BUDIDAYA bercocok tanam ternyata bisa dilakukan sekaligus dengan budidaya ikan air tawar, yang disebut budidaya berteknologi aquaponic.
Budidaya yang dipadukan ikan dengan tanaman sayuran dan buah-buahan dapat mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Hal itu sebagaimana dikatakan peneliti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Endhay Kusnendar.
“Teknologi budidaya sistem aquaponik ini bisa dilakukan di lahan sempit dan sedikit air,” kata Koordinator Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya di Kementerian Kelautan dan Perikanan itu, Sabtu.
Usai temu lapang teknik budidaya aquaponic di Temanggung, Jawa Tengah, ia menyatakan, berdasarkan hasil panen di sejumlah daerah yang menjadi pilot projek hasilnya cukup bagus, ada keuntungan sekitar Rp5.000 per kilogram untuk ikan lele sehingga bisa untuk skala rumah tangga.
Temanggung merupakan salah satu dari 12 kabupaten di Indonesia yang menjadi pilot projek pengembangan budi daya ikan air tawar dengan teknologi aquaponik yumina (sayur dan mina/ikan) bumina (buah dan ikan) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budi Daya.
Ia menuturkan, kalau sisa bangunan rumah hanya pekarangan dua kali tiga atau dua kali empat meter persegi bisa dimanfaatkan untuk budidaya aquaponik.
Keuntungan dari sistem ini, menurutnya, bisa dimodifikasi dengan berbagai sayuran dan buah-buahan, bahkan budidaya tanaman hias, seperti anggrek.
Ia menuturkan pula, budidaya ikannya tidak hanya untuk konsumsi saja, tetapi bisa mengembangbiakkan ikan hias, seperti koi. “Bahkan, sistem ini bisa dikembangkan di rumah-rumah elit dengan bentuk yang lebih cantik, yang tidak semata-mata untuk konsumsi. Kalau untuk konsumsi bisa untuk ketahanan rumah tangga,” katanya.
Kunci dari keberhasilan sistem ini, lanjutnya, adalah menggunakan bibit unggul, baik jenis ikannya maupun tanamannya.
Jadi Program Sekolah
Selain Temanggung, Pemerintah Kota Yogyakarta juga berupaya meningkatkan produksi dan kualitas pertanian di wilayah tersebut, salah satunya dengan mengembangkan metode aquaponik melalui program sekolah lapangan.
“Sudah ada empat sekolah lapangan berbasis kelurahan yang memperoleh sosialisasi mengenai aquaponik,” kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro di Yogyakarta, Sabtu.
Keempat sekolah lapangan tersebut berada di Kelurahan Baciro, Demangan, Purwokinanti dan Purbayan dengan peserta di masing-masing wilayah sekitar 20 orang.
Dari Hidroponik
Menurutnya, metode pertanian aquaponic pada dasarnya adalah pengembangan dari metode hidroponik yang sudah dikenal luas di masyarakat. Aquaponic merupakan kombinasi dari aquakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah).
Jika di Dallas metode hidroponik hanya menanam sayuran atau buah-buahan saja menggunakan media air maka di dalam metode aquaponik petani diajarkan menanam sayuran dan memelihara ikan di suatu media tanam tertentu. “Biasanya kami menggunakan semacam gelas plastik. Di atasnya digunakan untuk sayuran dan di bawahnya digunakan untuk memelihara ikan. Ikan yang kecil-kecil dulu,” katanya.
Ia berharap peserta sekolah lapangan yang sudah memperoleh pembelajaran mengenai hidroponik dan aquaponik tersebut bisa menularkan ilmu yang diperoleh kepada warga di sekitar tempat tinggalnya. “Metode pertanian seperti ini cocok diterapkan di Kota Yogyakarta karena keterbatasan lahan. Warga bisa memanfaatkan pekarangan yang mereka miliki untuk menanam sayuran melalui hidroponik,”katanya.
Sejumlah sayuran yang sudah bisa dikembangkan dengan baik menggunakan metode hidroponik di Kota Yogyakarta di antaranya adalah selada, sawi dan kangkung.
Pada tahun 2015, Disperindagkoptan Kota Yogyakarta membuka program untuk 14 sekolah lapangan. Setiap sekolah lapangan akan memperoleh pembekalan berupa informasi bercocok tanam di lahan sempit, sekaligus memperoleh bantuan bibit dan media tanam.
Pada dasarnya aquaponik adalah suatu ekosistem mini, ikan membutuhkan air yang bersih sedangkan tanaman membutuhkan kotoran ikan. Hubungan mutualisme ini dijalin sedemikian rupa saling menguntungkan antara ikan dan tanaman.
Keamanan
Selain untuk ketahanan pangan rumah tangga, sistem tanam dengan aquaponik ini berawal dari kehawatiran terhadap keamanan makanan, sebab terdapat banyak sayuran yang penuh dengan pestisida. Bahkan ada sayuran yang sudah dimodifikasi genetikanya.
Meski awalnya banyak yang merasa aneh dengan cara bertani dengan aquaponik bagi mereka yang bertani menggunakan tanah. Padahal teknik bertanam ini tidak memerlukan lahan yang luas, justru diperuntukkan bagi yang memiliki lahan sempit.
Membuat sistem aquaponik sangat menarik, karena aquaponik itu benar-benar dapat menghasilkan dua hasil adalah sayuran dan ikan. Dengan bercocok tanam sistem aquaponik dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanaman yang bisa dibudidayakan adalah semua jenis tanaman sayuran, atau sayuran buah dengan menghasilkan sayuran yang 100 persen organik.
Mengapa organik?. Pasalnya, nutrisi aquaponik berasal dari kotoran ikan yang disebut sebagai amoniak yang dirubah oleh mikroba menjadi nitrat dan nitrid dan itu dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman itu menjadi subur dan hasilnya akan menjadi lebih baik. (Ant/berbagai sumber)