Hal itu dikatakan Ketua Komunitas Himpunan Trader Indonesia (KHTI) Elisabeth Chen dalam keterangan pers di Medan, Minggu (29/11). Menurut pendiri organisasi trader yang berpusat di Pontianak itu, trading forex bisnis yang menarik karena didukung aktivitas pasar forex yang buka 24 jam non stop, sehingga pelaku bisnis forex bisa melakukan trading kapan pun disesuaikan dengan waktu luang.
“Selain menarik, pasar forex juga unik. Tidak seperti pasar tradisional, pasar forex tidak memiliki lokasi fisik secara khusus, hampir mayoritas sekarang ini dikerjakan melalui jaringan perdagangan elektronik,” kata Elisabeth.
Dengan dukungan jaringan perdagangan elektronik, tambah Elisabeth, proses transaksi bisa terjadi secara cepat dan dalam jumlah yang sangat besar pula. “Perkembangan teknologi internet maka akan sangat memudahkan bagi individu baru untuk melakukan trading forex online. Meski demikian, bisnis ini bukan investasi karena di bisnis ini kita langsung yang menjalankan, bukan orang lain,"ujarnya.
Kehadiran Elisabeth Chen di Medan dalam rangka menghadiri seminar bisnis bertajuk "Bussines for Living" yang digelar KHTI Sumut, baru-baru ini. Dalam kesempatan itu, Elisabeth memperkenalkan KHTI yang dipimpinnya didirikan sejak tahun 2010 berawal dari komunitas group Facebook tempat bertukar pikiran para trader dalam melakukan analisa pasar atau bertukar informasi apapun yang dibutuhkan mengenai forex. Dalam perkembangannya KHTI menjadi wadah organisasi resmi yang menaungi para trader dari ulah-ulah oknum nakal maupun broker nakal. “Saat ini KHTI memiliki perwakilan yang disebut DPD sebanyak 22 Provinsi se Indonesia dan semoga akan bertambah terus di kemudian hari, " imbuhnya.
Elisabeth memperkenalkan DPD KHTI Sumatera Utara beralamat di Jalan Besar Delitua Gang Satria No 38 Delitua Kabupaten Deliserdang, diketuai Deni Isyanto, Wakil Ketua Guntur Sudaryanto dan sekretaris Dedi Irawan.
“KHTI bertujuan untuk membuka pembelajaran aktif tentang Forex, Index, Saham dan Fund serta menghindari bisnis-bisnis online yang berbau investasi dan dijadikan lahan mencari kekayaan bagi beberapa oknum yang hanya mementingkan diri sendiri,” terangnya.
Mengerti Risiko
Sebelumnya, nara sumber seminar "Bussines for Living" yang digelar KHTI Sumut tersebut, Benny Yoninta V Ginting yang juga Sekjen KHTI Pusat mengatakan, sebagai seorang trader seharusnya mengerti akan resiko dan prospek dari sebuah usaha trading. Kehilangan modal dan keuntungan yang luar biasa akan didapatkan di bisnis forex. Tidak perlu punya IQ 250 atau IPK 4.0, tidak perlu pintar matematika, tidak perlu fasih 10 bahasa, tidak perlu punya pengalaman kerja 10 tahun, tidak perlu bangun pagi pulang malam untuk sukses di forex. "Kita hanya butuh disiplin untuk menjadi trader yang sukses," pungkasnya.
Seminar diikuti puluhan trader dan peminat bisnis forex yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Utara. Mereka sangat antusias mengikuti pertemuan bisnis tersebut dan beberapa di antara mereka tertarik bergabung dengan KHTI. (rel/rrs)