Lontar, Pohon Kehidupan Masyarakat Rote

POHON lontar secara alami tumbuh dengan subur dan melimpah di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak dahulu kala masyarakat setempat telah menikmati berbagai manfaat dari pohon lontar mulai dari akar hingga buahnya. Dalam pemanfaatan pohon lontar guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hampir tidak ada bagian yang terbuang dari pohon lontar.

Bagi masyarakat NTT, pohon lontar sudah tidak terpisahkan lagi dari kehidupan mereka khususnya masyarakat di Pulau Rote. Dari kehidupan masyarakat yang mendiami pulau terselatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) inilah, pohon lontar diketahui berbagai kegunaannya. Sedemikian besar manfaatnya bagi penduduk Pulau Rote sehingga pohon lontar disebut sebagai “pohon kehidupan”.

Buah muda pohon lontar bisa langsung dimakan atau dibuat menjadi minuman segar dan nata de nira/lontar. Nata merupakan bioselulose hasil fermentasi yang menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Nata yang terbuat dari nira lontar, lebih mudah dan cepat membentuk biomassa jika dibandingkan dengan nata yang terbuat dari kelapa (nata de coco).

Buah yang setengah tua dijadikan makanan ternak alternatif. Cara pemberiannya sangat mudah, yaitu buah lontar tersebut dibelah, isi buah diambil dan diberikan pada ternak. Dapat pula dibakar terlebih dahulu sebelum dibelah dan diberikan pada ternak.

Buah yang sudah tua sekalipun, jangan dibuang atau dianggap sampah yang sudah tidak berguna. Itu adalah bahan baku pembuatan make up atau produk-produk kecantikan (bahan lulur, dll) yang tidak kalah khasiatnya seperti bahan asal lain untuk produk yang serupa.

Nira (air hasil penyadapan buah lontar) bisa langsung diminum dan diyakini membuat orang merasa kenyang atau tahan lapar, dapat pula dimasak menjadi gula air (cair), gula merah / lempeng (seperti gula jawa), gula semut, kecap manis dan kecap asin juga sebagai bahan baku pembuatan anggur, serta minuman beralkohol lainnya.

Bahan Baku Bangunan

Batang pohon lontar dipakai sebagai bahan baku untuk membangun rumah dan membuat meubeler. Kayu dari batang lontar bagian luar bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman kerap digunakan dalam pembuatan kusen, balok kayu, meja dan kursi yang bernilai artistik.

Daun pohon lontar dibuat berbagai aneka kerajinan anyaman seperti topi Ti’I Langga, tempat penampungan air yang disebut haik, tikar, alat musik sasando dan juga untuk atap rumah tempat tinggal rakyat didaerah pedesaan maupun rumah dalam bentuk kotiks didaerah - daerah obyek wisata. Untuk menyapu halaman rumah yang kotor, tidak perlu kuatir karena tulang daun (lidi) bisa dijadikan sapu lidi.

Tak ketinggalan dari pelepah lontar bisa dibuat tali temali, pagar untuk menghidari masuknya binatang atau ternak pada kebun-kebun rakyat sedangkan serat pelepahnya untuk pembuatan topi haji, pet, topi cowboy, dan lainnya.

Kesehatan

Konon cerita penduduk yang bermukim di sentra-sentra lontar telah memanfaatkan bagian tanaman itu untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Bagian buah tua untuk obat kulit (dermatitis), akar yang terdiri dari ekstrak akar muda untuk melancarkan air seni dan obat cacing. Sedangkan rebusan akar muda (decontion) untuk mengobati penyakit yang terkait dengan pernapasan.

Manfaat bagian bunga lontar atau abu mayang (spadix) dipercaya untuk pengobatan sakit lever. Adapun gula air dipakai sebagai pengawet daging agar disimpan lama juga arang kulit batang digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi, dan rebusan kulit batang ditambah garam, berkhasiat sebagai obat pembersih mulut.

Nira masih bisa dikembangkan untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi seperti etanol, asam asetat dan gliserin. Sangat beralasan karena masyarakat yang melakukan penyulingan nira lontar menghasilkan minuman tradisional (sopi/arak) yang kalau dibakar bisa menyala.

Hal inilah yang menjadi perhatian khusus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Pemerintah Provinsi NTT, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rote Ndao dalam hal pengembangan nira lontar. Tujuannya adalah memproduksi bahan biomedika untuk penyediaan kebutuhan rumah sakit, klinik pengobatan, puskesmas, apotek, laboratorium penelitian, penyedia bahan kimia, dan bioenergi bahan bakar. (Int)

()

Baca Juga

Rekomendasi