Ini Medan Bung! Tiada Hari (Tanpa) Kejahatan

Oleh: Drs. Gustap Marpaung, SH. Tidak diduga sebelumnya jika Jum’at malam, 29 Agustus 2014 sekitar pukul 21.00 Wib rumah keluarga penulis dimasuki maling. Pukul 21.00 Wib belum larut malam, apa lagi dinihari sehingga tidak disangka “tamu tidak diundang” datang berkunjung ke rumah. Malam itu “tamu tidak diundang” berhasil sampai ke dalam kamar tidur mengambil kalung emas di lemari, mengambil dua unit laptop dan satu unit blackberry di meja tulis.

Ternyata dalam suasana rumah berpenghuni saja maling yang diduga dua orang itu berani masuk melalui pintu belakang rumah yang tidak dikunci sebab belum larut malam dan di dalam rumah ramai penghuninya.

Kejahatan memang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja selama ada kesempatan dan niat dari yang melakukan kejahatan. Waspadalah! Hal ini yang tepat karena memang keamanan saat ini menjadi “barang” mahal. 

Ini Medan Bung! Boleh dikatakan satu warning atau peringatan kepada penduduk Kota Medan. Ungkapan yang berkonotasi negatif yakni harus selalu berhati-hati, harus selalu waspada karena kondisi Kota Medan waktu itu tidak aman.

Dahulu tahun 70-an, Terminal Sambu Pusat Pasar menjadi lokasi kejahatan. Tukang copet  dan perampok yang menodongkan pisau ke perut. Ini Medan, Bung! Satu ungkapan yang menggambarkan suasana Terminal Sambu dan sekitarnya. Selalu awas dan berhati-hati karena pada siang hari di tengah keramaian orang di Terminal Sambu, bisa saja dompet di saku celana berpindah tempat. Jam tangan atau arloji di tangan terlepas dan dilarikan orang yang melepaskannya.

Luar biasa. Kita (Anda) yang terkejut jam tangan terlepas dari pergelangan tangan, lalu menjerit, “Copet… Copet… Copet!” Jangan harap ada yang membantu Anda untuk menangkap sang pencopet. Orang di sekitar kita (Anda) hanya memandang saja, melihat Anda (Kita) yang kena copet. 

Kala itu Terminal Sambu dan sekitarnya menjadi lokasi kejahatan, hampir semua lokasi di Terminal Sambu rawan tindak kejahatan. Sang pencopet bereaksi, di sela-sela keramaian orang yang lalulalang, di keramaian orang menyaksikan Tukang Koyok beraksi, di dalam Sudaco atau Bemo bisa saja kena copet. Tidak kenal waktu, baik pagi hari, siang hari, sore hari, apa lagi malam hari.

Ini Medan, Bung! Suasana yang tidak aman ini mengungkapkan ungkapan Ini Medan, Bung! Suasana Ini Medan Bung! Diabadikan dalam Film “Pencopet” yang lokasi shooting di Jalan Bali simpang Jalan Veteran di kawasan Terminal Sambu.

Film dengan aktor Sopan Sopian dan aktris Widyawati ini pada era tahun 70-an menceritakan tentang seorang perantau dari Jakarta pulang ke kampungnya di Padangsidimpuan  Tapanuli Selatan, kena copet di Kota Medan.

Ini Medan, Bung! Tahun 70-an sampai dengan tahun 80-an. Kemudian tahun 90-an, Ini Medan, Bung! berganti suasana. Kota Medan aman dari tindak kejahatan. Aman bagi penghuni dan bagi pendatang ke Kota Medan.

Kembali Era Tahun 80-an

Beberapa hari lalu sebelum rumah penulis dimasuki maling melintasi kawasan Terminal Sambu, teringat suasana tahun 1979. Ternyata suasananya sudah berubah. Tidak seperti dahulu lagi. Namun, setiap hari di surat kabar terbitan Medan Sumatera Utara memberitakan peristiwa tindak kejahatan yang terjadi di Kota Medan dan sekitarnya.

Ini Medan, Bung! Sebuah ungkapan yang penuh makna buat Kota Medan, baik makna negatif maupun makna positif. Hari ini ungkapan Ini Medan, Bung! Sudah jarang diucapkan orang meskipun belum hilang sepenuhnya.

Kini tahun 2010-an, khususnya pada tahun 2014 ini tingkat kejahatan semakin meningkat di Kota Medan sekitarnya. Kondisinya seperti tahun 70-an dan tahun 80-an seperti terulang kembali. Banyak sudah masyarakat yang menjadi korban akibat kondisi Kota Medan yang tidak aman lagi.

Banyak faktor menyebabkan terjadinya tindak kejahatan di Kota Medan dan juga kota-kota besar lainnya di Indonesia. Pertama faktor ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian faktor beredarnya narkoba secara mudah, adanya jaringan pelaku kejahatan pencurian kenderaan bermotor dan lemahnya pengamanan dari pihak keamanan.

Lemahnya pengamanan dari pihak keamanan dan hukuman yang diberikan membuat tindak kejahatan terus meningkat sebab pengamanan kurang dan hukuman belum memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan.

Lantas, akar masalah yang memicu tindak kejahatan belum dapat dituntaskan yakni pengedaran narkoba yang belum bisa diputus, terus berkembang dengan jaringan yang semakin luas.

Meningkatkan pengamanan dibutuhkan tindakan tegas dengan hukuman yang memiliki efek jera dengan dukungan penuh dari semua lapisan masyarakat sehingga pihak kepolisian dapat bertindak cepat dan tepat dalam menindak para pelaku kejahatan.

Persoalan kejahatan dan keamanan menjadi persoalan bersama oleh semua pihak karena keamanan baru bisa tercipta bila semua pihak turut aktif menanggulanginya. Keamanan tugas dan tanggungjawab polisi dan masyarakat membantu polisi dalam menindak kejahatan.

Masyarakat harus mendukung dengan ikut berpartisipasi membantu kepolisian dalam memerangi kejahatan, selalu meningkatkan kewaspadaan, selalu tanggap dan memberikan informasi kepada pihak kepolisian tentang tindak kejahatan yang terjadi maupun yang berpeluang terjadi tindak kejahatan.

Jika tahun 70-an dan tahun 80-an tindak kejahatan terjadi di Pusat Pasar Terminal Sambu, akan tetapi kini hampir merata pada semua daerah di Kota Medan meskipun pada lokasi tertentu tindak kejahatannya lebih tinggi seperti Jalan Lingkar Luar (Outer Ringroad) Medan, daerah Sunggal, daerah Monginsidi, Jalan Sakti Lubis, Jalan Brigjend Katamso, Jalan Iskandar Muda, Jalan Wiliam Iskandar, Jalan Letda Sudjono sampai ke perbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang. Kawasan Jalan Jamin Ginting sampai ke daerah tempat tinggal penulis di kawasan Rumah Sakit Adam Malik, Jalan Asia, Jalan Wahidin, Jalan Cokroaminoto dan lainnya.

Tindak kejahatan semakin tinggi karena masih kurang maksimal kinerja pihak Kepolisian dalam memberikan pengamanan kepada masyarakat karena sangat minim polisi melakukan patroli pada semua kecamatan yang ada di Kota Medan. Sebaiknya dari setiap Polisi Sektor (Polsek) melakukan patroli di wilayah sektornya.

Begitu juga dengan tindak kejahatan di jalan raya, para perampok dengan berani merampas barang-barang berharga yang dimiliki para pengendara kendaraan. Para pelaku kejahatan dengan berani merampas sepeda motor yang dikendarai para pengendara di jalan raya. 

Hal ini karena pos-pos Polisi yang ada di tepi jalan lebih sering kosong daripada ada petugas yang berjaga di pos Polisi itu. Seharusnya pos Polisi yang itu selalu ada petugas yang bertugas sehingga tindak kejahatan perampokan di jalan raya dapat diminimalkan atau ditiadakan.

Penegakan hukum dari pihak kepolisian harus lebih tegas, jangan karena menilai kerugian yang dialami korban kecil pihak kepolisian kurang serius menanganinya sehingga para korban kejahatan yang membuat pengaduan kepada pihak kepolisian menjadi kecewa.

Seharusnya tidak begitu sehingga tindak kejahatan yang terjadi bisa dihentikan dan akibat adanya kesan pembiaran karena korban yang mengadu dinilai masih kecil oleh pihak kepolisian akhirnya tindak kejahatan yang awalnya kecil menjadi besar.

Kini perampok sudah sangat serius karena tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya. Hal ini berhubungan dengan penegakan hukum yang belum serius kepada tindak kejahatan yang dinilai masih kecil nilai kejahatannya.

Kembali Era Tahun 90-an

Ini Medan Bung seharusnya kembali kepada era tahun 90-an yakni kondisi Kota Medan yang cenderung aman. Solusinya membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya sehingga masyarakat tidak sulit mendapatkan pekerjaan. 

Kini mencari pekerjaan di Kota Medan tidak mudah karena lapangan pekerjaan yang tersedia sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah pencari kerja. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan membuat jumlah pengangguran menjadi besar maka terbuka peluang melakukan tindak kejahatan.

Disamping itu solusi lain mengatasi tindak pencurian, perampokan di Kota Medan dibutuhkan tindakan tegas dari aparat keamanan dengan bekerja sama semua pihak yakni semua lapisan masyarakat, TNI, Polri dan Pemerintah Daerah Kota Medan. ***

Penulis adalah alumnus Fisip USU Medan dan FH Univ Langlang Buana Bandung.

()

Baca Juga

Rekomendasi