Ajarkan Anak Soal Keuangan Sejak Dini

Oleh : Zulnaidi

Sri Wahyuni (37) berdiri di teras rumahnya. Dia menerima uluran tangan anaknya, Akmal Albaniy (4,5 tahun) yang ingin salaman. “Hati-hati ya, nak! Belajar yang bagus. Baik budi di sekolah. Jangan lupa kasih buku tabungannya sama Bu Rahmah!” tutur Yuni. “Ya, Umi,” jawab Akmal.

Sudah dua bulan ini Akmal sekolah di TK A di Yayasan Pendidikan As Syifa, Jalan Bajak II, Gang Coklat, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas. 

Awalnya dia diantar dan ditunggu ibunya. Namun, belakangan ini, Akmal sudah mandiri. Dia malah meminta ibunya tidak perlu menunggu lagi. Jadi, setelah diantar ayahnya ke sekolah, dia terus bergabung bersama teman dan gurunya.

“Sekolahnya cukup bagus. Para guru terlihat bersemangat dan memberikan teladan yang baik kepada anak. Mereka menyambut anak dengan ramah. Mereka sepertinya mengerti pendidikan karakter, baik untuk budi pekerti, pentingnya arti kesehatan, olahraga hingga soal keberagamaan. Bahkan, mereka mengajarkan anak pentingnya arti menabung,” ujar Yuni usai melepas anaknya sekolah.

Menurut Yuni, sebenarnya anaknya tersebut belum begitu mengerti soal uang. Namun, sistem menabung di sekolah tersebut telah mengajarkan anak mengenal dan memahami soal keuangan (finansial). Cara itu, mendidik anak bagaimana dia kelak bisa mengelola keuangan. Menabung, merupakan salah satu cara hidup yang bagus.

“Sebenarnya saya di rumah juga membuatkan celengan untuk anak-anak. Kalau ada uang logam, saya berikan kepada anak agar dia masukkan ke celengan. Terkadang, tidak sampai penuh sudah dibuka. Soalnya mereka ingin tahu berapa banyak jumlahnya. Mereka sangat senang melihatnya. Bukan itu saja, saya juga sering membawa anak ke bank. Biar mereka mengerti aktivitas soal keuangan,” jelas Yuni lagi.

Sebagai ibu rumah tangga, Yuni mengaku, berusaha memberikan segala pendidikan demi masa depan anaknya kelak. Karena, anak akan hidup dengan tantangan yang beragam. Anak-anak harus mengerti banyak hal, termasuk soal mengelola keuangan. Tapi, karena usianya yang masih kecil, pendidikan tentang uang diberikan sebatas pemahaman dan usia mereka.

“Saya juga terkadang membawa anak ke swalayan. Saya biarkan mereka memilih barang-barang kesukaan. Akan tetapi saya arahkan agar mereka memilih sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan. Biasanya mereka mengerti dan memilih makanan yang paling mereka inginkan. Ini saya kira penting untuk meransang anak agar mengerti arti prioritas kebutuhan,” ucapnya.

Poin Penting

Apa yang dilakukan Yuni beberapa poin penting dalam memberikan pendidikan keuangan sejak dini kepada anak. Walaupun pada umumnya, orang tua jarang mengajarkan anak mereka tentang keuangan.  Sebagaimana berita yang dikutip dari Antaranews.com, hal ini sudah dibuktikan dalam penelitian baru yang menemukan fakta bahwa orang tua lebih banyak mengajarkan anaknya bersikap baik dan mendapat nilai akademis tinggi daripada memberitahu cara menabung yang benar.

Orangtua merasa bahwa ajaran tentang makan yang benar, meraih nilai akademis, menghindari obat terlarang, alkohol, dan merokok lebih penting daripada mengajarkan anaknya mengatur uang. Biasanya orang tua menunggu hingga anaknya berumur 10 tahun ke atas sebelum membicarakan tentang uang dan menabung.

"Menurut penelitian kami, orang tua lebih peduli tentang sopan santun anaknya daripada mengatur keuangan anak," kata Ernie Almonte, Ketua Penelitian yang juga Wakil dari American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dari National CPA Financial Literacy Commission dalam berita tersebut.

Hasil penelitian itu mengungkapkan, hanya 30 persen orang tua mengaku tidak pernah atau jarang membicarakan perihal uang bersama anak-anaknya. Hanya 13 persen orang tua membicarakan masalah keuangan sehari-hari. Namun, 67 persen orang tua merasa mereka punya ilmu tentang keuangan sehingga bisa mengajari anak-anaknya tentang menabung.

Jadi, pendidikan tentang keuangan sebenarnya bagian penting dalam mendidik anak. Tidak salah kalau sejak dini anak diajarkan mengelola keuangan. Dalam hal ini, mengajarkan anak menabung tidak saja mendidik anak memahami pentingya arti menabung dalam mengelola keuangan, tapi juga mendidik anak tentang arti pentingya kesabaran. Kesabaran ini bagian dari karakter yang harus diwariskan pada anak.

Seperti dikatakan Gutama, Sekretaris Ditjen Paudni Kemdikbud, dalam tulisannya tentang Pendidikan Anak Usia Dini, (perpustakaan kemendiknas.go.id), saat usia dini, lebih mudah membentuk karakter anak. Sebab, ia lebih cepat menyerap perilaku dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini, perkembangan mental berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu, lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang positif.

Pengalaman anak pada tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah ia akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya. 

()

Baca Juga

Rekomendasi