Tarutung, (Analisa). Sejumlah petani di Dusun Ambarhoda, Desa Onan Runggu I, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) mulai mengembangkan dan membudidayakan tanaman rempah-rempah holtikultura andaliman.
Selain karena kultur tanah mendukung, para petani mengaku mereka menaman tanaman rempah-rempah ini karena dinilai potensial dan mempunyai prospek.
“Selama ini, andaliman di kampung tidak kami tanam, tapi bisa tumbuhnya secara liar, kami mulai mempelajari mengembangkan dan membudidayakan tanaman,” ujar salah seorang petani J Panggabean kepada wartawan, Sabtu, (21/11).
Menurutnya, menanam andaliman tidak terlalu sulit di lahan yang ada, karena kultur tanah memungkinkan. Tanaman andaliman bisa ditanam di celah tanaman lain.
“Kami pelajari dan kami tanam, ternyata tidak terlalu sulit,” ucapnya.
Senada disampaikan petani lain Marga Tambunan. Dia menambahkan, usia tanaman andaliman sampai berbuah hanya menelan waktu delapan bulan saja. Biaya yang dikeluarkan pun tidak terlalu banyak seperti tanaman pertanian lainnya. Sebab, tanaman ini tidak terlalu membutuhkan pemupukan kimia atau obat-obat. Perawatan cukup dengan membersihkan arela tanam.
“Semuanya alami. Pupuknya hanya rumput-rumput kering dikelilingi batangnya dan tidak perlu disemprot,” katanya.
Padahal, kata dia, hasil panen atau harga jual andaliman dinilai cukup memuaskan para petani, karena di pasaran harganya cukup mahal.
“Harga andaliman cukup mahal, jadi diuntungkan kalau tanaman ini bisa berhasil,” ucapnya dan menyampaikan kalau tanaman nantinya berhasil, mereka sebagai petani akan terus mengembangkan tanaman rempah-rempah yang digunakan untuk bumbu masak. (can)