Serahkanlah Kuatirmu Kepada Tuhan

Oleh: Jekson Pardomuan

“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” - Mazmur 55 : 22

Setia orang pasti pernah merasa kuatir akan hidupnya. Saat melangkahkan kaki dari rumah, seorang suami akan merasa kuatir ketika akan meninggalkan isteri dan anak-anaknya di rumah. Demikian sebaliknya, seorang isteri akan merasa kuatir ketika sang suami berangkat bekerja dan melangkah meninggalkan rumah.

Kekuatiran seseorang akan terlihat ketika menunggu kelahiran anak pertama, menunggu pengumuman seleksi masuk perguruan tinggi negeri, melamar kerja atau menunggu sesuatu yang dapat memberikan perubahan dalam hidup kita. Seperti kata firman Tuhan : “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." - Matius 6 : 34.

Sesungguhnya, ada banyak sekali alasan untuk setiap orang merasa kuatir. Apalagi di jaman sekarang segala sesuatu kebutuhan hidup merangkak naik harganya. Kita pun jadi kuatir terhadap pemenuhan kebutuhan hidup. Kita kuatir terhadap keselamatan anak-anak. Kita kuatir tentang keamanan di jalan raya dan bahkan di rumah. Kita kuatir juga tentang ini dan itu dan banyak lagi.

Kota tempat kita tinggal semakin tidak aman, penegakan hukum kian tak pasti, dan isu-isu di lingkungan pemerintahan kita semakin tak pasti. Korupsi makin merajalela dan penyelesaiannya berlarut-larut. Alkitab mempunyai pandangan khusus tentang masalah kekuatiran.

Dalam kotbah-Nya di bukit Yesus dengan gamblang menjelaskan sejumlah alasan bagi kita untuk tetap percaya dan tidak kuatir tentang apapun juga. Pertama: karena kekuatiran tidak pernah menyelesaikan masalah apalagi menambah umur, sebaliknya memperburuk keadaan. Kedua: karena kita dipelihara dan dikasihi Tuhan melampaui burung dan bunga bakung. Burung yang rajin bekerja namun tidak punya akal budi, tidak tahu berorganisasi dan berkomunikasi saja dipelihara Tuhan dan eksis, apalagi kita. Ketiga: karena kekuatiran merupakan bentuk sikap under estimate atau anggap enteng terhadap kekuatan Tuhan. Jika kita benar percaya Tuhan berdaya menolong kita, mengapa masih kuatir?

Rasul Petrus mengatakan: serahkanlah segala kekuatiranmu kepada Tuhan sebab Dia yang memelihara kamu. Artinya kekuatiran tidak boleh dipegang dan dipertahankan lama-lama dalam hati dan pikiran kita. Sebaliknya: kekuatiran harus benar-benar diserahkan kepada Tuhan. Jika sudah diserahkan, ya jangan diambil dan dipegang lagi.

Kita perlu tahu, bahwa setiap orang pasti memiliki permasalahannya masing-masing. Seperti Yusuf dan Daniel. Tuhan tidak mencegah rencana-rencana jahat musuh mereka, tetapi Ia menjadikan muslihat mereka bekerja dengan kebaikan bagi mereka yang mempertahankan imannya dan setia menanggung pencobaan dan kesukaran.

Firman Tuhan menuliskan “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” - Matius 6 : 25

Ketika kekuatiran melanda perasaan kita, segeralah datang kepada Tuhan dan yakinkan diri bahwa Anda sangat yakin dengan kemampuan yang Anda miliki. Dalam sebuah perkara, kita harus memiliki keyakinan bahwa perkara itu dapat diselesaikan dengan jalan damai dan tidak menyakiti siapa pun.

Kalau dengan kerelaan dan ketulusan kita datang kepada Tuhan, percayalah bahwa Ia akan memberikan jalan keluar. Tuhan tidak akan pernah meninggalkanmu, Dia akan selalu mengarahkan pandangan-Nya kepadamu. Ketika engkau dalam pencobaan dan kesukaran, Ia selalu menolongmu, menjadi batu karangmu yang teguh, yang tak pernah roboh walau setiap ombak selalu datang dengan tenaga yang besar.

Ia telah mengatakan hal ini kepadamu, dan Ia pun telah mengatakan bahwa engkau tidak akan pernah dibiarkan atau tertindas bilamana pencobaa-pencobaan itu datang menimpa. Engkau harus memandang kepada Yesus, Juruselamatmu itu, dan bersukacita serta bergembira. Kita patut bersyukur karena kita memiliki Juruselamat yang hidup, yang mengasihi kita sehingga Ia mati untuk kita, supaya melalui Dia kita beroleh pengharapan, kekuatan, dan kebenarian, serta warisan sebagai anak-anak Allah yang memperoleh kedudukan dalam kerajaan surga dengan Dia di atas tahta-Nya.

Ingatlah firman Tuhan yang dapat menguatkan kita dalam segala perkara. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. – Filipi 4 : 6.

Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi