Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn. Penulis mengenal Nyoman Gunarso sewaktu studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pertengahan tahun 1980an, hingga tahun 1990an. Dia seorang seniman sekaligus dosen senilukis di institusi tersebut. Caranya mengajar sangat disukai oleh mahasiswanya. Dia dosen yang mampu membakar semangat mahasiswanya, tidak sekedar dengan kata-kata juga dengan perbuatan. Setiap kali ada kegiatan melukis di alam terbuka, Nyoman sebagai dosen pembimbing selalu hadir di antara mahasiswanya.
Pembawaannya yang santai, suka humor dan selalu gembira menyenangkan banyak orang. Sebagai pelukis, dia sangat produktif dan berhasil secara finansial. Sejumlah galeri lukisan didirikan di Yogyakarta maupun di Bali. Setelah cukup lama tinggal di Yogyakarta, Nyoman kini tinggal di Bali. Dia terus produktif berkarya, sambil mengelola sejumlah galeri yang didirikannya.
Pameran lukisan di sejumlah negara sering dilaksanakannya. Kesibukannya sebagai seniman membuat Nyoman tidak bisa lagi berbagi kegiatan dalam dua profesi. Sebagai pengajar sekaligus sebagai pelukis profesional.
Nyoman akhirnya memutuskan untuk menjalani profesi senilukis secara total. Dia mengundurkan diri sebagai dosen. Banyak orang di lingkungan akademis merasa kehilangan sosok pendidik seperti Nyoman. Sosok yang selalu gembira dan gigih. Kehadirannya mampu membakar semangat orang-orang di sekitarnya. Kolega maupun mahasiswanya termotivasi untuk selalu berkarya.
Lukisan-lukisannya mengekspresikan penari Bali yang lincah dan gemulai. Seperti gerakan penari, goresan kuas Nyoman di atas kanvas juga menunjukkan kelincahan dan keluwesan. Goresan warna tersusun secara spontan, namun tampak harmonis. Goresan warna dari kuasnya membentuk figur penari Bali yang anggun dan molek. Kombinasi garis tebal, sedang, dan tipis dalam lukisannya seperti gerakan penari yang dia lukis.
Warna-warna lukisannya ada yang polikromatis dan monokromatis. Kadang ada banyak warna pada lukisannya, namun kadang hanya didominasi warna tertentu saja. Unsur-unsur piktorial lukisannya berupa garis, warna, titik dan tekstur tebal. Lukisannya kaya dengan nuansa warna, kombinasi warna terang dan gelap terekspresikan secara bergantian seperti warna-warni cahaya matahari menerobos dedaunan pohon. Keindahan lukisannya seolah mengekspresikan penghayatannya terhadap keindahan alam semesta.
Ciri khas lain lukisan Nyoman adalah bingkainya. Bingkainya merupakan perluasan dari kanvas yang dilukis. Bingkainya lebar dan diukir dengan motif penari Bali. Kemampuannya menyatukan lukisan dengan bingkai yang khas dan unik menjadikan lukisannya tampak beda. Perbedaan tampak nyata jika dibandingkan dengan lukisan karya pelukis lain. Cara dia memilih bingkai dan mengombinasikan dengan lukisan, menginspirasi para mahasiswanya. Mereka yang pernah belajar padanya, pasti mepertimbangkan bingkai unik untuk memperindah lukisannya.
Lukisan-lukisannya dikoleksi oleh kolektor-kolektor dari dalam maupun dari manca negara. Penari Bali yang memesona tidak hanya bisa dilihat saat pertunjukan, juga bisa dinikmati dalam bentuk lukisan. Nyoman melalui lukisan-lukisan penari Balinya menebarkan keindahan ke segala penjuru dunia.
Penulis dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara