Ikan Sturgeon Liar Tiongkok Terancam Punah

STURGEON liar Tiongkok kini terancam punah setelah tak seekor pun ikan langka itu terdeteksi bereproduksi secara alami di Sungai Yangtze yang bercemar polusi dan ramai lalulintasnya tahun lalu.

Salah satu spesies hidup tertua di dunia, sturgeon Tiongkok diperkirakan sudah ada selama lebih 140 juta tahun namun jumlahnya turun drastis seiring dengan pesatnya perekonomian Tiongkok yang disertai polusi, pembangunan dam-dam dan lalulintas boat di sepanjang sungai terpanjang di dunia tersebut.

Untuk pertama kalinya sejak para periset mulai melakukan pencatatan 32 tahun silam, tidak ada reproduksi alami sturgeon liar Tiongkok pada 2013, menurut sebuah laporan yang dipublikasikan Chinese Academy of Fishery Sciences.

Telur sturgeon liar tak ditemukan di sebuah area di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, dan tidak tedapat anak sturgeon berenang di sepanjang Sungai Yangtze menuju laut dalam Agustus lalu padahal biasanya ada pemandangan seperti itu pada bulan tersebut.

“Tidak adanya reproduksi alami berarti kawanan sturgeon tidak mengalami pertambahan populasi dan tanpa perlindungan, ikan petelur itu bisa terancam kepunahan,” ungkap Wei Qiwei, peneliti dari akademi tadi, kepada kantor berita resmi Tiongkok Xinhua pada 13 September.

Ikan itu dikategorikan terancam bahaya punah dalam “Daftar Merah” spesies terancam punah International Union for the Conservation of Nature atau satu level lagi masuk daftar “punah di alam liar”. Jumlah sturgeon yang masih tersisa tinggal sekitar 100 ekor saja dibanding beberapa ribu ekor pada 1980-an, ujar Wei.

Pihak berwenang Tiongkok membangun puluhan dam termasuk bendungan terbesar di dunia Three Gorges di Sungai Yangtze, yang menurut kalangan penggiat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan terganggunya habitat pergerakan spesies terancam punah.

Banyak sturgeon juga terbunuh karena terluka oleh baling-baling kapal atau setelah tersangkut jaring nelayan.

Populasi hewan-hewan di banyak ekosistem Tiongkok telah turun tajam selama beberapa dekade berlangsungnya pembangunan dan urbanisasi di negara itu, papar kelompok World Wildlife Fund (WWF) dalam sebuah studi tahun 2012 lalu.

Menurut temuan-temuan yang disusun WWF dari berbagai sumber, populasi lumba-lumba Sungai Yangtze anjlok sampai 99,4 persen dari 1980 hingga 2006, sementara jumlah buaya Tiongkok turun tajam 97 persen dari 1955 hingga 2010. (afp/bh)

()

Baca Juga

Rekomendasi