William Adholpe Bougereau;

Keteguhan Seniman Sejati

Oleh: Azmi TS. SEORANG perupa mempunyai bahasa tersendiri, ketika mengungkapkan kasih tak bertepi seorang ibu kepada anak-anaknya. Lewat beragam karya seni seperti lukisan, patung dan instalasi serta sketsa, tertuang beragam keindahan. Para seniman seperti kompak dalam membahasakan kasih sayang dari seorang ibu berdasarkan kemampuan teknik dan pengalaman interaksi sosialnya.

Lewat wawasan kemampuan dan interaksi sosial seniman juga satu bahasa visual, yakni membuat lukisan kasih ibu agar tetap terjaga. Para seniman hendak menularkan kasih sayang kepada semua orang tanpa pilih kasih. Dengan segenap keterampilan para seniman ini, terpetakan pula bagaimana seorang ibu harus bisa membagikan kasih tak berbatas itu kepada anak dan orang terdekat yang ia cintai.

Misalnya seorang ibu membagikan kasihnya agar hidup rukun dan damai, baik dalam lingkungan keluarga kecil, hingga keluarga yang lebih kompleks. Menjaga keharmonisan keluarga, bermula dari kehebatan seorang ibu meletakkan porsi, kebutuhan yang diprioritaskan.

Terkadang seorang ibu juga dipusingkan oleh berbagai aktivitas yang mengharuskan dia juga bekerja di luar lingkungan keluarganya. Wanita karir akan selalu menyita banyak waktunya di luar rumah, sekaligus akan mengurangi waktu penuh untuk mengurusi rumah tangganya. Tujuan sang ibu berpropesi tentunya ingin menyejahterakan keluarganya secara ekonomi, untuk bisa memenuhi tuntutan anggota yang menjadi tanggungjawabnya.

Para seniman punya caranya untuk memetakan peranan seorang ibu kepada anak-anaknya, lewat karya seni. Seniman klasik William Adholpe Bouguereau (1825-1905), pernah membuat lukisan berjudul “Charity, 1878”. Lukisan menyiratkan ketang guhan seorang ibu mengasuh lima balita sekaligus. Seorang yang duduk mendekap tiga balita (bayi lima tahun), sementara dua lagi berada di sisi kaki kanan dan sebelah kiri.

Terlihat seorang ibu dengan posisi itu wajahnya nampak ceria tidak merasakan ada beban mengasuh lima anak terkasihnya. Ada dua anak yang sedang menatap wajah sang ibu, sementara satunya lagi tertidur dalam dekapan ibu. Selanjutnya dua anak di sisi kiri dan kanan kaki si ibu, sedang asyik bermain kertas dan satunya seperti malu dilihat.

Lukisan ini secara teknis memang luar biasa dan termasuk karya tersohor dari dahulu hingga kini. William Adolphe Bouguereau, mempunyai gaya yang khas seperti sapuan kuas nan halus, lembut dan warna pastel. Pada lukisan dengan judul “Sainte Familie, 1895”, bergaya sama tapi sang ibu sedang menggendong dua balita kembar dalam posisi berdiri. Latar belakang rerimbunan pohon itu menambah kesahduan estetika lukisan ini.

Kemampuan seniman klasik memang bertumpu pada keelokan tubuh figur dengan latar belakangnya berisikan lanskap. Lukisan William tentang karakter si ibu merasa bahagia karena anaknya terlelap tidur dalam pelukannya. Apabila melihat lukisan ini seakan menyentuh perasaan bagi orang yang merindukan anak lahir dari pasangan yang dia kasihi dan cintai.

Banyak juga karya lukisan William Adholpe Bougereau tentang keakraban  antar keluarga, potret dan juga tentang lingkungan. William Adolphe Bouguereau, lahir di La Rochelle, Prancis pada tanggal 30 Nopember tahun 1825. Dia berasal dari keluarga bisnis minyak zaitun dan ladang anggur. Dalam keluarga dia selalu diperkenalkan tentang buku Alkitab oleh pamannya bernama Eugene Bouguereau.

Sejak usia dini dia telah menunjukkan bakat seni yang luar biasa, sehingga ayahnya memasukkan sekolah ke Ecole des Beaux-Arts di Bordeaux.  Karena bakatnya pula dia banyak belajar tentang ilmu bedah anatomi, sejarah, serta mitologi. Akhirnya ia belajar seni lukis secara akademik pada seniman renaisans, Franccois-Edouard Picot.

Lukisan William Adolphe Bouguereau mengikuti gaya Raphael, yang mengagungkan kehalusan teknik sapuan kuas dan dinamika gerakan tubuh. Lukisannya lebih banyak bertemakan tentang fisik (anatomi) dan sia mengejar pada kesempurnaan proporsi dan cahaya.

Lukisannya didominasi oleh tema keluarga karena memang dia memiliki anak lima orang dari istrinya yang bernama Marie Nelly Monchablon. Tema tentang kasih sayang seorang ibu banyak dipengaruhi seniman Jean Francois Millet. Seniman impresionis Perancis ini sering mengangkat tema tentang mitologi (dewa-dewi), simbolik agama serta kisah petualangan peri sedikit erotis.

Karya yang pernah dia ciptakan semasa hidupnya, berjumlah 826 lukisan. Dia meninggal karena penyakit jantung dimakamkan di La Rochelle, Prancis pada usia 80 tahun.

Sepanjang karir kepelukisannya dia banyak berseberangan dengan Renoir dan Claude Monet yang bergaya Avant Garde. Di tengah-tengah gempuran kritik seniman klasik tersebut, William Adolphe Bougareau memiliki jiwa sebagai seorang seniman sejati, hingga tiba akhir hayatnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi