Oleh: Jekson Pardomuan. “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” – Matius 6 : 9 – 10.
Dalam Doa Bapa Kami kita diajarkan untuk rendah hati dengan kalimat ‘jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Apabila kita benar-benar mengerti apa makna dari perkataan ini, kita akan menyadari bahwa bukan kehendak kita yang jadi, tapi kehendak Tuhan. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada Tuhan. Kalau Tuhan berkenan hari ini kita dapat berkat berlimpah, itu hanya permohonan kita kepada Tuhan dan Tuhan yang menjawab doa-doa kita.
Berdoa “jadilah kehendak-Mu, secara tidak langsung kita telah menyangkal diri kita sendiri, mengatakan “tidak” terhadap kehendak kita dan mengatakan “ya” terhadap kehendak Tuhan. Maksud dari jadilah kehendak-Mu, adalah benar-benar kehendak Tuhan yang kita inginkan terjadi. Seringkali yang kita inginkan adalah kehendak Tuhan yang sesuai dengan kehendak kita, bukan kehendak Tuhan yang murni yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita.
Belajarlah berdoa seperti Tuhan Yesus di Taman Getsemani yang mengatakan : janganlah kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak-Mu lah yang jadi. (Matius 26 : 39, 42). Doa seperti ini membutuhkan harga, pengorbanan dan penyangkalan diri. Jadilah kehendak-Mu, juga berarti kita akan tetap setia kepada Allah dalam menghadapi semua kuasa kuasa jahat dalam dunia ini, dimana setan dan iblis adalah penguasa dunia.
Dalam keseharian, kita seringkali tawar-menawar kepada Tuhan dalam doa. Kita seringkali memaksakan kehendak kepada Tuhan tanpa kita sadari kita telah mengintervensi Tuhan. Ketika kita berdoa : jadilah kehendak-Mu, berarti dalam perkataan ini kita tidak akan menyerah sampai kehendak Allah terjadi dalam hidup dan pelayanan kita.
Berdoa dan berdoalah dengan sungguh-sungguh, karena kita sangat lemah dalam banyak hak. Kelemahan kita tidak akan menghalangi terjadinya kehendak Allah dalam hidup kita. Kehendak Allah itu mulia dan indah dalam hidup kita. Namun kita ini lemah dan tidak berdaya dalam mewujudkan terjadinya kehendak Allah dalam hidup kita. Oleh sebab itu kita mesti selalu berdoa agar kehendak Allah jadi dalam hidup kita.
Kalimat “Jadilah kehendak-Mu” seperti tertulis dalam Alkitab dan selalu kita ucapkan saat menyampaikan doa Bapa Kami. Doa dan ucapan tentang jadilah kehendak-Mu bukan hanya sekadar kata-kata dalam doa saja, kalimat ini merupakan komitmen kita untuk taat dalam situasi apa pun.
Tuhan akan memperhatikan kita dan kita pun melakukan perintah-perintah-Nya dengan setia berdasarkan kehendak-Nya. Buatlah sebuah komitmen untuk taat sepenuhnya kepada Tuhan. Komitmen bahwa diri kita bukan lagi milik kita tetapi milik Tuhan. Bersedia menderita jika itu kehendak Tuhan, Bersedia bekerja untuk Tuhan, hidup bagi Tuhan.
Firman Tuhan menjelasan kepada kita bahwa Allah mengasihi kita dan Ia menginginkan kasih kita. Mengapa Ia menginginkannya jika Ia tidak membutuhkannya? Mengapa saya menginginkan kasih dari seseorang, jika saya tidak membutuhkannya? Bukankah kata 'menginginkan' itu sendiri perlu diberikan definisi? Ada banyak hal yang kita inginikan.
Ketika kita tidak membutuhkan sesuatu, maka kita tidak benar-benar menginginkannya. Jika kita memberikan pada orang lain, mungkin akan dengan cepat segera mengambilnya. Jika kita tidak memberikannya pada seseorang atau orang lain, mungkin tidak apa-apa karena tidak benar-benar menginginkannya. Pada saat kita membicarakan hal-hal rohani, sebaiknya kita lebih berhati-hati dengan bahasa yang kita pakai. Kita harus mendefinisikan kata-kata kita dengan jelas.
Firman Tuhan memberitahu kita bahwa Allah menginginkan kasih kita dan Ia membutuhkan doa kita, bukan karena keberadaan-Nya bergantung pada doa kita. Akan tetapi karena kasih-Nya dan kepedulian Allah terhadap kehidupan kita. Jadilah kehendak-Mu menjadi sebuah kalimat yang sangat berarti ketika menyampaikan doa Bapa Kami dalam setiap kesempatan.
Allah berkata kepada bangsa Israel, "barangsiapa menyentuh engkau, menyentuh biji mata-Ku." Tahukah Anda betapa pekanya biji mata itu? Ini berarti Anda begitu berarti bagi-Nya, sehingga jika ada yang melukai Anda, itu sama seperti menyentuh biji mata-Nya. Kita bukan hanyalah boneka-boneka di tangan Allah. Kita sangat berharga di mata Allah. Kita begitu berarti bagi-Nya, sebagaimana biji mata kita berarti bagi kita. Inilah ajaran yang alkitabiah.
Apakah kita dapat memahaminya atau tidak, tidak terlalu penting. Yang penting, Allah telah menyatakan kepada kita betapa Ia sangat peduli dengan keberadaan kita, kita sangatlah berarti bagi-Nya. Matius 26 : 42 menuliskan “Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Amin.