Kota Tanjung Tiram Kini 9 Desa

Oleh : T.Alkisah Led.

TANJUNG TIRAM adalah salah satu dari tujuh kecamatan dI Kabupaten Batubara. Secara geografis berada di bagian selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Asahan.

Nama ibukota kecamatan juga sama, yaitu, Tanjung Tiram. Sebelumnya Kota Tanjung Tiram hanya dua desa. Bagan Area dan Tanjung Tiram.

Kini menjadi sembilan. Tujuh desa dan dua kelurahan. Ketujuh desa itu, Sukamaju, Sukajaya, Bagan Dalam, Bogak, Bandar Rahmat, Pahlawan dan Desa Lalang. Dua Kelurahan, Tanjung Tiram dan Bagan Area.

Itulah Kota Tanjung Tiram. Secara keseluruhan, Kecamatan Tanjung Tiram 20 desa. Sebelas desa lainnya berada di seberang jembatan Sei Batubara Kiri, di antaranya Limalaras, Ujung Kubu, Bagan Baru, Sukaramai dana lainnya. Dipimpin oleh Camat Zahari SE.

Dari jumlah desa dan kelurahan yang ada tersebut, jelas ibukota Kecamatan Tanjung Tiram terluas dibanding enam ibukota kecamatran lainnya di Batubara.

Kecamatan Medang Deras, ibukotanya tiga kelurahan, Pangkalan Dodek, Pangkalan Dodek Baru dan Pagurawan. Air Putih dua, Indrapura dan Indrasakti. Empat lainnya hanya satu-satu.

Sebagai ibukota kecamatan terluas, Tanjung Tiram memiliki berbagai macam fasilitas. Selain Kantor jajaran pemerintahan, seperti kantor camat, Kepolisian, Dinas Pendidikan (Disdik), juga sarana pendidikan.

Pada setiap desa dan kelurahan ada SD. Kemudian beberapa SMP dan SMTA. Termasuk SMP, SMA dan SMK (Kejuruan) Muhammadiyah.

Pada sekolah-sekolah tersebutlah putra-putri warga belajar. Tapi bila melanjutkan ke Perguruan tinggi (kuliah), terpaksa keluar daerah, Kisaraan atau ibukota Provinsi Sumut, Medan.

Itu salah satu sisi yang menggembirakan dengan Kota Tanjung Tiram. Sebaliknya, ada yang mengharukan dan boleh dikatan menyedihkan.

Sebahagian rumh tempat tinggal warga, berdinding tepas di atas anak sungai yang airnya asin berasal dari laut. Terutama pada saat laut berombak besar dan air pasang.

Untuk mandi, minum dan memasak menu makanan, terpaksa membeli air dari luar. Demikianlah yang terjadi sejak lama.

Prihatin memang. Tapi apa mau dikata. Warga umumnya nelayan yang memanfaatkan perahu dan peralatan menjaring ikan secara tradisional.

Di perairan terpaksa harus memperkuat dan meneguhkan semangat berebut lahan dengan pengusaha bot yang memiliki peralatan modren.

Itulah yang dialami nelayan tradisional Kota Tanjung Tiram sejak dahulu. Tapi kondisi tetap aman dan nyaman. Mereka maklum, yang namanya usaha mesti ada tantangan.

Ibarat ungkapan dalam tembang padang pasir. Kalau berkayuh menuju pantai. Kerap bersua ragam halangan. Tidak semua hasrat kan sampai. Kadang terbentur di tengah jalan.

Tapi bila kaki telah melangkah. Jangan dikenang akan kembali. Biarpun tiang layar berderak patah. Sebelum sampai jangan berhenti.

Jangan hati bergerak singgah. Melihat Pulau indah menarik. Bukan semua yang nampak indah. Tahan luntur di panas terik.

Bila bintang tak juga terbit. Harus tabah hati menerima. Yakinlah bila bulan sudah sabit. Esok lusa pasti purnama.

Sekali lagi, itulah Kota Tanjung Tiram, Ibukota kecamatan terluas di Batubara. Kondisinya tetap aman dan nyaman.

()

Baca Juga

Rekomendasi