JEPANG yang akan menjadi negara tuan rumah Olimpiade 2020, dikabarkan telah menggunakan Ninja sebagai daya tarik global untuk menarik wisatawan.
Negeri Sakura meluncurkan sebuah organisasi baru beranggotakan pasukan tempur malam hari itu.
Ninja, yang cermat, terlatih dan selalu berpakaian hitam, terkenal kerap keluar pada malam hari.
Mereka melompati dinding, memanjat atap, dan diam-diam membunuh. Kini, pada abad ke-21, Ninja Jepang memiliki misi baru tak berbahaya: membantu mendongkrak pariwisata.
Laman Telegraph, Senin pekan lalu melaporkan bahwa organisasi baru itu akan menyatukan pejabat dari seluruh Jepang, termasuk lima prefektur kunci terkenal karena warisan Ninja mereka, yakni Kanagawa, Nagano, Mie, Shiga, dan Saga.
Organisasi ini akan menciptakan sumber terpadu informasi melalui laman bahasa Inggris dan Jepang, yang terkait dengan pemandangan, kegiatan, dan atraksi Ninja di semua negeri. Laman ini diharapkan menyertakan daftar peristiwa nasional pada 22 Februari, yang merupakan Hari Ninja Nasional di Jepang.
"Kami ingin ini menumbuhkan kekerabatan bangsa dan ledakan budaya besar," ucap Eikei Suzuki, Gubernur Mie.
Sejak zaman feodal, Ninja telah lama memainkan peran penting dalam sejarah Jepang. Orang-orang misterius ini beroperasi sebagai tentara bayaran rahasia dengan keterampilan siluman untuk aktivitas spionase, sabotase, bahkan pembunuhan.
Daya tarik Ninja tidak terbatas pada buku sejarah. Kehebatan mereka dari menggunakan cakar, memanjat tembok, dan melemparkan senjata berbentuk bintang atau shurikan—juga telah diabadikan dalam film, buku, komik, dan game komputer yang tak terhitung jumlahnya.
Asal Mula Ninja di Jepang
Ninja adalah seorang pembunuh yang terlatih dalam seni Ninjutsu (secara kasarnya "seni pergerakan sunyi") Jepang.
Dalam bahasa Jepang sendiri, secara harfiah berarti "seseorang yang bergerak secara rahasia". Ninja, layaknya "Samurai", mematuhi peraturan khas mereka sendiri, yang disebut Ninpo.
Menurut sebagian pengamat Ninjutsu, keahlian seorang Ninja bukanlah membunuh, akan tetapi penyusupan.
Ninja biasanya segera dikaitkan dengan sosok yang terampil dalam ilmu beladiri, ahli menyusup, dan serba misterius, seperti yang tampak di dalam film.
Kata Ninja terbentuk dari dua suku kata, yaitu "Nin" dan "Sha", yang masing-masing artinya, adalah Nin "tersembunyi" dan Sha "orang". Jadi Ninja adalah mata-mata profesional pada zaman feodal Jepang.
Sejarah Ninja sendiri sangat sulit dilacak. Informasi mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat-rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.
Ninja juga bisa diartikan sebagai nama yang diberikan kepada seseorang yang menguasai dan mendalami seni bela diri Ninjutsu. Nin artinya "pertahanan" dan Jutsu adalah "seni atau cara". Kata Ninja juga diambil dari kata Ninpo.
Po artinya "falsafah hidup" atau dengan kata lain, Ninpo adalah falsafah tertinggi dari ilmu beladiri Ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan seorang Ninja. Jadi, Ninja akan selalu waspada dan terintregasi pada prinsip Ninpo.
Ninja merupakan mata-mata profesional di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang, abad ke-12. (tlgp/rtr/es)