Anggota Komisi II DPR: Praja IPDN Jangan Hanya Jadi Jagoan Adu Jotos!

detikNews - Jakarta, Kasus pemukulan yang dilakukan praja IPDN terhadap taruna Akmil tidak boleh terulang lagi. Evaluasi menyeluruh terhadap model pembinaan praja di IPDN harus dilakukan.

"Evaluasi harus terus dilakukan terkait model pengawasan dan pembinaan terhadap praja," kata anggota Komisi II Arwani Thomafi kepada wartawan, Senin (30/11/2015).

Arwani mengusulkan sistem pengawasan di asrama oleh pengasuh secara langsung ditingkatkan menjadi 24 jam. Pola pengawasan ini bisa mencontoh yang selama ini dilakukan di pesantren.

"Bisa mengadopsi sistem di pesantren. Pengasuh dan praja berada dalam satu asrama," ujar politikus PPP ini.

Pembinaan praja juga harus dirombak total. Dia menyarankan perbaikan dalam interaksi praja antar angkatan sehingga kekerasan tidak membudaya.

"Pembinaan juga harus dilakukan dengan model yang lebih humanis. Pendekatan yang dipakai dalam interaksi praja antar angkatan harus diubah total. Selama ini yang berlaku kan pasal 'senior tidak pernah salah'," ungkap Arwani.

IPDN diharapkan menghasilkan aparat sipil negara yang akan melayani rakyat. Perubahan total menjadi suatu kebutuhan saat ini.

"IPDN harus bisa mengubah dirinya sendiri. Kiprahnya sebagai aparat sipil negara dinanti oleh rakyat. Jangan hanya jadi jagoan adu jotos saja," tegasnya.

Seperti diberitakan oknum praja senior IPDN memukuli taruna Akmil. Laporan ini masuk ke Mendagri Tjahjo Kumolo. Pemukulan itu terjadi pada pekan lalu, saat rombongan Akmil datang ke IPDN Jatinangor dan melakukan studi banding.

Pemukulan itu terjadi pada 19 November dini hari. Ada dua taruna Akmil yang dibawa ke sebuah ruangan dan dihukum dengan dipukul. Alasannya dua taruna Akmil tersebut foto-foto di daerah yang sakral bagi IPDN. (imk)

()

Baca Juga

Rekomendasi