Jabal Noor Buka Kursus Bahasa Arab

Stiker Bermasalah, Calhaj Diminta Mencopotnya

Medan, (Analisa). Pimpinan Majlis Taklim/KBIH Jabal Noor Medan Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar Lc mengimbau kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan dalam penyelenggaraan haji tahun 2016 dan seterusnya agar membuat instruksi kepada setiap calon haji (Calhaj) yang mendapatkan stiker nomor bus di tas paspornya agar mencopotnya setelah tiba di Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA).

“Ternyata, stiker nomor bus jemaah haji yang dibagikan di Asrama Haji Medan menjadi masalah setibanya jemaah di Bandara Amir Muhammad Madinah atau Bandara King Abdul Aziz, Jeddah,”katanya kepada wartawan di Medan, belum lama ini di Medan.

Sebagaimana dialami jemaah Calhaj Kloter 3 Embarkasi Medan saat tiba di Bandara Amir Muhammad, Madinah, menurutnya, terjadi kesalahpahaman antara jemaah dengan petugas bus di Madinah. Sebab, saat berada di Madinah penomoran bus berdasarkan rombongan jemaah. Sedangkan stiker nomor bus di Asrama Haji Medan berdasarkan nomor urut jemaah.

Ini terlihat, sambung Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar, stiker nomor bus untuk petugas haji Kloter (TPHI, TPIHI dan 3 TKHI) berada di bus 9. Padahal, berdasarkan nomor manifes, kelima petugas haji Kloter itu mulai nomor 1-5 yang berarti berada di bus nomor 1 saat tiba di Bandara Amir Muhammad Madinah atau King Abdul Aziz Jeddah.

“Jadi, dalam penyelenggaraan ibadah haji Embakasi Medan tahun 2016, PPIH harus mengumumkan kepada seluruh jemaah setelah sampai di KNIA stiker nomor bus yang diberikan PPIH tidak berlaku lagi,”tegas ustadz dan ulama kondang yang juga Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Medan.

Selain permasalahan stiker nomor bus, Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar berharap kepada Pemerintah Cq Kemenag RI sebagai penyelenggara haji agar tidak menghalangi jemaah Calhaj lanjut usia (Lansia) dan berisiko tinggi (Risti) untuk menunaikan ibadah haji jika memiliki porsi haji pada tahunnya.

Untuk mendampingi Calhaj Lansia dan Risti itu, katanya, bisa digabungkan kepada keluarganya yang sudah mendaftar haji seperti anaknya, meskipun tidak sama tahun keberangkatan dengan orangtuanya.

Berbicara tentang musibah Mina yang terjadi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2015 ini, Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar mengatakan, terlepas musibah Mina, karena kehendak Allah, hal ini juga disebabkan jemaah haji Indonesia kurang mematuhi ketentuan yang dibuat Pemerintah RI dalam melontar jumrah di Mina.

Pada musibah Mina menjelang pelontaran jumrah, menurutnya, terjadi pada pagi hari Waktu Arab Saudi (WAS). Padahal, pada waktu itu sangat berbahaya bagi jemaah haji Indonesia melontar jumrah.

“Seharusnya jemaah haji Indonesia melontar pada waktu setelah Ashar  atau setelah Isya. Begitu juga jika jemaah haji berada di Mudzalifah untuk mengumpulkan bebatuan kecil untuk melontar pukul 02.00 WAS jangan berlama-lama di sana dan langsung saja ke Mina, meskipun waktu Subuh saat itu di perjalanan,”sebutnya seraya menambahkan pada 23 Desember, dia bersama istri akan berumrah selama 13 hari menumpang pesawat Saudi Arabian Airlines (Saudia) dari KNIA ke Madinah serta menginap semalam di Jeddah.

Dia juga menjelaskan rencana Milad (HUT) ke-20 Majlis Taklim/KBIH Jabal Noor tahun 2015 akan dilaksanakan pada Ahad, 20 Desember dimulai pukul 08.00 WIB di Pesantren Tahfizhul Quran Jabal Noor Jalan Sei Mencirim Gang Abadi Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal, Deli Serdang dengan pentausiyah Al-Ustadz HM SubkiAl-Bughury dari Jakarta yang menjadi pentausiyah pada Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H di Lapangan Merdeka Kamis (15/10) barusan.

Kursus Bahasa Arab

Pada bagian lain keterangannya, Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar menjelaskan, Majlis Taklim/KBIH Jabal Noor akan membuka Kursus Bahasa Arab berlokasi di lantai 2 gedung Jabal Noor Jalan Ngalengko No.13 Medan.

Kursus Bahasa Arab yang dipimpin dr Hasanul Arifin dengan Penasihat Ketua Umum MUI Medan Prof Dr H Mohd Hatta akan memulai belajar pada 25 November, sedangkan pendaftaran dimulai 20 Oktober – 20 November.

“Kursus Bahasa Arab ini sangat penting diikuti, karena tidak saja belajar tentang kalimat, tetapi juga mencakup percakapan. Sebab, selain bahasa Inggris, bahasa Arab juga menjadi bahasa dunia. Pesertanya terbuka untuk umum. Lagi pula untuk mempelajari Alquran harus memahami bahasa Arab,”jelasnya.

itambahkannya, para pengajar dalam Kursus Bahasa Arab adalah mereka yang berkompeten dan berpengalaman dalam berbahasa Arab dengan Tim Pengajar Penutur Arab Wael Walid Al-Jamal dari Palestina.

Sedangkan para pengajar (mudarrisin) terdiri atas H Fery Ramadhansyah Lc MA (Mesir), H Khairul Jamil MA (Sudan), H Fauzi Ilyas Lc MSI (Mesir), H Firman Waruwu Lc MA (Maroko), Dr Arwin Rakhmadi Juli Butar-butar MA (Mesir), Hadi Munawar Lc MHI (LIPIA), Aidil Susandi Lc MHI (Mesir),  dan M Arifin Jahari Lc MPdI (Mesir). (rel/hers)

()

Baca Juga

Rekomendasi