Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn. Senirupa Barat merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut senirupa Eropa dan Amerika. Juga negara-negara berbasis kebudayaan Barat. Kronologinya bisa diurutkan dari zaman kuno, Yunani, Romawi, Gotik, Renaisans, Barok, Rokoko, modern, hingga kontemporer.
Berawal dari ribuan tahun sebelum masehi, hingga abad 21 saat ini. Perkembangannya seiring dengan perubahan sosial dan tingkat peradaban masyarakatnya. Senirupa mengekspresikan nilai-nilai kepercayaan, mitologi, religi, sejarah, hingga ekspresi pribadi.
Di zaman kuno mereka memahami kehidupan berdasarkan pada tahayul-tahayul dan mitos-mitos prasejarah. Senirupa mereka mengekspresikan cara hidupnya. Peralatan hidup terbuat dari batu, tinggal di gua-gua.
Lukisan-lukisan dibuat di dinding-dinding tempat tinggal mereka. Material untuk melukis terbuat dari bahan alami. Bebatuan, tanah liat, tanaman, tulang dan lemak binatang digunakan sebagai media melukis. Mengungkapkan kisah-kisah perburuan, pengalaman, kepercayaan, hingga mitos-mitos.
Senirupa periode berikutnya, senirupa Barat dapat dilihat pada zaman Yunani dan Romawi kuno, beberapa abad sebelum masehi. Lukisan, patung dan relief terdapat pada bejana-bejana dan dinding-dinding bangunan. Lukisan-lukisan mengungkapkan bagaimana mereka hidup. Pakain yang mereka kenakan, upacara pemujaan, makanan dan perburuan diekspresikan melalui karya senirupa.
Senirupa Barat pada abad ke-12 dan 13, disebut sebagai senirupa Gotik (Gothic). Senirupa bergaya Gotik memilik perbedaan dengan gaya-gaya senirupa sebelumnya, terutama senirupa bangunan atau arsitektur.
Dimulai pada tahun 1140 ketika bangunan-bangunan ibadah dikonstruksi dengan cara berbeda. Kubah dibuat dengan rusuk-rusuk membentuk penyangga langit-langit. Ruang di antara rusuk-rusuk diisi bebatuan. Gaya ini berbeda dengan bangunan Romanes yang berbentuk pancaran memutar.
Berabad-abad bangsa Barat hidup dalam dogma-dogma agama, institusi kerajaan dan keagamaan menguasai kehidupan mereka. Senirupa mengabdi pada kedua institusi tersebut.
Kekuasaan arsitokrasi dan teokrasi menjadi pendukung utama para seniman. Mereka adalah patron yang menghidupi sekaligus menghidupkan seni. Senirupa mengekspresikan kisah-kisah keagamaan dan kehidupan keluarga para bangsawan.
Pada awal zaman renaisan, dimuai abad ke-14 bangsa Barat mulai mengalami masa pencerahan. Awal abad kegemilangan dalam kebudayaan mereka. Bangsa Barat memahami keberadaan manusia, alam semesta dan fenomenanya berbasis pada ilmu pengetahuan (rasionalisme).
Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dipahami secara ilmiah berdasarkan penalaran, tidak lagi berdasarkan pada mitos-mitos maupun dogma-dogma keagamaan semata. Pemahaman tentang diri manusia dan alam semesta memunculkan paradigma-paradigma baru.
Ada pemahaman baru tentang bagaimana memahami manusia dan kehidupannya di alam semesta. Embrio revolusi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial dan politik di ambang pintu.
Pada periode berikutnya, pada abad ke-17 terjadi revolusi industri yang disusul dengan revolusi sosial dan politik. Revolusi mengubah cara hidup masyarakat, struktur sosial dan sistem kekuasaan. Revolusi industri menjadi pintu gerbang bagi munculnya masyarakat modern. Revolusi sosial mengubah tatanan masyarakat secara hierarkis.
Individu-individu dalam masyarakat menuntut kesetaraan di depan hukum. Sistem kekuasaan aristokrasi dan teokrasi berubah menjadi kekuasaan republik, dimana rakyat menjadi penentu dalam sistem kekuasaan.
Tatanan masyarakat yang berubah, menghasilkan karya senirupa yang berubah pula. Tema lukisan tidak lagi tentang kisah-kisah keagamaan dan kehidupan para bangsawan, tetapi menjadi ekspresi pribadi senimannya. Perkembangan senirupa menjadi semakin pesat, apalagi didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Perubahan terus berlangsung, masyarakat semakin maju, senirupa menjadi bagian dari perubahan itu.
Penulis; dosen pendidikan senirupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara