Oleh: Azmi TS
SUNGAI dan danau jadi sumber inspirasi bagi seniman. Tema lukisan tentang itu banyak diciptakan, mulai dari ukuran mungil hingga ekstra besar. Peminatnya beragam dari kelas bawah, hingga menengah ke atas. Banyak pula tema lukisan lanskap tersebut di pajang dalam ruang pribadi, toko, hotel, kantor, rumah sakit, pameran, museum, hingga istana presiden.
Bahkan beberapa daerah di nusantara ini terdapat sentra membuat lukisan tema itu, misalnya Desa Jelekong. Penduduk desa ini menjalani propesi melukis ini, sesudah mengakhiri musim tanam padi. Rata-rata pelukis Jelekong berusaha membentangkan sisi visual keindahan yang akrab dengan rutinitas desa tersebut. Lukisan tentang alam sungai dan danau itu di buat persis sesuai aslinya sedetail mungkin.
Pelukis alam memang bisa menampilkan lanskap alam sungai dan danau dari berbagai aspek kehidupan. Misalnya aktivitas para wanita yang sedang mencuci pakaian di pinggiran sungai. Sungai dimanfaatkan penduduk desa sebagai irigasi yang dapat mengairi sawahnya pada saat musim tanam tiba. Terkadang pelukis menangkap momen ini jadi idiom dalam lukisannya.
Ada petani yang memandikan kerbaunya di sungai, setelah lelah bekerja membajak sawahnya. Tanah yang subur tentu saja membutuhkan air sehingga tanaman yang hidup di atasnya akan semakin berkembang. Air yang mengalir melalui jalur panjang, dari atas ke bawahnya yang kita sebut ‘sungai’ jumlahnya cukup banyak. Sungai bisa juga dipakai buat jalur transportasi, ke daerah pedalaman nusantara ini.
Sudah selayaknya sungai ini dipelihara bila jalur itu melewati lokasi tempat kita berada atau tinggal. Demikian pula apabila sungai melewati lahan yang sudah dikelola untuk pertanian misalnya sawah atau ladang. Tentu akan sangat membutuhkan cadangan air yang tak terhingga.
Petak-petak persawahan itu akan menampung air yang dipakai untuk menanam padi, dan jenis tanaman yang memakai air. Sumber air di area persawahan di tempat tinggi selain memakai air sungai juga dari air hujan.
Kekurangan air tanaman menjadi kurang baik atau pertumbuhannya jadi terhambat, kalau tak dapat pasokan air bahkan bisa mati. Terdapat pula beberapa bedengan sawah bertingkat, aliran sungai yang melewati bebatuan, rumput kecil dan pepohonan rimbun adalah menjadi ide buat pelukis. Selain itu seniman lukis juga sering memanfaatkan indahnya pemandangan hutan dengan latar pegunungan menjulang.
Seniman memang paling senang mengabadikan kehidupan para petani yang sedang menggarap sawahnya. Menggembalakan kerbau, mengangon bebek atau unggas terbang berlalu lalang. Selanjutnya seniman lukis juga sering mengekspresikan indahnya pemandangan rerumputan berlatarkan danau atau telaga. Itulah bentangan kanvas pelukis Mooi Indie, selalu menyalin keasrian alam dan panoramanya.
Panorama lanskap sungai ada Abas Alibasyah, Raden Soekardji, Soeboer Dullah, Saiman Dullah, Koempoel Sujatno, Sudjono Abdullah. Kalau Basuki Abdullah, Dullah, Henk Ngantung, Frederick Kasenda, lukisan alam tentang danau dan telaga di balik rerimbunan pohon bambu. Frederick Kasenda, Carel L. Dark, dan W.J.G Zweedijk, lebih banyak melukiskan tentang pematang sawah, air terjun dan petani sedang memanen padi.
Semua pelukis lanskap seperti Sri Hadhy, Omar Basalmah dan S. Djufriany selalu mengambil sudut pandang dari keelokannya. Keindahan alam negara tropis Indonesia ini panoramanya komplit dan beragam mulai hutan, gunung, sunset (matahari terbenam), kerbau, air terjun hingga hutan. Panorama alam nan asri dari danau atau telaga begitu banyak menjadi sumber inspirasi bagi pelukis era Mooi Indie, hingga sekarang ini.
Mereka menampilkan sudut pandang tentang sungai, gunung berapi dan kehidupan masyarakat pedesaan, nelayan atau alam agraris ini. Garis pantai yang lebih panjang dan luas sebagai negara kepulauan menimbulkan decak kagum para pelukis asing dan lokal. Beberapa pelukis ada yang memang melukiskan panorama indah ini dengan gayanya masing-masing, namun umumnya tampil secara naturalistik.
Bagian alamiah tertentu ada yang diberi sentuhan seni, secara apik dan artistik oleh seniman lukis. Ada seniman lukis (perupa) mampu melukiskan objek melebihi lanskap yang sebenarnya lewat sapuan kuas yang halus, akurat dan lembut. Lukisan lanskap memang tak akan pernah habis untuk dinikmati, namun mengapa kita tak menyukurinya. Banyak nafsu serakah untuk merusak alam, tanpa perduli, namun bagi seniman inilah upaya untuk menggugah nurani mereka.