Pendosa Juga Bisa Meraih Surga

MANUSIA sebagai fitrahnya adalah makh­luk ciptaan Tuhan yang tak luput dari kata khilaf maupun kesalalian. Setiap kita sejatinya adalah seorang pendosa. Hari demi hari yang kita lalui selalu tak terlepas dari dosa-dosa. Kita masih saja terus tersandung dalam lubang kesalahan. Kesalahan yang tentunya akan mengan­tarkan kita pada perbuatan dosa.

Ketika seseorang melakukan perbuatan dosa, hampir seinua dari mereka enggan memohon ampun kepada Allah atas apa yang mereka kerjakan. Mereka berpikir bahwa tak akan ada lagi ampunan dari-Nya dan pintu maaf itu tak mungkin terbuka. Luasnya ampunan Allah kerap kali dibatasi oleh manusia sendiri (Hal 112). Mereka lupa bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, sebagaimana dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim “Sesungguhnya kasih sayang-Ku itu mengalahkan murka-Ku” (hal 101). Dalam hadits ini memberikan harapan besar bagi kita untuk tidak bosan dalam berharap kepada-Nya.

Mereka yang terjebak dalam dosa, baik kecil maupun besar, hanya kepada Allah lah tempat berharap untuk mendapatkan maaf dan ampunan dari-Nya. Apapun dosa yang kita perbuat selama kita memohon ampun dengan penuh kesungguhan, Allah masih tetap membukakan pintu-pintu surga-Nya. Surga yang tak terlintas di benak mereka para pendosa. Karena yang mereka tahu, jangankan berharap surga, ampu­nan’Allah saja sudah tak mungkin diraih.

Maka, Muyassaroh Hafidzoh dalam bukunya, “Bahkan Tetap Ada Surga bagi Pendosa Sekalipun Bila...” menyadarkan pembacanya betapa mudah meraih ampunan dan menuju surga-Nya. Allah memang marah dan menjanjikan siksa yang pedih di neraka kepada para pendosa. Tetapi, kemarahan dan ancaman Allah itu tidak berhenti dan selesai dengan marah dan ancaman, karena Allah begitu murah akan kasih sayang kepada makhluk-Nya. Allah tak akan membiarkan kita ketika kita henar-benar memohon ampunan kepada-Nya (Hal 101-102). Sebagaimana hadits Qudsi yang dicantum­kan dalam buku ini “Jika hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku satu hasta, Aku akan mendekatkan diri kepadanya satu siku. Apabilada kembali kepada-Ku sambil berjalan, Aku akan menyambutnya sambil berlari, “ (HR. Ahmad dan Thabrani).

Dengan cover berwarna putih, buku berisikan 224 halaman ini memang ter­kesan sederhana. Kendati demikian, buku ini tidak kalah hebatnya dengan se­gudang hikmah yang terkandung dida­lamnya. Para pembaca akan diajak pada suatu pemaha­man bahwa ampunan Allah itu luas, rahmat Allah itu dekat, dan surga itu mudah diraih. “Kata­kanlah, hai hamba-hamba-Ku yang melam­paui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah me­ngam­puni dosa-dosa semuanya. Sesung­guhnya, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penya­yang. “ (QS. Az-Zumar [39]:53).

Selain memberikan pemahaman untuk meraih ampunan Allah, dalam buku ini pembaca juga diberikan resep menarik menuju taubat yang diambil dari berbagai kitab. Tidak hanya itu, penulis juga menya­jikan kisah para pendosa yang meraih pertau­batan di akhir bab dalam bukunya. Tentu kisah yang disajikan menjadi motivasi bagi pembaca untuk benar-benar mentapkan hati bahwa meraih ampunan illahi begitu mudah diraih selama kita rnau kembali pada-Nya.

Teruntuk semua kita para pendosa, baik muda maupun tua, terlebih mereka yang telah lama ingin kembali dijalan-Nya namun hampir putus asa akan ampunan-Nya, semoga buku ini mampu memberi pencerahan sekaligus menjadi nasihat bagi pembacanya bahwa betapa sayangnya Allah terhadap hamba-Nya. Ketika kita sudah begitu jauh dari-Nya bahkan mem­buatnya murka dengan segala perbuatan dosa kita, Allah tetap menerima kembali keberadaan kita. Dengan setum­puk dosa yang telah kita lakukan, jangan sampai kita terlupa bahwa masih ada Dzat yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.

Peresensi: Firda Adinda Syukri, Mahasiswi Semester I, Jurusan Ilmu Komunikasi UINSU dan Anggota Magang

()

Baca Juga

Rekomendasi