Oleh: Dr. Himpun Panggabean.
Dengan meningkatnya interdependensi antarnegara di seluruh dunia, bahasa Inggris tidak lagi hanya merupakan bahasa negara-negara di mana bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pertama (English as First Language) yakni Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan sebagian wilayah Kanada, tetapi juga merupakan bahasa seluruh negara di dunia dalam posisinya sebagai lingua franca global.
Di India, hampir semua mata pelajaran diajarkan dalam bahasa Inggris mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Perguruan Tinggi (PT). Kebijakan ini dilakukan karena bahasa Ingris dipandang sebagai suatu keunggulan dan pembuka kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang baik.
Di Malaysia, bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa yang sangat penting walaupun bahasa nasional negara itu adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan bahasa pemersatu sedangkan bahasa Inggris merupakan bahasa yang berfungsi untuk memperoleh keunggulan kompetetif internasional. Pada Visi 2020 Malaysia, Malaysia diproyeksikan sebagai negara maju yang ditandai dengan kemahiran berbahasa Inggris warga Malaysia.
Di Singapura, bahasa Inggris dipandang sebagai bahasa yang menjadikan Singapura sebagai salah satu pemimpin bisnis kosmopolitan dunia (world business cosmopolitan leader). Karena pentingnya bahasa Inggris, sejak tingkat SD, pemerintah Singapura menerapkan sistem pendidikan bilingual dengan menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama berdampingan dengan salah satu bahasa-bahasa resmi lainnya ( bahasa Mandarin, Tamil, dan Melayu).
Di Turki bahasa Inggris dipandang sangat penting bagi dunia kerja sehingga diajarkan mulai dari SD sampai PT. Melalui penguasaan bahasa Inggris, para tenaga kerja Turki diharapkan akan mampu memasuki pasar Uni Eropa.
Di Iran, meskipun bahasa Inggris cenderung dianggap sebagai bahasa musuh karena merupakan bahasa warga Amerika Serikat, bahasa Inggris merupakan inovasi industri dan teknologi Iran dalam usahanya untuk mengakhiri ketergantungan ekonominya pada produksi minyak.
Di Thailand, pemerintah menyadari bahwa dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris penduduknya, daya saing dan peranan internasional negara itu akan semakin meningkat. Untuk meningkatkan kemampuan rakyat Thailand berbahasa Inggris, bahasa ini diajarkan sejak tingkat SD dan ditambah dengan program strategis pemantapan bahasa Inggris bagi percepatan kemajuan bangsa.
Di Tiongkok, pengajaran bahasa Inggris mengalami ekspansi dan semakin penting yang ditandai dengan kewajiban pengajaran bahasa Inggris mulai dari tingkat SD sampai tingkat PT.
Di Korea Selatan, bahasa Inggris dianggap sebagai salah satu mata pelajaran terpenting. Korea berpandangan bahwa negara itu membutuhkan lebih banyak lagi orang yang mempunyai kemahiran berbahasa Inggris untuk dapat bertahan sebagai bagian dari komunitas global. Urgensi Bahasa Inggris di Indonesia
Berdasarkan uraian di atas, posisi bahasa Inggris sangat penting dan urgen untuk menjadi global player. Namun peranan bahasa Inggris di Indonesia tidak seurgen itu.
Meskipun bahasa Inggris di Indonesia telah semakin intensif dan ekstensif dipelajari dan kemahiran bahasa Inggris dijadikan sebagai syarat penerimaan dan penamatan mahasiswa program S2 dan S3 di beberapa PT serta sebagai syarat melamar kerja di beberapa perusahaan, bahasa Inggris belum digunakan secara luas dan jumlah penduduk Indonesia yang mampu berbahasa Inggris masih sangat rendah. Artinya, pemakaian bahasa Inggris di Indonesia masih terbatas pada event-event dan kalangan tertentu serta cenderung hanya sebagai syarat administratif.
Di tingkat PT, misalnya, pemakaian bahasa Inggris terbatas pada proses belajar-mengajar pada jurusan bahasa Inggris. Akibatnya, penguasaan bahasa Inggris di PT sangat rendah sehingga ketika dilakukan seminar atau workshop yang melibatkan narasumber pengguna bahasa Inggris, penerjemahan harus dilakukan.
Seharusnya, untuk lingkungan PT pada era internet dan digital ini, tidak perlu lagi dilakukan penerjemahan. Jika masalah itu tidak dapat diatasi, harapan pemerintah agar semua PT, termasuk PTS di Indonesia go international hanyalah angan-angan menerawang langit. PT yang para dosennya tidak menguasai bahasa Inggris tidak akan mungkin dapat melakukan kerja sama internasional dan mempublikasikan karya ilmiah di jurnal internasional.
Mengapa kebanyakan PT di Indonesia tidak mempunyai International Affair Office seperti di PT-PT di luar negeri, termasuk di negara tetangga, adalah karena rendahnya penguasaan bahasa Inggris.
Dalam bidang penulisan karya ilmiah untuk publikasi di jurnal-jurnal internasional yang terindeks Scopus, Elsevier, Thomson Reuters atau ISI, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga.
Menurut Scimago Journal Ranking, Indonesia berada di bawah Singapura, Thailand, Malaysia, Pakistan, Iran, dan Irak dalam publikasi karya ilmiah walaupun jumlah PT dan penduduk Indonesia jauh lebih besar dari jumlah PT dan penduduk di negara-negara tersebut. Salah satu penyebab terjadinya masalah tersebut adalah rendahnya penguasaan bahasa Inggris ilmiah yang mutlak dimiliki setiap penulis.
Untuk meningkatkan volume dan kualitas publikasi ilmiah internasional yang kini tercatat sebagai salah satu agenda Kemenristekdikti, pemerintah Indonesia dan sejumlah PT terkemuka di Indonesia terus mendorong setiap dosen untuk mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal-jurnal internasional dengan memberikan insentif puluhan juta rupiah untuk satu publikasi.
Namun agar sasaran tersebut dapat tercapai, strategi untuk menguasai bahasa Inggris untuk tujuan penulisan karya ilmiah harus dijadikan sebagai bagian terintegrasi dengan agenda Kemenristekdikti tersebut. Tanpa adanya latihan menulis secara sustainable dalam bahasa Inggris yang menuntut kompetensi gramatika, kosakata, koherensi, dan kohesi yang sangat ketat, penulisan karya ilmiah berstandar internasional tidak akan mungkin dapat dilakukan.
Meskipun salah satu kriteria jurnal internasional adalah digunakannya salah satu bahasa PBB yakni, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Arab, bahasa Tionghoa, dan bahasa Rusia, hampir semua jurnal internasional bereputasi menggunakan bahasa Inggris sebagai konsekuensi dari semakin meluasnya pemakaian bahasa Inggris di seluruh dunia. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa asing di Indonesia harus dititikberatkan pada pembelajaran bahasa Inggris.
Sebagai catatan, untuk go international dan masuk dalam peringkat world class university, suatu PT harus memenuhi sejumlah standar internasional, termasuk karya ilmiah berkualifikasi internasional, kerja sama internasional serta keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam kegiatan akademis dan penelitian pada tataran internasional yang tidak terlepas dari kemahiran berbahasa Inggris.
Urgensi lain penguasaan bahasa Inggris di Indonesia adalah untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia memasuki pasar internasional dengan standar yang lebih tinggi dari yang sekarang (sekelas TKW) sehingga sejajar dengan tenaga kerja negara-negara lain yang menguasai bahasa Inggris serta untuk mempercepat transformasi ekonomi dan teknologi. ***
Penulis adalah Dekan Fak. Sastra Universitas Methodist Indonesia.