhatian dengan segera tetapi juga menguasai perhatian orang-orang yang mendengar. Itu adalah suatu metode yang menolong untuk memberikan kesan kebenaran yang tidak dapat dihilangkan dari pikiran positif kita.

Kuasa Kerja Allah

Yesus banyak berbicara dalam perumpamaan dan mendidik kita tentang banyak hal. “Maka datanglah musid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberikan karunia untuk mengerti rahasia Kerajaan Surga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Allah berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat; dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.’ “ Matius 13:10-113.

Untuk memahami kebenaran prinsip dasar apa yang disampaikan Yesus dalam setiap perumpamaan-Nya, seperti tertulis dalam Yohanes 7 : 17 “Barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri,” mengajar kita tentang kebenaran firman Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan yang tertuang dalam ayat-ayat yang ada dalam Alkitab.

Perumpamaan-perumpamaan Yesus yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sangat banyak. Perumpamaan tentang benih yang tumbuh benar-benar merupakan perumpamaan yang menunjukkan kejadian yang berurutan: masa menabur kemudian tibalah masa menuai. Manifestasi dari Kerajaan Allah adalah sesudah pelayanan Firman Allah yang penuh iman. Satu kejadian mengikuti kejadian yang lain, tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kuasa kerja Allah yang penuh rahasia. 

Yesus bukanlah orang pertama yang memakai perumpamaan untuk mengajar, karena di dalam Perjanjian Lama terdapat sejumlah perumpamaan yang dipakai untuk tujuan pewartaan, seperti dalam 2 Samuel 12:1-10 (kisah tentang orang miskin dan anak dombanya yang disampaikan oleh Natan kepada Daud); 2 Samuel 14:5-20 (perempuan Tekoa dengan dua anaknya); 1 Raja-raja 20:35-40 (perumpamaan yang berkaitan dengan hukuman terhadap Ahab); Yesaya 5:1-7 (nyanyian kebun anggur), serta perumpamaan lainnya. 

Dari semua perumpamaan tersebut, hanya perumpamaan yang dikisahkan oleh Natan di hadapan Daud (2 Samuel 12:1-10) yang mempunyai kemiripan dengan perumpamaan Yesus dari segi bentuk, tujuan dan teknik pengisahannya. Sebenarnya para rabi sebelum dan sezaman dengan Yesus juga sering memakai perumpamaan di dalam mengajar. Mereka memakai perumpamaan untuk menjelaskan isi Hukum Taurat. Yesus tidak memakai perumpamaan untuk menjelaskan Taurat tetapi untuk mewartakan Kerajaan Allah dan berbagai pengajaran lain.

Kerajaan Allah memang merupakan salah satu tema utama dari perumpamaan Yesus. Karena, kerajaan Allah merupakan misteri yang tidak dapat sepenuhnya dipahami, Yesus hanya mengajarkan beberapa aspeknya saja, antara lain aspek pertumbuhannya, aspek pengadilan, aspek kasih dan kerahiman, aspek tantangan untuk mengambil keputusan yang semuanya tertuang dalam Injil Matius, Markus, Lukas.

Yesus memakai perumpamaan untuk mengajarkan motivasi dan cara bersikap yang benar di dalam praktek kehidupan sehari-hari. Beberapa perumpamaan mengajarkan kerendahan hati di hadapan sesama dan Tuhan. Pengajaran Yesus lewat perumpamaan membuat kita mengenal Yesus lebih dekat lagi. Menjadikan kita mengerti tentang kehendak Allah yang sesungguhnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi