Merusak Instrumen Meter Air Dikenakan Sanksi Tegas

PERUSAHAAN Daerah Air Mi­num (PDAM) Tirtanadi Pro­vinsi Su­ma­tera Utara terus me­la­kukan pem­be­nahan guna me­nekan tingkat ke­hi­langan air yang sampai saat ini masih cu­­kup tinggi. Salah satu penye­babnya, ada­lah masih didapati pe­langgan de­ngan sengaja me­la­kukan per­bu­atan merusak in­strumen me­ter air atau me­nyam­­­bung lang­sung  dari pipa dinas/distri­busi.

Untuk meningkatkan kesa­daran dan tanggung jawab pe­lang­­gan perlu dibuat sanksi­nya dan bagi bekas pelanggan yang melakukan pencurian air se­ca­ra berulangkali perlu di­buat sanksi yang lebih berat ka­rena hal tersebut sangat me­ru­gi­kan perusahaan.Hal tersebut dikatakan Ke­pala Divisi Public Relations (Ka­div PR) PDAM Tirta­nadi Provinsi Sumatera Utara, Ir. Am­run menjawab pertanyaan Analisa tentang tindakan tegas  yang akan dilakukan pihaknya kepa­da pelanggan dan bukan pelanggan yang tidak ber­tang­g­ung jawab, Jumat (18/7).

Sanksi akan diberikan bagi pelang­gan, be­kas pelanggan dan bu­kan pe­lang­gan yang me­la­ku­kan per­buatan merusak in­strumen me­ter, me­nyam­bung lang­sung  da­ri pipa dinas/dis­tri­busi, me­nyam­­bung secara tidak sah be­kas pe­lang­gan dan penyambu­ngan secara tidak sah lainnya.

Amrun  menjelaskan, yang di­mak­sud merusak instrumen meter adalah, me­motong/me­ngikis daun kipas meter atau membuangnya sama sekali, ben­­da lain dimasukkan ke da­lam blok ki­pas atau lubang ki­­pas meter diganjal dengan ben­­da lain, tiang gronstip dise­tel ke atas/ke bawah atau di­gan­­jal de­ngan benda lain yang meng­akibatkan me­ter mati atau jalan meter tidak normal.

Kemudian, menambah/me­ma­suk­kan kawat lewat pipa mengganjal kipas meter, blok meter dirusak atau saringan me­ter tidak ada (dibuang),  pe­ngikat mesin meter dirusak ser­­ta dihilangkan sama sekali, mag­nit meter dirusak atau ti­dak ada dibuang sama sekali, seki­tar meter dilengkapi mag­nit la­in yang mengakibatkan jalan meter lambat atau mati sama sekali.

Selanjutnya, membalikkan meter yang mengakibatkan stand meter mun­dur dan tekor, kaca meter dilubangi untuk meng­­ganjal angka meter de­ngan benda lain, mengga­bung­­­kan air lain seperti su­mur/su­mur bor dengan air PD­AM Tir­ta­nadi dengan meng­gu­nakan mesin peng­hisap/pe­nolak yang meng­aki­batkan ang­­ka me­ter menjadi mun­dur, dan me­rubah/merusak instru­men meter lain­nya yang ada di da­lam meter.

Sementara yang dimaksud dengan menyambung lang­sung adalah meng­hu­bungkan instalasi pipa dalam ke pipa dinas sebelum meter atau lang­­­­sung ke pipa distribusi, ujar Amrun.

Penyambungan secara ti­dak sah lainnya, adalah pe­nyam­bungan yang dilakukan oleh bekas pelanggan yang ali­ran air minumnya telah dipu­tus karena tunggakan rekening air, ang­suran pasang baru, ka­sus menyambung lang­sung dan kasus lainnya. Dan pe­nyam­bu­­ngan secara tidak sah lainnya yakni pe­­nyambu­ngan yang dilakukan oleh pe­lang­gan PDAM Tirtanadi yang me­ng­­aki­­batkan kerugian pe­rusaha­an.

Pemutusan Sementara

Menurut Amrun, apabila pe­langgan didapati melaku­kan perbuatan merusak in­stru­men meter/menyambung se­ca­ra tidak sah seperti yang di­te­tapkan pada keputusan ini, maka kepada pelanggan dike­nakan sanksi, yakni pipa dinas diputus/dibongkar, meter air diangkat dan hubungan seba­gai pelanggan se­men­tara dipu­tus.

Pemutusan sementara da­pat di­sam­bung kembali sete­lah ada persetujuan di­reksi, atas permohonan sebelumnya dari pelanggan tersebut. Se­telah ada per­se­tujuan direksi, aliran air dapat disambung dan dikenakan biaya de­ngan mem­bayar di kas perusahaan

Pelanggan yang merusak in­strumen meter dikenakan biaya ganti meter dengan uku­ran dan harga yang berlaku sa­at ini, biaya bongkar pipa/pe­nutupan lubang bor sebesar Rp 160.000, biaya sambungan kembali sesuai dengan pera­turan yang berlaku, denda se­besar (3m3/hari x 30 hari x 12 bulan x tarif tertinggi dalam golongannya).

Sedangkan bagi yang me­nyambung langsung dari pipa dinas/distribusi dikenakan bi­aya, yakni biaya ganti meter de­ngan ukuran dan harga yang berlaku saat ini , biaya bongkar pipa/penutupan lubang bor se­besar Rp 200.000, biaya sam­bu­ngan kembali sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini, denda sebesar (4m3/hari x 30 hari x 12 bulan x tarif ter­ting­gi dalam golongannya).

“Biaya penyambungan ter­sebut hanya berlaku dalam ba­tas waktu 60 hari terhitung se­jak tanggal pemutusan. Apa­bila lewat batas waktu tersebut maka biaya penyambungan di­hi­tung seperti biaya penyam­bu­ngan baru,” tegas Am­run.

Apabila bekas pelanggan didapati melakukan penyam­bungan aliran air minum yang telah diputus akibat tung­gakan re­kening, angsuran pasang ba­ru, rumah kosong/dibongkar, atas per­min­taan sendiri me­nyam­bung se­ca­ra tidak sah, di­kena­kan sanksi yakni pipa di­nas/pipa penyambungan di­bong­kar, pe­nu­tu­pan lubang bor de­ngan cara dicor dengan bahan beton.

Penyambungan Kembali

Jika yang bersangkutan me­n­gingin­kan penyambungan kembali dapat mengajukan per­­mohonan secara ter­tu­lis dan atas persetujuan direksi, aliran air dapat disambung kem­­bali dan untuk ini dikena­kan biaya berupa denda dihi­tung se­jak tanggal pemutusan perta­ma sampai pemutusan ter­akhir.

Adapun biaya yang dikena­kan adalah  melunasi seluruh tunggakan re­kening, biaya sam­­bungan kembali se­suai de­ngan peraturan yang berlaku da­lam batas waktu 60 hari ter­hitung sejak tanggal pemu­tu­san. Apabila lewat batas wak­­tu 60 hari maka biaya pe­nyam­bungan dihitung seperti biaya pe­nyam­bungan baru, mem­ba­yar denda sebesar 2m3/hari x waktu pemutusan perta­ma sam­­pai pemutusan ter­akhir x tarif tertinggi dalam go­lo­ng­an­nya.

Sementara apabila bukan pe­langgan didapati melaku­kan penyambungan aliran air mi­num secara tidak sah de­ngan cara sambung langsung dari pipa dis­tribusi/transmisi dike­nakan sanksi : semua pera­latan pipa dan lainnya yang meng­alir­kan air minum ke ru­mah yang bersangkutan di­bongkar dan disita untuk PD­AM Tirta­nadi, membayar bi­aya bongkar penyambungan lang­sung dan perbaikan kem­bali berkas pe­nge­boran tidak sah sebesar Rp 200.000, dan den­da sebesar (6m3/hari x 30 hari x 12 bulan x tarif tertinggi men­urut golo­ngannya).

Jika pada kawasan tersebut me­mung­kinkan untuk sambu­ngan air minum yang bersang­kutan dapat me­nga­jukan per­mo­honan menjadi pe­lang­gan dan atas per­se­tu­juan direksi da­pat di­terima se­bagai pe­lang­­gan. Kepada yang bersang­ku­tan dikenakan biaya sambu­ng­an baru air minum ditambah mem­­­­b­ayar  sesuai dengan yang telah ditetapkan.

“Di dalam ka­sus tertentu di mana cabang PD­AM Tirtanadi sulit dalam menerapkan per­aturan, cabang dapat langsung melaporkan ke­pa­da pihak ke­polisian,” tegas Amrun.

Di luar sanksi yang telah di­­te­tapkan, tambah Amrun, ba­gi pe­langgan mau­pun bekas pelang­gan/bu­kan pelanggan yang masih me­la­kukan pe­nyam­­bungan secara tidak sah (pencurian air) yang kedua ka­li­nya, maka atas per­tim­bangan direksi dapat dite­tapkan sanksi lain seperti dila­porkan ke pihak kepolisian.

Untuk menghindari sanksi dan di­la­por­kan ke pihak ke­poli­sian, Amrun mengimbau, para pe­langgan maupun bekas pelang­gan/bu­kan pelanggan tidak melakukan per­buatan me­­rusak in­strumen me­ter, me­nyambung langsung  da­ri pipa dinas/dis­tri­busi,  dan penyam­bu­ngan secara tidak sah lain­nya.

“Kami terus melakukan pe­mantauan di lapangan agar pe­ru­sa­haan tidak terus me­rugi aki­bat tindakan ilegal pe­lang­gan mau­pun bekas pelang­gan/bu­kan pe­lang­gan, sehingga   me­nye­babkan ke­hi­la­ngan air PDAM Tirtanadi,”  tegas Am­run. (zulmaidi)

()

Baca Juga

Rekomendasi