Kilas Wajah Tirus

Oleh: Azmi TS.

PELUKIS Johan Rudolf Bonnet, kelahiran Amsterdam, 30 Maret 1895. Meninggal dunia di Laren Belanda, 18 April 1978 ini pertama kali masuk Bali tahun 1929. Bersama Walter Spies dia mendirikan Pita Maha di Ubud, mereka ini, peletak dasar lukisan modern di Bali. Lukisan tentang potret kehidupan masyarakat tradisional Bali. Dibuat Bonnet, umumnya menggunakan medium pastel dan charcoal (kapur arang).

Karakter lukisan R. Bonnet dominan naturalis dengan tekstur lembut memakai pastel atau krayon. Medium ini memang berbasis arang campur minyak sehingga mudah melekat ketika digoreskan ke atas kertas atau karton.

Selain lunak medium pastel dan krayon warnanya hampir mirip dengan kulit orang Bali yang sawo matang. Ini sangat disukai Bonnet memakainya, sehingga figur-figur wajah itu tampak lebih natural dan eksotik.

Tema lukisan yang paling sering dituangkannya adalah seri potret kehidupan orang Bali. Seperti “Seorang Pengarit” sedang duduk. Lukisan dari krayon di atas kertas, menunjukkan kemahiran Bonnet mendramatisir figur. Jelas sekali kemampuan teknik menggambar realisnya yang brilian, tertuang sangat apik, sehingga terbaca karakter asli sang pengarit.

Tergambar gestur tubuh pengarit lelah bekerja, kekar dan berkulit sawo matang itu menggambarkan seseorang yang pekerja keras. Tidak itu saja yang terlukis dalam karya Bonnet berupa gambar pastelnya, karakter tubuh-tubuh itu dibuat berwajah tirus. Posisi mata bulat sedang menoleh ke samping, mengenakan ikat di kepala serta celana berlapis kain sarung.

Wajah pengarit ini begitu proporsional anatominya, mulai dari otot kekar dibuat arsiran halus bertekstur. Kemampuan Bonnet sangat terasah. Dia belajar seni di Academy National of Fine Art Belanda dan Italia.

Tak mengherankan R. Bonnet sangat berhasil memainkan peran sejarah senirupa moderen di Bali terutama antara tahun 1930-1940an. Sebagai orang yang pernah berkiprah di Bali pada tahun 1997 dia diberi penghargaan Dharma Kusuma dan Satya Lencana Kebudayaan pada tahun 1980.

Lukisannya juga pernah dikoleksi oleh Soekarno berjudul “Panen Raya” kini terpajang di Istana Bogor. Gambar dan lukisan yang tercipta terutama di Bali banyak dikoleksi oleh musuem dan kolektor. Keistimewaan gambar dan lukisan Bonnet terletak pada kiasan wajah yang sering memanjang (tirus).

Ini pengaruh gaya lukisan renaisans yang begitu klasik dan menunjukkan sisi keindahan visual terutama wajah orang Bali. Misalnya ada lukisan pastel Brahmana dari Sambahan, atau Potret Diri, R. Bonnet.

Pengaruh wajah tirus muncul jelas pada Pemuda Bali atau Gadis Bali, Ni Nyoman dan Ni Ketut, dengan bunga di kepalanya. Tampilan lukisan pastel orang Bali dipandang sangat serasi apalagi kemiripan figur modelnya tak jauh berbeda dari yang aslinya.

Pastel minyak yang digunakan Bonnet punya daya pikat tersendiri. Misalnya pada saat penari memakaikan mahkota dalam lukisan pastel Potret Penari Bali. Menelusuri kilas wajah-wajah tirus orang Bali karya lukisan pastel Bonnet semakin tuntas pula. Bila melihat mahakarya lainnya seperti Joget atau Penari bali Sedang Berhias. Dia mahir mendramatisir efek cahaya utama lewat figur wajah sedikit ditonjolkan pada bagian tertentu seperti gestur rambut, pakaian dan otot-ototnya.

Efek cahaya lukisan pastel Bonnet di atas kertas memang unik terkadang warna gelap dicampur warna cerah. Lukisan Two Farmer Resting atau Seorang Pengarit dan Panen Raya misalnya, tubuh dijadikan pusat sentral efek pencahayaan utama. Penguasaan media selain pastel juga sangat mengagumkan terangkum lewat karya Potret Anak Penari Bali memakai pastel dan Keluarga Italia tempera di atas kain.

Ini membuktikan, kilas wajah tirus orang Bali bisa jadi aset dalam sejarah senirupa di Bali khususnya dan umumnya nusantara ini.  Johan Rudolf Bonnet, seorang maestro lukisan pastel yang terusir dari Bali, tetapi jasadnya di prabukan oleh masyarakat Bali. Suatu bentuk penghormatan kepada sosok seniman serba bisa ini, melalui upacara Ngaben. Suatu prosesi pemakaman yang dilakukan dengan  ritual tradisi leluhur di pulau Dewata.

()

Baca Juga

Rekomendasi