Menyambut Hari Pahlawan

Napak Tilas Pertempuran Medan Area

Medan, (Analisa). Menyambut Hari Pahlawan tanggal 10 November, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Medan bersama dengan TNI dan Polisi serta beberapa komunitas mengajak para pejuang melakukan napak tilas pertempuran Medan Area di Tugu Medan Area, Minggu (8/11).

Pertempuran Medan Area merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia dan terjadi pada Desember 1945. Insiden berawal pada  13 Oktober 1945 di Jalan Bali,  Medan karena ulah seorang Belanda penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia, akibatnya hotel itu diserang dan dirusak oleh para pemuda, terjadilah bentrokan antara pemuda dan sekutu.

Seorang mantan pejuang (veteran) yang ikut terlibat dalam pertempuran tersebut, Purnawirawan Drs R B Munthe, SH yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dan berganti nama menjadi Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area pada 1946, mengungkapkan ia dulu mengikuti pertempuran hingga ke Tanah Karo. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Ia bersama rekannya ikut memperjuangkan memperebutkan kembali Kota Medan dari tangan sekutu. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena mengajak masyarakat mengingat kembali sejarah bangsa yang ada di kota Medan,” ujarnya.

Menurut veteran tersebut, masyarakat Indonesia jangan melupakan sejarah. Kegiatan seperti ini memicu agar pemuda zaman sekarang lebih aktif dan banyak bertindak untuk negeri. “Generasi muda jangan melempem dan harus bangkit lagi, kami saja dulu yang semua fasilitas masih terbatas saja bisa semangat. Pemuda jangan mau kalah, itu harapan kami pejuang terdahulu,” tuturnya dengan semangat.

Ketua HIPMI Medan dan ketua panitia kegiatan ini, Afif Abdillah mengatakan pahlawan di zaman sekarang tidak lagi memerangi penjajah. Tetapi harus berperang melawan diri sendiri agar lebih mandiri. “Anak muda sekarang lebih banyak kritis dibandingkan tindakan. Selagi masih muda lakukan perjuangan, tunjukkan generasi muda juga punya andil mengisi kemerdekaan,” ungkapnya. Ia menambahkan pemuda harus belajar dari sejarah karena melupakan sejarah sama dengan membawa negara menuju kehancuran.

Pahlawan yang berperan dalam memperebutkan kemerdekaan adalah pemuda. “Generasi muda yang membuat negara menjadi berbeda,” katanya. Jadi sebagai pemuda harus menunjukkan sikap untuk kemajuan dan revolusi bangsa. Peran senior (pendahulu) sebagai pendorong dan penyemangat. Tugas generasi mudalah sebagai eksekutor yang menjalankan cita-cita kemerdekaan.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 WIB di Taman Makam Pahlawan di Jalan Sisingamangaraja dengan berhening cipta, berdoa dan bertabur bunga untuk para pahlawan di sana. Ada sekira belasan veteran hadir mengikuti acara ini. Setelah itu rute dilanjutkan dengan melintasi beberapa jalan yang menjadi saksi sejarah seperti Jalan Pemuda, Lapangan Merdeka dan berhenti di Jalan Veteran, tepatnya di Tugu Medan Area, sebagai simbol tugu pahlawan atas insiden masa itu. “Tujuannya melihat jalur yang dulu bersejarah saat pertempuran. Jadi kita bisa mengenang dan menjadikannya pelajaran,” pungkasnya.

Acara ini terselenggara atas koordinasi segenap jajaran TNI, Polisi, HIPMI dan beberapa komunitas yang ikut berperan menyukseskannya. Acara ditutup dengan penyerahan bantuan secara simbolis kepada purnawirawan dan peletakan batu pertama yayasan anak yatim TNI-Polri di Jalan Sei Serayu, Medan. (dani)

()

Baca Juga

Rekomendasi