Timphan, Makanan Orang Aceh di Hariraya

Oleh: Reza Fahlevi. “UROE goet buluen goet, timphan ma peugoet beumeuteume rasa” (Hari baik, bulan baik, kue timphan ibu yang buat harus bisa kurasakan). Itu merupakan sebuah pantun Aceh yang mengisyaratkan kepada seorang anak di perantauan atau jauh dari orang tuanya.

Pantun itu cocok ketika menjelang hariraya Islam, seperti Idulfitri dan Idul Adha, untuk mengingatkan seseorang yang berada di perantauan karena kue timphan yang merupakan penganan khas Aceh itu selalu disuguhkan di hampir setiap rumah. Jadi, seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan yang berada di perantauan, pasti teringat timphan buatan orang tuanya saat Lebaran.

Dari pantun itu dapat diartikan, bisa mencicipi timphan buatan ibu juga bisa kita artikan menemui orang tua yang sudah lama tidak bertemu. Apalagi, Lebaran merupakan momentum saling memaafkan. 

Maka, timphan hanya bisa dikatakan sebuah simbol atau pesan agar seorang anak mengingat orang tuanya dan berkumpul dengan sanak keluarganya, atau bisa menikmati hidangan masakan orang tuanya.

Berbicara soal timphan, mungkin tidak asing lagi bagi orang Aceh, Bahkan, kue yang dihidangkan saat-saat hari baik kepada tetamu itu sudah dikenal oleh orang dari luar Aceh. Karena, setelah mencicipinya sepotong, akan selalu teringat dengan rasanya yang menggiurkan.

Teksturnya lembek, bentuknya seperti pulut yang dibungkus, tapi dengan daun pisang muda berisi srikaya atau kelapa manis. Kue yang ukurannya hanya sebesar jari ibu orang dewasa itu juga sering dihidangkan saat acara kenduri (pesta) dan arisan.

Untuk pembuatan kue itu, harus pandai cara meraciknya supaya saat matang tidak lengket. Timphan yang berbahan utamanya tepung ketan saat mengaduknya menjadi adonan ada yang dicampur dengan buah labu kuning, pisang raja atau pisang wak, bahkan durian. Semua tergantung selera. 

Bahan untuk adonan lainnya, garam secukupnya, santan, serta mentega agar saat matang nanti tidak lengket dan kenyal. Lalu campuran bahan itupun diaduk secara perlahan-lahan.

“Proses mengaduk adonannya jangan sampai keras,” kata seorang ibu rumah tangga di Gampong (desa) Teungoh Baroh, Kecamatan Peukan Baro, Pidie, Amaliah (51), yang sering membuat timphan saat Lebaran.

Setelah adonan diaduk hingga rata, baru isi timphan disiapkan. Ada kelapa manis, kelapa yang belum terlalu tua. Kelapanya diparut dan dicampur nangka, daun pandan dan gula pasir. Lalu diseuh hingga matang.

Isi timphan yang lainnya adalah asoe kaya (srikaya) yang berbahan telur, santan, tepung ketan, daun pandan dan gula pasir. Juga diseduh dan diaduk hingga matang.

Setelah itu siapkan daun pisang muda. Adonan diletakkan di atas daun pisang yang sudah diolesi minyak goring hingga berbentuk bulat tipis. Isikan srikaya atau kelapa manis lalu digulung dengan dibungkus dengan daun pisang. Baru dikukus sekitar 45 menit hingga matang.

Untuk takaran dan jumlah timphan yang hendak dibuat tergantung selera. “Itu tergantung selera seseorang, mau buatnya berapa banyak,” kata Amaliah, yang membuat sekitar 60 potong timphan saat Lebaran.

Menurutnya, timphan yang ada di Aceh tidak sama rasanya. “Ada yang berbeda. Kadang ada yang tidak menambahkan mentega. 

Resep penambahan mentega itu saya dapatkan dari Langsa,” tuturnya yang menganjurkan setiap ibu rumah tangga lainnya agar menambahkan mentega agar rasanya lebih gurih dan tidak lengket.

Bagi kaum ibu di Aceh, belum lengkap rasanya jika tidak menyajikan kue tradisional Aceh itu kepada tamunya saat Lebaran tiba walaupun sudah banyak menu lainnya, seperti kue kering dan lontong. Apalagi, timphan bisa disimpan hingga seminggu.

“Ya, ini mungkin juga sudah menjadi tradisi orang Aceh,” sebutnya.

Maka, jangan heran jika timphan akan selalu diingat orang Aceh di perantauan menjelang hariraya. Apalagi buatan orang tuanya yang bisa membuat kerinduan itu selalu ada untuk sang ibu di saat mengingat masakannya.

Namun, timphan kini juga sudah diketahui masyarakat luas di luar Aceh. Sehingga setiap orang yang datang ke Aceh, mungkin belum lengkap rasanya bila belujm mencicipi penganan ini. Timphan juga bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga.

()

Baca Juga

Rekomendasi