Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
Senirupa di Indonesia terdiri dari senirupa tradisional dan modern. Senirupa tradisional dibuat oleh masyarakat, untuk kepentingan tradisi, seremonial atau keagamaan. Wujudnya antara lain lukisan wayang, patung, relief pada candi, lukisan pada dinding rumah adat Batak, patung suku Asmat, lukisan tradisional Bali. Lukisan pada kain tradisional seperti batik.
Kemunculan senirupa modern di Indonesia diawali oleh pelukis Raden Saleh, dilanjutkan oleh seniman Mooi Indie, Persagi, Sanggar dan Akademis. Periode berikutnya muncul seniman muslim yang mengekspresikan seni Islam.
Senirupa tradisional hidup dan dihidupkan dalam masyarakat tradisional dalam sistem kekuasaan aristokrasi. Kerajaan menjadi panutan masyarakat, perintah raja dilaksanakan dengan setia dan penuh hormat oleh rakyatnya.
Senirupa tradisi diciptakan oleh para seniman untuk kepentingan kerajaan. Ada juga senirupa tradisional yang diciptakan di luar kerajaan. Seni tradisi memuat nilai-nilai sakral, merupakan bagian dari ekspresi keagamaan.
Pada perkembangan selanjutnya seni tradisi dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan praktis. Bentuk dan fungsinya menjadi tereduksi, guna kepentingan praktis seperti pariwisata. Mucnulah senirupa tradisional yang tidak sakral, yaitu senirupa tradisional profan.
Berbeda dengan senirupa tradisional yang telah berlangsung berabad-abad, senirupa modern di Indonesia berkaitan dengan persentuhan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat. Senirupa modern di Indonesia dipelopori oleh pelukis Raden Saleh (1807-1880), berpendidikan Barat.
Karya-karyanya merupakan ekspresi seni modern. Coraknya berupa lukisan realisme dan naturalisme. Pendidikan senirupa yang diperoleh di Eropa mempengaruhi teknik dan corak lukisan yang diciptakannya.
Tema-tema karyanya merupakan ekspresi individu. Tidak lagi meneruskan tema-tema lukisan seperti yang diciptakan pada senirupa tradisi. Ada lukisan tentang hutan terbakar, perkelahian antara pemburu dengan singa, perburuan banteng di tanah Jawa, hingga lukisan tentang perahu diterjang badai di tengah laut.
Senirupa modern di Indonesia setelah era pelukis Raden Saleh adalah senirupa era pelukis Mooi Indie (1920-1938). Disebut senirupa Mooi Indie karena lukisan-lukisannya mengekspresikan keindahan Indonesia.
Penciptanya para pelukis dari Eropa maupun pelukis Indonesia. Coraknya berupa lukisan representasional, cenderung naturalis. Tema lukisan berupa keindahan gunung dan persawahan, pasar tradisional, pantai dan perahu-perahu, hingga gadis-gadis cantik.
Senirupa setelah era Mooi Indie, disebut sebagai senirupa era seniman yang tergabung dalam persatuan ahli gambar Indonesia, disingkat Persagi (1937-1942). Pelukis yang tergabung dalam kelompok ini mengekspresikan seni dengan pendekatan berbeda dibanding pelukis Mooi Indie.
Bukan hanya kemolekan atau keindahan Indonesia yang dilukis, melainkan realitas kehidupan masyarakat Indonesia. Lukisan tentang nelayan mencari ikan, para pejuang dalam perang gerilya, kehidupan rakyat jelata di perkotaan, hingga figur tetangga sang seniman.
Berikutnya senirupa Indonesia disemarakkan oleh para seniman Sanggar (1945-1950). Para seniman belajar melalui pendidikan nonformal di sanggar-sanggar, hal ini dikarenakan pendidikan akademis formal belum ada.
Pola pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada sistem asah, asih, asuh. Semua berdasarkan kerelaan para seniman yang sudah mapan untuk memajukan senirupa Indonesia. Para pelukis muda belajar senirupa di sanggar-sanggar melalui diskusi, membaca buku, melihat langsung pelukis senior berkarya, atau berkarya bersama.
Meskipun belajar secara nonformal, kemampuan teknis mereka setara dengan para seniman akademis yang muncul sesudahnya. Kualitas karya senirupa seniman sanggar juga tidak jauh beda dengan karya senirupa seniman Persagi yang ada sebelumnya.
Senirupa Indonesia setelah era seniman sanggar diteruskan oleh seniman akademis, dimulai tahun 1950-1960. Mereka memperoleh pendidikan formal di Parguruan Tinggi seni. Pengetahuan dan ketrampilan senirupa diperoleh melalui pendidikan seni seperti Akademi Senirupa Indonesia (ASRI) atau Departemen Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.
Periode berikutnya, muncul karya senirupa Islam yang diciptakan oleh seniman-seniman muslim. Sejak tahun 1960an muncul lukisan-lukisan bertema keagamaan berdasarkan ajaran Islam.
Lukisannya antara lain bercorak abstrak, representasional dan kaligrafi. Tema lukisan mengekspresikan tentang kisah para nabi, atau dari teks-teks kitab suci Quran.
Senirupa Islam memperkaya corak senirupa yang sudah ada sebelumnya yang cenderung dibangun berdasarkan paradigma senirupa Barat. Senirupa Islam diciptakan berdasarkan paradigma seni yang berbeda dengan paradigma senirupa Barat.
Senirupa Indonesia dari senirupa tradisional hingga senirupa modern mengungkapkan nilai-nilai hidup dan citarasa estetik. Di dalamnya ada pemikiran, keyakina, kepercayaan, mitos-mitos dan nilai-nilai religi.
Ke depan, senirupa akan terus berkembang mengikuti perubahan yang terjadi pada masyarakat. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang seiring sejalan. Senirupa merefleksikan perjalanan sejarah sebuah bangsa.
Penulis; dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara.