Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn. Lukisan potret (portrait) biasanya melukiskan orang (bagian wajah, hingga torso/dada). Kadang ada juga lukisan potret yang melukiskan wajah atau kepala saja. Lukisan potret umumnya melukiskan wajah dari depan, agak menyamping atau dari samping.
Lukisan potret paling terkenal adalah lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci yang dilukis pada abad 15. Lukisan yang dipajang di museum Louvre Prancis ini, terkenal dengan senyum misteriusnya. Senyum Monalisa membuat penasaran banyak orang karena tidak dapat ditebak maknanya.
Zaman dahulu para raja dan keluarganya sering direpresentasikan dalam bentuk lukisan potret. Mereka sering menjadi objek lukisan potret, karena mereka adalah patron para seniman.
Setelah sistem aristokrasi runtuh dan diganti dengan sistem kekuasaan republik, para aristokrat tidak lagi menjadi patron para pelukis. Setelah keruntuhan sistem aristokrasi, patron pelukis adalah masyarakat biasa pecinta seni. Mereka bisa jadi pejabat pemerintahan, pedagang, hingga petani.
Di era ini lukisan potret mulai merepresentasikan masyarakat biasa. Seniman memiliki kebebasan penuh untuk menciptakan lukisan potret. Pelukis realis bahkan melukiskan wajah-wajah rakyat jelata. Lukisan potret kadang mengekspresikan wajah sesorang dalam keadaan tenang. Mata menatap ke depan dan bibir tertutup, kadangkala tampak sedikit senyum. Ada juga lukisan potret yang mengekspresikan wajah dengan emosi tertentu, seperti wajah tampak sedih, senang, marah, dan sebagainya.
Selain itu, para pelukis juga memiliki kebiasaan melukiskan wajah mereka sendiri yang disebut dengan istilah lukisan potret diri (self portrait). Para pelukis maestro pun banyak yang melukiskan wajah mereka sendiri di atas kanvas. Lukisan potret diri mereka biasanya diungkapkan sesuai dengan corak lukisan yang diciptakannya. Pelukis impresionis melukiskan potret diri mereka dengan corak impresionis, pelukis ekspresionis melukiskan potret diri mereka dengan corak ekspresionis, demikian juga pelukis dengan corak lainnya.
Di Indonesia, pelukis Affandi adalah pelukis maestro ekspresionis yang paling sering melukiskan wajah dirinya. Lukisan potret dirinya diciptakan puluhan kali dengan corak ekspresionisnya.
Di luar negeri, pelukis Belanda Rembrandt van Rijn juga sering melukiskan wajah dirinya. Berbagai lukisan potret dirinya diciptakan berulangkali sejak usia muda hingga tua. Pelukis lainnya yang juga sering menciptakan lukisan potret diri adalah Vincent van Gogh. Para pelukis maestro seringkali melukiskan wajahnya sendiri dengan berbagai ekspresi wajah.
Lukisan potret dapat merepresentasikan kondisi fisik, psikologis dan sosial orang yang dilukis. Lukisan potret yang baik mampu mengungkapkan kondisi-kondisi itu. Lukisan potret diri Vincent van Gogh dan lukisan potret diri Frida Kahlo mengekspresikan kesedihan. Kedua pelukis tersebut, meskipun hidup di benua yang berbeda, mereka memiliki kehidupan yang sama yaitu kehidupan yang dipenuhi dengan kegetiran dan penderitaan. Lukisan-lukisan potret diri mereka merepresentasikan hal itu. Vincent bahkan melukiskan potret dirinya sebelum bunuh diri, lukisan potret dirinya sangat muram.
Lukisan potret diri Affandi melukiskan wajah dirinya yang menunjukkan semangat hidup. Pelukis ini melukiskan wajah dirinya disertai matahari yang menyala-nyala. Affandi melukis hingga akhir hayatnya. Lukisan-lukisan yang diciptakan sebelum ajal menjemput, mengekspresikan getaran-getaran tangannya yang mulai lemah namun menunjukkan semangat pantang menyerah.
Sejumlah pelukis maestro Indonesia lainnya seperti pelukis Basoeki Abdullah, Raden Saleh, Rustamadji, Soedjojono, dan Widayat juga melukis potret diri mereka. Para pelukis maestro dari luar negeri juga banyak yang membuat lukisan potret diri mereka, di antaranya Leonardo da Vinci, Michelangelo, Anton Raphael, Edouard Manet, Gustave Courbet dan Oscar Kokoschka. Media yang paling banyak digunakan para pelukis untuk menciptakan lukisan potret adalah cat minyak, cat air dan cat akrilik. Lukisan-lukisan itu diciptakan pada kanvas, kertas, atau panel kayu.
Penulis dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan pengelola pusat dokumentasi seni rupa Sumatera Utara.