Tapanuli Tengah, (Analisa). Dipastikan, awal 2015 nanti pekerjaan proyek lanjutan pembangunan Jalan Negara Rampa – Poriaha dilaksanakan. Hal itu ditandai dengan adanya penjelasan (aanwejing) lapangan, Sabtu (23/8). Aanwejing diikuti 11 perusahaan barang dan jasa konstruksi yang dinilai berkualitas dan mampu mengerjakan proyek yang menelan anggaran Rp145 miliar lebih tersebut.
Kepala Satker Sibolga 12 Cs Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah I Sumut-NAD, Siduhuaro Dachi memastikan, pekerjaan proyek lanjutan pembangunan Jalan Negara Rampa – Poriaha dari dana Loan (pinjaman bank dunia-red)) ini dilaksanakan secara multiyears.
“Proyek pembangunan jalan lintas Rampa - Poriaha sekarang ini sedang proses tender. Saat ini, kita masuk tahap aanwejing lapangan sebelum kesebelas rekanan ini mengajukan penawarannya, sehingga pekerjaannya kemungkinan baru akan dapat dimulai pada awal 2015 nanti,” sebut Dachi kepada Analisa, akhir pekan kemarin di lokasi proyek jalan negara yang dirintis mantan Bupati Tapteng Tuani Lumbantobing itu.
Jalan Rampa - Poriaha dibangun sejak tahun 2001 lalu. Semula, pekerjaan itu merupakan proyek Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun kemudian status jalan dialihkan ke pemerintah pusat menjadi Jalan Negara sebagai sarana pendukung menuju kawasan Labuan Angin, Tapteng.
Selama rentang waktu itu, pelaksanaan pekerjaan baru berjalan sekitar 50 persen dengan ruas jalan yang sudah dikerjakan sepanjang 9,4 Km dari total panjang 19 Km. “Dana loan Rp145 miliar lebih itu akan dialokasikan seluruhnya untuk penyelesaian pekerjaan jalan Rampa - Poriaha yang tersisa sepanjang 9,6 Km dengan lebar 6 meter, ditambah untuk pembangunan 5 unit jembatan, penggalian dan pemotongan bukit dan juga untuk modifikasi jalan yang menanjak dengan cara peledakan (blasting),” tuturnya.
Selain itu, pada tahun yang sama, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) melalui BPPJN Wilayah I Sumut-NAD Cq Satker Sibolga 12 Cs juga melaksanakan proyek multiyears perbaikan Jalan Negara Sibolga-Tarutung sepanjang 25 Km. Anggaran yang dialokasikan berkisar Rp120 miliar.
“Proyeknya juga dijadwalkan dikerjakan pada awal 2015. Demikian halnya perbaikan Jalan Negara batas Sibolga hingga batas Tapsel menelan biaya berkisar Rp400 miliar lebih juga dari dana loan,” jelas Dachi didampingi Pl PPK 12 Cs, Linkol Siahaan.
Terpisah, salah seorang perwakilan rekanan PT Waskita Karya, Jonny menyatakan, pembangunan proyek jalan tersebut dinilai sangat wajar menelan anggaran sedemikian besar, mengingat jalan yang begitu terjal dengan bebatuan keras.
“Tentunya, anggaran ini setimpal dengan pekerjaan yang kita nilai begitu berat. Selain ada perlakukan blasting (peledakan bukit berbatu) itu sangat berisiko dan berbiaya mahal,” tuturnya.
Ia mewanti-wanti penyusunan anggaran penawaran agar tidak merugi. “Ini gunanya aanwejing lapangan, sehingga kita dapat melakukan estimasi harga sebelum melakukan penawaran,” timpalnya lagi. (yan)