Cerpen

Liburan ke Kolam Pancing

Oleh: Rosni Lim. Feri senang sekali. Hari ini hari Minggu, bertepatan dengan liburan panjang sekolah. Rencananya pagi ini dia akan pergi ke kolam pancing bersama Nenek, Paman, Bibi, dan Sela­anak Bibi. Tentu saja Papa dan Mama juga ikut, mereka menumpang di mobil Paman.

Pagi-pagi sekali Feri sudah bangun dan mandi lalu sarapan. Seolah tak sabar, dia terus bertanya pada mamanya pukul berapa baru berangkat. Mereka sedang menunggu mobil Paman yang akan datang menjemput.

“Tunggu sebentar lagi, Fer, mungkin setengah jam lagi baru berangkat. Bibi Santi ‘kan harus bersiap-siap dulu memandikan Sela dan menyuapinya makan. Karena perjalanan ke kolam pancing cukup jauh, maka anak-anak harus sarapan dulu supaya tidak mual atau pusing nanti waktu di dalam mobil,” jawab mamanya.

“Iyalah, Ma,” kata Feri sambil berjalan menuju kursi santai di depan tv. Menunggu jemputan, Feri membuka tv dan menonton film kartun.

Rasanya lega sekali, karena selama 10 hari ini dia telah belajar keras menghadapi ujian kenaikan kelas. Sepuluh mata pelajaran telah diujikan. Setelah ujian selesai, tinggal menunggu hasil ujian yaitu saat pembagian rapor.

“Kring-kring-kring-kring-kring…,” suara telepon berdering dari dalam kamar tidur. Feri bergegas bangkit dari kursi dan masuk ke kamar lalu mengangkat gagang telepon.

“Halo?” sapa Feri dengan suaranya yang imut-imut dan lucu.

“Halo, Feri ya?” terdengar sahutan di seberang sana. “Ini Nenek, Fer. Feri sudah siap mandi dan sarapan? Mama dan Papa sudah siap belum? Lima belas menit lagi mobil akan datang menjemput, beritahu Mama ya?”

“Okay, Nek!” jawab Feri semangat. “Aku akan beritahu Mama segera!”

“Baiklah kalau begitu, dah-dah, Feri,” kata Nenek.

“Iya, Nek! Sampai ketemu lagi!” balas Feri, menutup gagang telepon.

Tak lama kemudian mobil datang menjemput. Mobil dibawa Paman menyusuri jalan besar yang cukup panjang; setelah hampir satu jam, mobil dibelokkan menuju ke arah kolam pancing yang terletak di desa.

Feri sudah pernah datang ke kolam pancing ini dua kali. Ini kali yang ketiga. Dia ingat suasana di sana sangat menyenangkan, karena ada kolam air yang penuh dengan ikan di dalamnya, juga ada pondok-pondok tempat memancing dan mereka juga selalu makan berjenis-jenis seafood, seperti: ikan, udang, kepiting, dan cumi-cumi. Mereka juga minum es markisa yang segar, cocok sekali untuk menghilangkan rasa pedas dan dahaga setelah menyantap semua jenis makanan itu.

Setelah mobil sampai di daerah kolam pancing, Paman memarkirkan di tempat parkir. Feri turun dengan gembira dan bergegas menuju ke kolam. Tak lupa dia mengajak Sela untuk ikut bersamanya melihat keindahan kolam. Sinar matahari yang menyentuh permukaannya membiaskan kilau indah yang membuat mata terpukau.

Paman sibuk memesan pondok sebagai tempat istirahat mereka selama berada di sana. Nenek, Paman, Bibi, Papa dan Mama duduk di dalam pondok sambil berbincang-bincang dan tertawa bersama.

Setelah agak siang, nasi dan lauk-pauk yang dipesan pun diantarkan ke dalam pondok. Feri dan Sela berlari menuju pondok dan mereka bersama-sama makan dengan lahap.

Sehabis makan, Feri melihat orang memancing ikan. “Wow, ikannya besar sekali, Ma!” serunya pada mamanya yang berdiri di sampingnya.

“Iya, Fer, setidaknya itu ada 9 atau 10 kg kalau ditimbang nanti.”

“Apakah ikan yang berhasil dipancing itu boleh dibawa pulang, Ma?” tanya Feri ingin tahu.

“Boleh, Fer, tapi mereka harus membayar dulu kepada pemilik kolam pancing harga ikan itu dikalikan dengan jumlah kg-nya.”

“Oh, aku pikir gratis, Ma, hahaha…,” kata Feri.

Hari beranjak sore. Mama memotret Feri dan Sela yang disuruh bergaya di tepi kolam. Mereka duduk di ayunan dan bermain dengan riangnya.

Menjelang senja, mereka sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing. Mobil pun dijalankan Paman menuju ke arah Medan.

* * *

()

Baca Juga

Rekomendasi