SENANDUNG SEPTEMBER/1
A. Magdalena Simarmata
Langit hitam menghantui langkahku
menuntun kenangan tentang senja
senandung kepulangan hatimu ke hatinya
mencabik-cabik hari esok
telah kau janjikan sinarnya
menyusun kembali senja yang berserakan
SSSK, Senja
SENANDUNG SEPTEMBER/2
A. Magdalena Simarmata
Coba kau tunjuk satu langkah
saat waktu menghimpit memacu cerita
bernadakan nada indah kususun doa tentangmu
SSSK, Senja
SENANDUNG SEPTEMBER/3
A. Magdalena Simarmata
Sehangat pelukan hujan di matamu
aku namai kerinduan di ujung resah
bertatapkan kepalsuan kau tipu aku
senandungmu berpetualang di sana dengannya
SSSK, Senja
SENANDUNG SEPTEMBER/4
A. Magdalena Simarmata
Adakah rindu di langit yang basah
kebekuan hantarkan kita di dua arah
satu tatapmu hancurkan langkah
di dua arah kau sebut aku perpisahan
SSSK, Senja
TENTANG BUKU YANG
TERTULISI KISAH KITA
Budiah Sari Siregar
Tentang buku yang tertulisi kisah kita itu
bab per babnya sudah penuh
tak ada lagi lembar baru untuk kutulisi kisah kita
kita telah sampai di kisah akhir
pada bab penutup yang tak seperti novel atau sinetron masa kini yang selalu happy ending
hanya ada rangkaian kata klise namun sukses menampar hati dengan luka yang nganga
bagaimana bisa kumulai kisah baru di buku lain yang masih kosong
sedang hatiku telah kosong
tentang buku yang tertulisi kisah kita
ia menjadi kisah yang begitu besar hingga menutupi pintu di hatiku.
Rumah Nebula, 15 Apr'14
SIBAYAK
Budiah Sari Siregar
Pekat malam yang gigil
langkah-langkah yang berat dengan sendi dan syaraf yang beku
desak tak mampu tertolak
jiwa-jiwa yang sombong musnah sudah, terhimpit lelah
apalagi yang diharapkan selain pertolongan Tuhan
ini alam, tempat ia berkuasa sepenuhnya
maka sujud syukurlah, untuk Sibayak yang gagah dan memesona.
Sibayak, 01 Juni 2014
LELAH
Budiah Sari Siregar
Lelah mencintai
pudar segala pesona kisah-kisah manis hanya menghadirkan kepedihan
tak mampu menahan segala rasa yang hendak enyah
nyanyian rindu seakan terbang dan lupa jalan pulang
dekap aku
hadang langkahku
aku masih ingin disini
tapi rasaku mengajak pergi.
Rumah Nebula, 09 Juni 2014
TERLAMBAT
Budiah Sari Siregar
Rasanya semua terlambat
termasuk pengakuan rindumu sesaat lalu
rindu yang tak lagi punya taring
rindu yang tak akan mengubah apa-apa selain kepiluan yang kian menjadi-jadi
rasanya semua terlambat
luka tetap merambat
jarak yang memisahkan semakin gelap
pekat.
Rumah Nebula, 16 Juni 2014
SAAT HUJAN MENYENTUHKU
Ferry Anggriawan
Teringat masa ketika kecepatan roda
menembus tiap jengkal tetes hujan
yang menyapa kita lewat badai rindu
jantungku menyatu dalam gejolak jiwa
bergemuruh mengetuk tiap nadi hati
:kau
SSSK, September 2014
DI ANTARA KALIAN
Ferry Anggriawan
Teringat kisah perih dan hujan merayuku
menuntun dalam jurang lamunan
mencabik hati
berada di antara kau dan dia
aku rapuh melemah lanjutkan jalan itu
SSSK, September 2014
SENJA YANG HILANG
Ferry Anggriawan
Di saat senja menyapa
semakin dalam aku terbuai
ketika malam melirikku dan rintik hujan mengecup
aku tersadarkan engkau bukan untukku
SSSK, September 2014
TANPA
Ferry Anggriawan
Hanya ada setitik sinar perlahan mendekat
menjalar di tiap jengkal aroma tubuhku
dan kau masih bermain dalam ingatan
melumpuhkan langkah yang mulai aku susun
SSSK, September 2014
Takjil /1/
Zahrani
Sepanjang jalan Ampera Raya
gadis kecil menjual es kelapa
ibunya sedang memotong lemang
binar matanya membias ketegaran
tak terdengar mengeluh, huh
belum habis lelah menjaja koran
dari pagi sampai asar menjelang
sabit tumpah rekah senyuman
gadis kecil mengaliri dahaga
menjelma takjil jiwa yang lelah
Takjil /2/
Zahrani
Takjil sudah tandas
esok datang sebelum pukul enam kurang lima belas
beraneka makanan, berupa minuman
masakan emak tak kalah lemak
berkah ramadhan mendekatkan kita
pada sang Maha kuasa
hikmah ramadhan merekatkan tali saudara
jangan terbelah dititahi fitnah panggung politik
HIKAYAT PERAHU KERTAS
Zahrani
Perahu kertas ketika dewasa
menyelami takdir sebagai perahu sungguhan
bau asin laut menyeruak
layar terkoyak disambar gemuruh
mercusuar tak mampu menerangi kalbu
kian mengayuh pulau terasa jauh
terngiang pesan sang ibu
" ingatlah nama Tuhanmu setiap embusan nafas
engkau akan tetap berlayar teguh
duhai anandaku…
Beranda Kata, Juni 2014
PENANTI
Liven R
Masih kita menanti...
pada gelap yang menjanjikan terang
atau, pada lidah gaib penabur ucap tulus?
entahlah....
akhirnya, kau dan aku sang penanti
di pintu masa kita ditakdirkan maya
sebab mereka pemilik jati diri nyata
RERAMA
Liven R
Sebelum ia menjadi rama,
kita adalah kepompong
menjaga ulat di rotasi musim
sayap rama mengoyak kepompong
terbang di antara pusaran angin
kini, rama hendak bersayap merpati...
masihkah ingat kepompong?
HAKIM MASSAL
Irfan Alma
Situasi berubah serupa rimba
tatkala massa berperan menjadi hakim dan jaksa
tapa panitera dan saksi-saksi
inilah pengadilan jalanan
setelah toga dan palu tak lagi berlaku
Medan, Mei 2011
DI MEJA HAKIMAN
Irfan Alma
Adalah kami yang meniti asa
di atas pundak-pundak mewah kalian
yang berkilau serupa emas
apakah tlah hilang nuranimu
tatkala pelu terketuk setengah hati?
Medan, Mei 2011
PENGHAKIMAN TUHAN
Irfan Alma
Suatu hari,
kala bumi tak lagi menjadi bumi
kala jejak tak lagi berbatas
inilah hari penghakiman abadi
sidang milik Nya terbuka bagi semua
seluruh jasad menjadi saksi
jelas tanpa intervensi
sedang surya sejengkal di ubun-ubun
ingatlah, sebab suatu hari itu pasti
Medan, Mei 2011
GALAU
Domi. S. Hayong
: Andi
Terbangun disisa malam
dari tidur yang tersiksa
deru angin dan hujan
berderap diatas atap
lama terdiam
menatap diri dalam kelam
ada kepingan waktu
yang berserak
ada ruang kosong
sejumlah mata yang menatap
sejumlah mulut yang bertanya
dan engkau masih tak ingin pulang
sementara dirahimmu
terdengar tangis rindu
yang tertahan
Beras Sekata, Agustus 014
SUARA CINTA
Domi. S. Hayong
Terdengar suara cinta
memantul-mantul didinding jiwa
kau kemurnian yang tersipu
kala kusentuh
kau tangis yang lepas dimalam itu
tiba-tiba kuterjaga
menyusuri lorong usisa
kudapati hanya semata luka
sebab aku
pohon tua diseberang
rumahmu
Beras Sekata, Agustus 014
LUKA DAN CEMBURU
Domi. S. Hayong
: Mayang
Aku mau menjadi hantu
menghantui keberadaanmu
dering dariku tak pernah kau jawab
akan kubawa, hewan berbisa
memagut bibirmu, pahamu
sebab masih kuingat, seorang
perempuan lain
pernah singgah dipangkuanmu
tangan dan bibirmu menari
berkobar-kobar
masa inilah puisiku
puisi luka dan cemburu
menghantuimu kemana ada.
Medan, Agustus 014
YUNUS SANG NABI
Domi. S. Hayong
Dia, anak Amitai
besar dalam masa pembuangan
Babylonia
mengingkari Saba ke Ninive
dirinya suram terkena undi
gelora laut menerimanya
ikan besar menelannya
tiga hari hidup dalam perut ikan
penyesalan dan tobat
memulihkannya dengan Sang Sabda
riwayat telah melawat
berbilang abad
kini, cakar-cakar yang
bangkit dari kegelapan
dan bergelimang kegelapan
bengis dan bersengaja
merusak makamnya
akankah kain kabung
kembali dikenakan di Ninive ?
Beras Sekata, Agustus 014