Jakarta, (Analisa). Pemerintah Indonesia menjual surat utang negara dalam valuta asing berdenominasi dollar AS (global bond) untuk seri RI0125 dan RI0145, serta menetapkan hasil transaksi sebesar US$4 miliar.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, di Jakarta, Jumat (9/1), menyebutkan total masing-masing nominal seri yang diterbitkan adalah US$2 miliar untuk seri RI0125 dan RI0145.
Seri RI0125 memiliki tenor sepuluh tahun dengan imbal hasil 4,2 persen dan tanggal jatuh tempo 15 Januari 2025, sedangkan seri RI0145 memiliki tenor 30 tahun dengan imbal hasil 5,2 persen, dengan tanggal jatuh tempo 15 Januari 2045.
Sementara, final pricing atau yield tersebut 30 basis poin lebih ketat dari initial price guidance yaitu 4,5 persen untuk tenor sepuluh tahun, dan 5,5 persen untuk tenor 30 tahun.
Total penawaran masuk (total order book) untuk seri RI0125 dan RI0145 mencapai US$19,3 miliar, sehingga terdapat kelebihan permintaan (oversubscription) sebesar 4,8 kali.
“Total penawaran ini merupakan penawaran terbesar yang pernah dicapai pemerintah Indonesia untuk transaksi penjualan obligasi dalam valuta asing berdenominasi dollar AS (global bond),” jelas keterangan tersebut.
Pendistribusian SUN seri RI0125, menurut Kemenkeu, 48 persen untuk investor Amerika Serikat, 24 persen investor Eropa, 15 persen investor Asia kecuali Indonesia, dan 13 persen untuk investor lokal.
Berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada manajer aset sebesar 73 persen, bank 14 persen, asuransi dan dana pensiun sembilan persen, bank swasta dua persen dan pengelola dana (sovereign wealth funds) dua persen.
Pendistribusian SUN seri RI0145, dikatakan Kemenkeu, 53 persen untuk investor AS, 23 persen investor Eropa, 20 persen investor Asia kecuali Indonesia, dan empat persen untuk investor di Indonesia.
Berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada manager aset sebesar 75 persen, bank delapan persen, asuransi dan dana pensiun 13 persen, bank swasta dua persen dan pengelola dana dua persen.
Indonesia mengantongi peringkat BBB- (stabil) dari Fitch Ratings, BB+ (stabil) dari S&P dan Baa3 (stabil) dari Moodys. Sedangkan, joint lead managers dan joint bookrunners dalam transaksi ini adalah Citigroup, The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) dan Standard Chartered Bank.
Untuk co-managers yang ditunjuk adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Secara keseluruhan, transaksi ini merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes Republik Indonesia sebesar US$30 miliar. (ipot)