Fenomena Hujan Darah Gemparkan Warga Spanyol

FENOMENA luar biasa dialami penduduk desa di Kota Zamora, Spanyol. Pasalnya mata air dan tangki di daerah mereka dipenuhi warna seperti darah.

Fenomena luar biasa itu dikenal sebagai hujan darah (blood rain), dan menurut para ahli itu berasal dari mikroalga. Biasanya, alga jenis tersebut digunakan dalam industri farmasi, makanan, dan otomotif.

Menurut ahli geologi, Javier Fernandez-Lozano, warna merah disebabkan oleh Haematococcus pluvialis, sejenis mikroalga air tawar yang mampu menyintesis karoten merah, disebut astaxanthin ketika dia berada dalam tekanan.

"Mikroalga dapat menjadi tertekan atau stres ketika terjadi perubahan kadar garam dalam air.

Dalam beberapa tingkat, alga bergerak menggunakan flagella, yaitu sejenis struktur yang memungkinkan sel untuk bergerak dan setengahnya menjadi kista atau tumor," ujar Javier.

Ketika berada dalam kondisi kurang menyenangkan, Javier akan berubah menjadi warna merah. "Jika kista terkena kehadiran cahaya matahari, warna merah lebih jelas terhadap latar belakang putih seperti dalam mata air, "ujarnya, seperti dilansir Tech Times pada Senin (16/11). Sebelum ini, mikroalga hanya ditemukan dalam air di Amerika Utara dan sepanjang pantai Atlantik Eropa.

Sampai sekarang, ahli masih belum dapat memastikan bagaimana bisa sampai ke Spanyol dan menganggap melintasi Atlantik.

Hujan Darah Landa Inggris

Fenomena ‘hujan darah’ juga pernah melanda sebagian besar Inggris. ‘Hujan darah’ ini dikirim dari Afrika.

Badan Prakiraan Cuaca Inggris, Met Office, telah mengeluarkan peringatan akan adanya kabut beracun saat terjadi ‘hujan darah.’

‘Hujan darah’ adalah suatu fenomena metereologi yang terjadi saat pasir bercampur dengan hujan di gurun Afrika Utara. 

Pasir dari gurun Sahara ini akan bercampur dengan badai gurun dan bisa terbawa hingga 2000 mil ke Inggris dengan angin utara.

Ketika hujan bercampur dengan pasir gurun, maka penampakannya akan berwarna kemerah-merahan dan akan menyelimuti Inggris dan menempel pada apa pun. Inilah yang disebut ‘hujan darah’

Juru bicara Met Office, Dan William menyatakan bahwa kemungkinan orang-orang akan melihat mobil-mobil mereka akan diselimuti debu yang berwarna kuning atau cokelat. 

Pakar dari Pusat Radiasi, Dr. Sotiris Vardoulakis, mengingatkan mereka yang memiliki masalah dengan hati atau paru-paru akan terkena dampak dari ‘hujan darah’ ini.

“Mereka yang memiliki asma akan lebih sering menggunakan inhaler untuk mengurangi risiko kambuh,” ujarnya.

Biasanya, ‘hujan darah’ terjadi lebih sering di bagian selatan Spanyol atau Paris. Tetapi, badai gurun di Jazirah Arab menyebabkan kejadian serupa di India. Di Inggris sendiri, ‘hujan darah’ diperkirakan terjadi sekali dalam setahun.

Teori Penyebab

Hujan Darah di India

Hujan darah di India turun hanya pada wilayah yang terbatas dan hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan.

Penduduk lokal melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor. Lebih 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke bumi hingga di nyatakan hujan darah Di India. 

Semula ilmuwan mengira hujan darah Di India ini disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut ternyata adalah sel hidup, namun di ketahui sel ini bukan berasal dari bumi.

Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.

Mereka mengumpulkan lebih 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Menurut para ilmuwan, hujan darah di India terjadi kemungkinan batu meteor yng meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. 

Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.

Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya sebelum hujan darah di India tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Louis menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India. (bbs/tht/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi