Wanita Waspadai Terjangkit Human Papilloma Virus

Brastagi, (Analisa). Kanker serviks atau yang di­sebut juga kanker mulut rahim, merupakan salah satu penyakit paling berbahaya karena bisa berujung kepada kematian. Sebab itu, kaum wanita diharap waspada.

Penderita kanker di Indonesia, khususnya penderita kan­ker ser­viks mencapai se­pertiga. Dari data WHO ter­catat, setiap tahun ribuan wa­nita meninggal karena penya­kit kanker serviks. Jenis kan­ker ini menempati peringkat teratas seba­gai penyebab ke­matian wanita.

Karenanya, diingatkan kepada ibu-ibu hendaknya merawat dan menjaga keseha­tan wilayah sensitif tempat bersarangnya Human Papilloma Virus (HPV) penyebab kanker serviks, kata spesialis kandungan dan masalah ke­wa­nitaan, dr Tonny S Moer­dijat SPOG pada Analisa Ra­bu, (14/10) di Berastagi.

Penyakit hipates atau kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, te­patnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim, yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.

Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menye­babkan terjangkitnya kanker ser­viks ini. Seperti ke­biasaan mero­kok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta ku­rangnya asupan asam folat.

Menyinggung tentang pe­nyakit berbahaya ini, diingat­kan kepada ibu-ibu di Karo terutama, pengung­si Sinabung agar memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia di lo­kasi posko, kata Tony S Moer­dijat saat melakukan bhakti sosial pelayanan kesehatan hipates di posko pengungsian Kopri Jambur Ersada Beras­tagi.

“Kita tidak mendoakan war­ga ada terkena, namun per­lu diketahui kebiasaan buruk lain yang dapat menyebabkan kanker serviks se­lain diung­kapkan sebelumnya adalah se­ringnya melakukan hubu­ngan intim dengan berganti pasa­ngan, melakukan hubungan intim pada usia dini (mela­kukan hubu­ngan intim pada usia 16 tahun bah­kan dapat me­ningkatkan resiko 2 x ter­­kena kanker serviks),” kata­nya.

 Faktor lain penyebab kan­ker serviks, adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama, dan terlalu sering melahirkan.

Dalam kasus penelitian pe­nyakit hipates ciri-ciri perem­puan menderita terserang kan­ker ser­viks, meski penyakit ini mem­butuhkan proses yang panjang, yaitu antara 10 hing­ga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker pada mulanya dari sebuah infeksi. Karena itu, saat tahap awal perkembangannya sulit untuk dideteksi.

Karena itu, disarankan kepada para perempuan untuk melakukan tes pap smear setidaknya 2 tahun sekali, mela­kukan tes IVA (inspek­si visual dengan asam asetat), dan lainnya. Meskipun sulit untuk dideteksi, namun ciri-ciri be­rikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengi­dap gejala kan­ker serviks atau tidak.

Saat berhubungan intim selalu merasakan sakit, bah­kan sering diikuti ada penda­rahan, menga­lami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jum­lahnya berlebih, sering mera­sakan sakit pada daerah ping­gul, mengalami sakit saat bu­ang air kecil. Saat menstruasi, darah yang keluar dalam jum­lah banyak dan berlebih.

Saat perempuan menga­lami stadium lanjut akan me­ngalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi berku­rang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, menga­lami pendarahan spontan, jelasnya.

Beberapa hal yang dapat dila­kukan kaum perempuan dalam hal mencegah kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi maka­nan yang cukup nutrisi dan bergizi. Selalu menjaga kese­hatan tubuh dan sanitasi ling­kungan. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor. Jika anda perokok, se­gera hentikan kebia­saan buruk ini. Hindari berhubu­ngan in­tim saat usia dini.

Selalu setia kepada pasa­ngan, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim. Lakukan pe­meriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubu­ngan intim. Jika belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV. Per­banyak konsumsi makanan sayu­ran yang kandungan beta karo­tennya cukup banyak, kon­sum­si vitamin c dan e.

Meskipun demikian, jika sudah terdeteksi mengi­dap kanker serviks meski penyakit ini penderita belum bisa diobati secara permanen sem­buh total, kata sesepuh spe­sialis kandungan asal Por­wokerto, Kabu­paten Banyu­mas, Jawa Te­ngah ini.

Memungkinkan untuk men­­coba beberapa metode pengobatan s­e­per­ti terdeteksi kanker serviks stadium awal, maka pengobatannya dilaku­kan dengan cara menghi­langkan kanker serviks itu, dengan cara dilakukan pembe­dahan, baik pembedahan laser, listrik atau dengan cara pembekuan dan mem­buang jaringan kanker serviks.

“Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut akan dilakukan pengobatan dengan cara ke­mo­terapi serta radioterapi, namun jika sudah terdeteksi cukup parah, tiada lain kecuali dengan mengangkat rahim secara menyeluruh agar kan­ker tidak berkembang,” kata dr Johanes Sitepu Plt Kadis Ke­sehatan Kabupaten Karo me­nam­bahkan. (dik)

()

Baca Juga

Rekomendasi