SEMUA orang atau setidaknya hampir semua orang tahu dan tidak asing dengan istilah kembar siam. Kembar siam adalah jenis kembar yang tubuh keduanya bersatu.
Kejadian kembar siam ini cukup langka, dalam penelitian hanya terjadi sekitar 1 dari 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5 persen dan 25 persen, dan kebanyakan (75 persen) berjenis kelamin perempuan.
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar.
Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam. Tak sedikit yang akhirnya meninggal karena tak mampu bertahan hidup. Istilah kembar siam berasal dari pasangan kembar siam terkenal di dunia Chang dan Eng Bunker yang lahir pada tahun 1811 di Siam atau Thailand.
Dalam penelitian terjadinya kelahiran kembar siam apabila zigot atau calon bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Kembar monozigot yang berasal dari satu sel telur dan kembar dizigot yang berasal dari dua sel telur. Sepertiga dari kelahiran kembar adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua sel telur matang pada waktu yang bersamaan, kemudian dibuahi oleh sperma sehingga kedua sel telur itu mengalami pembuahan pada waktu yang bersamaan.
Sedangkan kembar monozigot berarti satu sel telur dibuahi sperma, kemudian membelah menjadi dua. Masa pembelahan inilah yang akan mempengaruhi kondisi bayi ketika lahir nanti.
Masa pembelahan sel telur pada setiap kehamilan berbeda-beda. Pembelahan sel telur dikategorikan dalam empat waktu, yaitu 0 sampai 72 jam, 4 sampai 8 hari, 9 sampai 12 dan 13 hari atau lebih.
Selaput
Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik, yaitu rahim memiliki dua selaput ketuban dan dikorionik, yaitu rahim memiliki dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak.
Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Kemudian, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya satu, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya memiliki satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Karena waktu pembelahannya terlalu lama, sel telur menjadi berdempet.
Jadi, kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna.
Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan dan penyebab membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan kembar siam, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan. (smc/ar)