Oleh: Jekson Pardomuan
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” – Matius 25 : 14-15
Talenta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pembawaan seseorang sejak lahir, talenta juga berarti bakat. Dalam dunia pendidikan kita, talenta dikenal juga dengan potensi atau keahlian. Terkait dengan bakat, dalam bahasa Inggris memang disebut “talent” dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “talenta”. Tetapi, arti istilah bakat sebenarnya tidak sama dengan talenta seperti yang ditulis dalam Alkitab. Karena istilah talenta dalam Alkitab (misalnya: dalam perumpamaan tentang talenta) tidak berbicara tentang bakat, melainkan satuan nilai uang pada zaman itu, yang setara dengan 6000 dinar. Dimana 1 dinar = upah bekerja selama sehari.
Jika mengacu pada ayat diatas, talenta bisa diartikan sebagai modal yang Tuhan titipkan pada diri kita. Dalam perumpamaan tentang talenta, kita tahu bahwa ada yang dititip 5 talenta, 3 talenta, dan 1 talenta. Artinya, memang “modal” setiap orang tidaklah sama. Namun tugas dan tanggung jawabnya sama, yaitu: masing-masing harus mengupayakan modal tersebut agar berbuah atau berlipat ganda.
Di dalam bagian Alkitab lain dikatakan bahwa “barangsiapa diberi lebih, juga akan dituntut lebih”. Artinya, bila seseorang dititip oleh Tuhan “modal” dalam jumlah besar, maka Tuhan pun akan menuntut “modal” tersebut kembali dalam jumlah yang besar. Contoh sederhananya: bila seseorang memiliki banyak kemampuan, maka dia tentu dituntut lebih banyak dibanding orang lain yang hanya memiliki sedikit kemampuan.
Penafsiran lain tentang talenta adalah merupakan satuan berat atau timbangan. Talenta adalah ukuran timbangan yang setara dengan 34 kg. Satu talenta emas tentu saja berbeda nilainya dengan satu talenta perak, jadi nilainya sangat tergantung pada jenis logam apa yang ditimbang tersebut. Konversi talenta ke mata uang juga sangat beragam dari waktu ke waktu dan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Beberap ahli memperkirakan dalam konteks ini jumlah 5, 2 dan 1 talenta itu sama dengan 50.000, 20.000 dan 10.000 dinar. Nilai terendah (1 talenta) dari uang yang dipercayakan tuan itu kepada hmab-hambanya sama dengan sejumlah uang yang diperoleh dari hasil kerja selama 10.000 hari. Jika upah kerja sehari sekarang ini dianggap Rp. 50.000 maka nilai 1 talenta sama dengan Rp. 500.000.000 (½ Miliar). Suatu jumlah angka yang tidak sedikit untuk memulai suatu usaha.
Dalam perumpamaan tentang talenta, hamba yang pertama dan kedua melakukan hal yang sama, pergi dan melakukan sesuatu untuk kembali dan membawa keuntungan sama dengan talenta yang dipercayakan. Hamba pertama berhasil membawa pulang modal dan keuntungan 5 talenta, hamba yang kedua juga sama. Membawa modal dua talenta dan mengembalikan modal serta keuntungannya, 2 talenta. Apabila kita aplikasikan cara yang dilakukan hamba yang pertama dan kedua, itu menandakan seseorang yang memiliki kesetiaan dan kebaikan.
Karena kesetiaan dalam melakukan pekerjaan dan kebaikan dalam menjalani kehidupan, maka kedua hamba yang dipercayakan itu mendapatkan buah yang lain yaitu kepercayaan untuk perkara-perkara besar. Baik hamba pertama dan hamba kedua mendapatkan kepercayaan perkara besar yang sama. Mereka memegang teguh janji Allah bahwa setiap kebaikan dan kesetiaan akan membuahkan hasil yang dari Tuhan.
Berbeda jauh dengan hamba yang ketiga, ketika diberikan modal 1 talenta, ia tidak pergi menjalankan 1 talenta yang dipercayakan kepadanya. Sebaliknya ia pergi menggali lobang dan menyimpannya di sana sehingga talenta itu tidak berlaba, jumlahnya tetap sama.
Pada waktu tuannya datang, yang lain mengembalikan dua kali lipat, ia hanya mengembalikan sejumlah yang diberikan oleh tuannya. Mengapa hamba ketiga gagal dalam kepercayaan yang diberikan kepadanya?
Terkadang, di dalam kehidupan sehari-hari kita cenderung terlalu banyak menuntut kepada Tuhan. Akan tetapi, apa yang kita tuntut lalu Tuhan berikan, kita justru lalai dan tidak mempergunakannya dengan maksimal. Kita semua memiliki potensi, kemampuan, bakat dan talenta. Perumpamaan tentang talenta mengisyaratkan kepada kita bahwa semua manusia memiliki modal yang sangat besar dalam menjalani kehidupannya. Tinggal bagaimana kita menggunakan modal terbesar tersebut untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari.
Pemahaman tentang talenta seringkali dipastikan masyarakat umum sebagai sebuah bakat atau keahlian khusus. Talenta dalam Matius 25:14-30 juga diyakini oleh sebagian orang kristen sebagai karunia khusus yang diberikan oleh Kristus. Apakah sebenarnya yang dimaksudkan oleh Kristus dalam perumpamaan tentang talenta tersebut?
Kita haruslah bijaksana dan memiliki kerinduan untuk selalu berserah kepada Tuhan, agar talenta yang kita miliki bisa kita gunakan untuk kemuliaan nama Tuhan. Talenta yang kita miliki bisa kita manfaatkan dengan sebenar-benarnya bukan untuk sebuah ketamakan, tapi untuk kehidupan yang diberkati Tuhan. Kehidupan yang selalu mengucap syukur dalam segala hal. Amin.