Selamat Datang Trans Mebidang

Oleh: Andryan. Di tengah kemacetan lalu-lintas yang semakin kian pa­dat, angin segar tengah menghinggapi tiga kota besar di Su­matera Utara yakni Medan, Binjai dan Deli Serdang, dalam upa­ya meminimalisir kemacetan. Angin segar ter­sebut tidak lain dengan kehadiran mo­da angkutan massal yang dikenal de­ngan nama Bus Rapid Transit (BRT) Trans Mebidang (Me­dan-Binjai-Deli Ser­dang) sesuai dengan nama ketiga kota be­­sar itu. Dengan kehadiran angkutan mas­sal modern, apakah BRT Trans Me­bidang dapat membebaskan kemace­tan lalu-lintas?

Sebagaimana yang telah lama kita nan­tikan, akhirnya se­ba­nyak 30 unit armada Trans Mebidang telah di datang­kan langsung oleh Kementerian Perhu­bu­ngan dalam peresmian pada 5 November 2015. Sebelumnya kita ketahui, pe­ng­ope­rasi­an BRT Trans Mebidang se­mula direncanakan sejak awal tahun 2013. Meskipun beberapa halte yang te­lah dipersiapkan untuk menjadi tempat pem­berhentian BRT Trans Mebidang telah lama berdiri, tetapi moda angkutan massal yang telah di nan­tikan tersebut tak kunjung tiba. Kini, masyarakat yang semula telah di­kecewakan akibat molor­nya realisasi da­lam pengoperasian BRT Trans Mebi­dang, akan mendapat berba­gai pelaya­nan yang mengesankan, baik dari segi fa­silitas maupun biaya yang mu­dah terjangkau segala lapisan.  

Adapun koridor pelayanan BRT Trans Mebidang, yang me­li­puti rute, jarak tempuh, dan halte yang tersedia. Untuk koridor I, meliputi lintasan dari Terminal Binjai menuju Pusat Pasar dan se­baliknya. Rute jalan yang dilalui yakni Ter­minal Binjai-Jalan Soekarno Hatta-Ja­lan Gatot Subroto-Jalan Iskandar Mu­da-Jalan Gajah Mada-Jalan S Par­man-Jalan Ra­den Saleh-Jalan Balai Kota-Jalan Stasiun-Jalan MT Haryono-Jalan Su­tomo-Jalan Pusat Pasar. Jarak tempuh un­tuk koridor I yakni 23 kilometer de­ngan waktu tempuh 90 menit, dan halte yang tersedia sebanyak 13 unit.

Kemudian untuk koridor II, yakni me­ngambil lintasan dari Pu­sat Pasar Medan hing­ga Terminal Lubuk Pakam. Rute yang dilewati di rute dua yakni Pusat Pa­sar-Jalan Su­tomo-Jalan Pe­rintis Kemer­de­kaan-Jalan M Yamin-Jalan Stasiun-Ja­lan MT Ha­ryo­no-Jalan Cire­bon-Jalan Si­si­ngama­ngaraja-Jalan Me­dan-Terminal Lu­buk Pakam. Jarak tem­puh lintasan ko­ridor II adalah 32 kilome­ter, dengan wak­tu tempuh 100 menit dan hal­te yang ter­sedia seba­nyak enam unit. Adapun tarif untuk tra­yek dari Terminal Binjai menuju Pusat Pa­sar Medan dan sebalik­nya adalah Rp 6.000. Sedangkan tarif un­tuk trayek dari Ter­minal Lubuk­pa­kam me­nuju Pusat Pa­sar Medan dan se­balik­nya adalah Rp 7.000.

Mengatasi Kemacetan

Meskipun pengoperasian BRT Trans Me­bidang telah me­nim­bulkan pro dan kon­tra, akan tetapi kehadiran BRT Trans Me­bi­dang sebenarnya bukanlah merupa­kan ma­salah, melain­kan sebagai solusi yang sa­ngat tepat dalam mengatasi problem ke­ma­cetan. Kita ketahui, dengan pe­ngo­perasian BRT Trans Mebidang, maka di­predikasikan setiap ruas jalan akan me­ngurangi lebih kurang 10 angkutan kota (angkot).

Mengapa pengoperasian BRT Trans Me­bidang harus de­ngan mengurangi jumlah angkot? Hal ini karena tidak dapat kita pungkiri pula, angkot merupa­kan salah satu pemicu kema­cetan teru­tama di kota Medan. Bukanlah tanpa ala­san, apabila selama ini angkot dikenal tidak memiliki disiplin dalam berlalu-lin­tas, yakni dengan ugal-ugalan dan sa­ling menye­ro­bot, mengangkut dan me­nurunkan penumpang ditengah ja­lan dan berhenti secara tiba-tiba, selain daripada itu juga tidak taat peraturan lalu-lintas dengan menerobos traffic light. Bah­kan, ba­nyak angkot yang hanya lebih menge­jar tarif tanpa mem­perdulikan kese­la­matan para pengguna jalan lainnya.

Buruknya kelakuan para angkot seakan telah menjadi bu­daya dengan ti­dak memiliki etika dalam berken­da­raan, men­ja­di harapan besar masya­ra­kat akan kehadiran moda angkutan massal. Oleh karenanya, kehadiran BRT Trans Me­bi­dang pun men­dapat sambutan hangat oleh masyarakat Medan, Binjai dan Deli Ser­dang. Walaupun 30 bus telah di da­tangkan, akan tetapi realisasi pe­ngo­perasian BRT Trans Mebidang belum da­pat dipastikan. Banyaknya pekerjaan rumah yang hingga kini belum terse­le­saikan, menjadi alasan utama akan masih ter­tundanya pengo­perasian BRT Trans Me­bidang.

Beberapa pekerjaan rumah yang be­lum terselesaikan terse­but, diantaranya per­baikan halte yang telah rusak dan be­lum adanya jalur khusus bagi BRT Trans Mebidang. Kita ketahui, hal­te yang di khususnya penggunaannya untuk BRT Trans Mebi­dang telah lama berdiri, tetapi kini kondisinya sangat meng­khawa­tir­kan, baik dari keadaan bangunan maupun temp­atnya yang telah beralih fungsi oleh pe­dagang kaki lima maupun tempat. Pa­dahal, biaya pembangunan beberapa halte telah menggunakan anggaran yang sa­ngat besar, tetapi peme­rin­tah pun luput dari perhatiannya untuk melakukan perawatan bangunan halte tersebut.

Selain daripada kondisi halte yang ma­sih memerlukan perbaikannya, untuk ja­lur khusus BRT Trans Mebidang hing­ga kini pun masih belum dapat di ren­c­a­na­kan akan pemba­ngun­annya. Sebelum­nya, rencana pembangunan jalur khusus untuk BRT Trans Mebidang telah dilaku­kan oleh pemerintah tiga daerah tersebut.

Me­mang, kita menyadari dengan kondisi jalan yang telah menyempit dan jumlah ken­daraan yang kian banyak, sangat sulit untuk dibuat jalur khusus moda anggutan massal karena dikhawatirkan akan semakin menam­bah ke­macetan dengan ruas jalan yang telah mengecil.

Kehadiran BRT Trans Mebidang, tentu saja menjadi ha­rap­an besar masyarakat perkotaan dalam menikmati moda anggkutan massal modern.

Kini, dalam mengatasi kemacetan, tidak cukup dengan kehadiran BRT Trans Mebidang tanpa ada­nya duku­ngan dari masyarakat.

Dukungan masyarakat tersebut tidak lain dengan secara aktif meng­gunakan moda angkutan massal tersebut se­bagai sarana kendaraan dalam melakukan segala aktifitas.

Memang kita menyadari, untuk meng­alihkan penggunaan dari kendaraan pribadi kepada penggunaan angkutan massal, harus pula di dukung dengan sarana dan prasarana yang memadai agar masyarakat dapat benar-benar memahami bahwa menggunakan ang­kutan massal lebih baik diban­ding­kan de­ngan menggunakan kendaraan pribadi, baik dari segi waktu, biaya maupun kese­lamatan. Selamat datang Trans Mebi­dang sebagai angkutan massal modern dalam mengatasi kemacetan!. ***

Penulis adalah Dosen FH.UMSU

()

Baca Juga

Rekomendasi