Oleh: Letkol Laut (KH) Hoesny El-Ibrahhimy, S.A.g
Pada tanggal 15 November 1945 dalam Pangkalan IV ALRI Tegal telah tercantum nama Corps Mariniers. Tanggal “keramat” tersebut menjadi peletakan usia awal kelahiran Korps Marinir. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 maka ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran TNI Angkatan Laut.
Seiring waktu Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali berubah nama menjadi Korps Marinir yaitu sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 November 1975.
Kini, Korps Marinir telah (KM) berusia 70 tahun, tepatnya 15 November 2015. Usia manula jika dikaitkan dengan usia manusia. Namun, tidak bagi pasukan tempur dilingkungan TNI, khususnya TNI AL, semakin lanjutnya usia maka semakin matang dan siap mengabdi pada nusa dang bangsa. KM sejak dulu hingga kini terus berbenah diri menuju kesempurnaan dalam melaksanakan pengabdiannya kepada negara dengan tetap berusaha menjaga integritas jati dirinya sebagai prajurit TNI serta tidak melupakan hakikatnya sebagai bagian dari matra laut yang berkualifikasi prajurit pendarat amfibi.
KM senantiasa eksis ikut serta menjadi tameng negara dalam menghadapi setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang mencoba merongrong kedaulatan NKRI. Kesetian KM tidak perlu diragukan lagi. Bermodal Visi yang jelas yaitu mewujudkan prajurit KM sebagai pasukan pendarat yang bermoral, profesional dan dicintai rakyat, KM siap mempersembahkan jiwa raga bagi NKRI.
Untuk mewujudkan Visi KM dalam rangka memberikan peluang untuk perubahan sesuai tuntutan lingkungan strategis serta atas dasar kewenangan yang dimiliki organisasi maka ditetapkan Misi KM diantaranya sebagai berikut : Pertama, terwujudnya organisasi KM yang kokoh dan dinamis sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pengembangan kesatuan untuk senantiasa siap melaksanakan tugas operasi terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dari dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan NKRI.
Kedua, mewujudkan kualitas sumber daya manusia prajurit KM yang disiplin, bermoral dan bermartabat melalui program pendidikan yang sistematis, terukur, berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ketiga, meningkatkan jiwa korsa dan moril prajurit Marinir melalui pembinaan perilaku dan tradisi korps, agar dapat menjadi contoh dan tauladan dimanapun berada.
Keempat, terwujudnya prajurit Marinir yang bermoral, profesional dan dicintai rakyat baik perorangan maupun satuan melalui sistem pembinaan latihan secara bertingkat dan berlanjut serta latihan gabungan TNI AL/TNI maupun latihan bersama dengan Negara lain.
Kelima, meningkatkan kepemimpinan militer dalam tubuh organisasi KM yang berwawasan ke depan melalui sistem penilaian yang selektif.
Keenam, meningkatkan kesejahteraan prajurit beserta keluarganya, berupa pemenuhan hak-hak prajurit, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kinerja prajurit.
Ketujuh, terpenuhinya perlengkapan dan material tempur yang modern, sesuai dengan standar KM guna melengkapi kebutuhan serta mengganti material tempur/alutsisita yang sudah melampaui batas usia pakai.
Kedelapan, peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai perkembangan tuntutan KM melalui kerjasama pendidikan pengkajian dan penilaian internal maupun eksternal.
Maritim
Puncak HUT Marinir ke 70 tahun 2015 dilaksanakan kegiatan upacara bendera dan atraksi prajurit di Markas Marinir Bumi Cilandak. Dan, sebagai Inspektur Upacara Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi.
Dalam sambutannya Kasal menyampaikan harapannya kepada Marinir di usia yang ke-70 harus semakin dewasa, semakin matang dan memenuhi kebutuhan TNI AL dan sisi pemenuhan kekuatan marinir akan sejalan dari usia alutsista. Bahwa Marinir saat ini masih mengunakan alutsista tahun 60an, dan karena itu kami berharap diadakan peremajaan dan dimasukan dalam MEF dan diharapkan 2024 bisa kembali full 100 persen sesuai requirement Marinir. (Tribun News.Com, 15/11/2015)
Untuk tahun ini tema HUT Marinir adalah ‘Kuat Bersama Rakyat Berkarakter Maritim’. Untuk diketahui bahwa Marinir merupakan bagian dari kesatuan TNI AL. TNI AL merupakan garda terdepan maritim Indonesia. Oleh karena itu tema tersebut sangat sesuai dengan visi Bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Poros Maritim Dunia.
Telah menjadi rahasia umum, bahwa tekad untuk menjadi negara maritim yang besar telah disampaikan dalam kutipan pidato pada saat pelantikan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, pada 20 Oktober 2014 yang lalu di istana negara, yang menyebutkan bahwa “…
Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk, kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana...”
Pada kesempatan lain, yaitu pada saat 9th East Asian Summit di Myanmar pada 13 November 2014 yang lalu, Presiden mencetuskan lima pilar maritim yang pada intinya adalah membangun kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, diplomasi maritim dan pembangunan kekuatan maritim.
Statement tersebut memiliki arti penting yang menunjukkan betapa kuatnya tekad pemerintah Indonesia terhadap arah pembangunan bangsa yang diorientasikan pada bidang kemaritiman (maritime base oriented).
Menelisik kedudukan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang 3/4 wilayahnya berupa laut dengan kekayaan sumber daya alam, dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang sangat besar, ekonomi kelautan merupakan keunggulan komparatif yang dapat ditransformasi menjadi keunggulan kompetitif dan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.
Oleh karena itu, sangat tepat dan benar, jika Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memprioritaskan pembangunan ekonomi kelautan untuk mewujudkan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia”, sebagai Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaulat berbasis pada ekonomi kelautan, pertahanan keamanan, dan budaya maritim.
Selain itu, Indonesia kelak diharapkan menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain di dunia dalam berbagai bidang kelautan, mulai dari ekonomi, IPTEK, pertahanan keamanan, sampai cara menata pembangunan kelautan (ocean governance).
Pada kesempatan lain Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi menyampaikan bahwa salah satu arah pembangunan Presiden Jokowi mengarah kepada dunia maritim. Pembangunan dunia maritim menjadi penting karena Indonesia terletak pada posisi sebagai poros maritim dunia, sehingga dapat menjadi peluang untuk membangun kerjasama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat.
Harapan Presiden RI Ir.Joko Widodo dan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi menjadi obor semangat bagi prajurit Marinir untuk mendukung kegiatan kemaritaman. Dibawah komando hebat Komandan Marinir Mayor Jenderal Buyung Lalana bersama prajurit perkasa memberikan perhatian khusus terhadap pelestarian terumbu karang. Terumbu karang merupakan bagian dari potensi kekayaan laut Indonesia. Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama dan merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu membentuk terumbu.Sangat ironi jika kita melihat bahwa tampak dari tahun ke tahun terdapat penurunan kualitas terumbu karang, baik yang hancur maupun yang rusak akibat ulah kejahilan manusia yang tak bertanggungjawab.
Realita ini menggerakkan KM melaksanakan suatu program mulia dan hebat bertajuk ‘Save Our Litoral Life’. Program ini salah satunya bertujuan memelihara lingkungan bahari dengan cara transplantasi terumbu karang. Program ini merupakan bentuk pengabdian KM dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kita harus menjaga terumbu karang agar tetap asri demi masa depan anak bangsa. Terjaga dan terlindunginya terumbu karang bukan hanya menjadi indahnya tempat hunian ikan-ikan di laut namun juga tempat mencari makan untuk ribuan jenis hewan laut serta terpeliharanya lingkungan hidup di laut yang asri dan original.
Peduli Bersama
Gebrakan Marinir sebagai pasukan tempur TNI AL dalam menunjukkan kepedulian terhadap potensi kelautan melalui penyelamtan terumbu karang hendaknya memberikan motivasi bagi segenap lapisan masyarakat.
Kegiatan ini akan terus dilaksankan oleh KM mulai dari wilayah ujung Barat Indonesia hingga wilayah ujung Timur Indonesia.
Dalam pembukaan Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Karang, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan dukungan kepada Marinir TNI Angkatan Laut (AL) dalam penyelamatan terumbu karang dan beliau berharap, aksi penyelamatan terumbu karang ini mampu menyelamatkan potensi kekayaan laut Indonesia melalui upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya terumbu karang secara berkelanjutan serta menjamin kelestarian dan keanekaragaman hayatinya untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.
Laut milik kita bersama. Laut sebagai penghubung persatuan dan kesatuan bangsa. Laut bagian dari kedaulatan negeri tercinta.
Untuk itu kepedulian KM melestarikan lingkungan kelautan dapat membuka hati setiap anak bangsa untuk turun tangan bahu membahu menjaga nikmat Tuhan yang di berikan bagi bangsa Indonesia. Tanpa kepedulian bersama apapun yang dilakukan tak akan mencapai kesempurnaan.
Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi.Mari kita dukung bersama program hebat KM demi laut nusantara, dan demi masa depan negeri tercinta.
Akhirnya mari kita simak pernyataan kesatria prajurit Marinir “ Kami bukan yang terbesar, tapi Kami berusaha menjadi yang terbaik, dan, Kami tidak memiliki apa-apa selain kebanggan menjadi Marinir !”. Dirgahayu Marinir ke 70, Jalesu Bhumyaca Jayamahe .***
(Penulis, Pasminpers Satkatarmabar Tanjung Uban dan Alumni Fak.dakwah UIR Ar-Raniry Banda Aceh)