Medan, (Analisa). Enam pakar kimia internasional dan sejumlah pakar kimia Indonesia membahas isu kimia terkini pada event Konferensi Internasional Masyarakat Kimia Indonesia atau International Conference of The Indonesian Chemical Society (ICICS) 2015 yang berlangsung di Convention Centre Hotel Tiara Medan, Selasa (29/9).
Keenam pakar tersebut yakni Prof Tamotsu Takahashi dari Hokkaido University Jepang, Prof Duen-Ren Hou (National University-Taiwan), Prof Dr Taifo Mahmud Oregon State University-USA), Prof Zuriati Zakaria (UTM-Malaysia), Prof Duanjai Nacapricha (Mahidol University-Thailand), Prof Bohari Mohd Yamin (Universiti Kebangsaan Malaysia). Sementara pakar kimia Indonesia yang menjadi pembicara pada kegiatan tersebut yakni Prof Basuki Wirjosentono (Universitas Sumatera Utara).
Bersama dengan sekitar 300 peserta yang merupakan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di tanah air, konferensi tahun keempat tersebut berlangsung hingga Rabu (30/9). Ketua Panitia Pelaksana ICICS 2015, Prof Harry Agusnar mengatakan, pada konferensi itu, riset-riset yang punya nilai inovasi yang tinggi diharapkan dapat diketahui oleh ahli-ahli kimia khususnya dari Indonesia dan selanjutnya memiliki motivasi untuk mengembangkannya di universitas masing-masing.
Itu sebabnya, pihaknya sengaja mengundang pembicara utama (keynote speaker) dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Thailand, dan Malaysia sebagai pembanding seperti apa tingkatan riset yang dimiliki peneliti dari Indonesia. “Jadi saya harap dosen kita sudah mulai mengejar motivasi tinggi, sesuai dengan harapan Menristek Dikti (Muhammad Nasir), Indonesia harus punya riset yang bermutu agar bisa masuk ke dalam jurnal ilmiah. Wawasan inilah yang kami harapkan didapatkan para peserta,” ucapnya.
Kimia yang terdiri dari enam bagian yakni kimia-fisika (chemistry-physics), kimia analisis (analytical chemistry), kimia polymer (polymer chemistry), kimia bahan alam (natural chemistry), kimia anorganik (inorganic chemistry), kimia organic (organic chemistry), masing-masing topik dari pembicara tersebut ada yang punya bahan baru di situ dijumpai, seperti mensintetis bahan kimia organik menjadi bahan alam atau yang berguna untuk masyarakat yang dinilai sangat bagus jika dikembangkan untuk diri sendiri.
“Karena sebenarnya risetnya itu mudah. Tapi kita tidak pernah menyentuhnya. Itu kan sangat disayangkan. Kalau ada ilmu yang bisa diambil sebagai hikmah atau perbandingan, maka kita punya motivasi sama, karena semua hasil tulisan di sini diseleksi untuk masuk jurnal internasional,” ucap Ketua Himpunan Kimia Indonesia (HKI) Sumut itu.
Sebanyak 170 paper penelitian sudah terkumpul pada kegiatan tersebut. Sementara itu, di hari pertama kegiatan itu, Selasa (29/9), empat pakar menyampaikan materinya bergantian yakni Prof Tomatshu Takahashi, Prof Duen-Ren Hou, Prof Dr Taifo Mahmud dan Prof Zuriati Zakaria. Sementara Rabu (30/9) di tempat yang sama, giliran tiga pembicara lain yakni Prof Duanjai Nacapricha, Prof Bohari Mohd Yamin dan Prof Basuki Wirjosentono menyampaikan materinya.
Prof Dr Tomatshu Takahashi dari Catalysis Research Center Hokkaido University Okayama membahas masalah tentang Three Decades of Optical Research; Malaysia Experience and The Way Forwards (Tiga Dasawarsa Penelitian Optikal ; Pengalaman Malaysia dan Langkah ke Depan). “Tidak lama lagi, kita akan bisa menonton televisi dari T-shirt,” ucapnya.
Pada ICICS 2015 dengan tema Enhancement Innovative Chemistry Research (Peningkatan Penelitian Kimia Inovatif) tersebut hadir pula Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut, T Erry Nuradi dan membuka resmi kegiatan tersebut. Hadir Pula Pejabat (Pj) Rektor USU, Subhilhar, dan Ketua HKI Muhammad Abdul Kadir Martoprawiro.
Pj Rektor USU Prof Subhilhar dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan akan membahas banyak isu seputar kimia, terutama untuk membagun perkembangan kimia terutama di Indonesia. “Untuk Sawit karet dan-lain-lain, selama ini hanya diekspor sebagai bahan mentah, tidak diolah menjadi produk lain yang lebih bermanfaat, tidak hanya untuk kepentingan akademik tapi juga pembangunan kemasyarakatan,” ucapnya.
Erry Nuradi pada pidato sebelum meresmikan kegiatan tersebut dengan memukul gong menyebutkan, ICICS tersebut merupakan salah satu dari banyak kegiatan lainnya yang digelar di Medan termasuk yang berskala internasional. “Dengan kegiatan ini, harapannya peserta banyak mendapat ilmu dari pakar-pakar kimia negara sahabat, termasuk Jepang yang sangat maju di bidang kimia,” ucapnya. (br)