Filosofi “CIN CAY”

Oleh: DR. Ponijan Liaw, M.Pd.

Salah satu frase yang paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di komunitasTionghoa adalah ungkapan ‘cin cay’ – dengan segala varian cara penulisannya. Sampai saat ini, tidak ada satu pun definisi tunggal yang dapat mewakili makna dari frase ini jika ia digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Ada yang mengartikannya sebagai ‘terserah’, ‘tidak perhitungan’, ‘easy going’, dan seterusnya. Makna terjemahan itu mau tidak mau harus disesuaikan dengan konteks kalimat yang dirangkainya agar memiliki pengertian yang pas. Pada tulisan ini, makna yang ditawarkan adalah ‘tidak perhitungan.’

Filosofi Cin Cay

Sejarah kesuksesan para trilyuner dunia telah membuktikan bahwa harta benda yang berhasil mereka koleksi secara akumulatif itu berasal dari hasil perjuangan yang mengedepankan filosofi ‘tidak perhitungan’ alias cin cay. Maksudnya, walau terkadang harus bekerja lebih waktu dan tenaga dengan bayaran yang tidak ditambah, semangat juang tidak pernah menurun dan keluhan tidak pernah menyembur keluar dari mulut mereka. Yang terpenting adalah mereka tetap menerima hasil yang baik dan penerima jasa/produk mereka merasa puas dan bahagia. Ujung-ujungnya, mereka akan menjadi pelanggan setia yang terus-menerus mengisi pundi-pundi korporasi para pedagang cin cay tersebut. Bayangkan jika para pebisnis itu berlaku kaku dan beku terhadap aturan yang ada.

Semua harus sesuai dengan kesepakatan, tidak boleh kurang atau lebih, tentu hal ini akan menyurutkan loyalitas pelanggan terhadap produk/jasa korporasi para pebisnis itu. Bill Gates, pendiri Microsoft, Mark Eliot Zuckerberg, pendiri Facebook, Jeff Bezoz, pendiri Amazon.com, Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek dan semua pengusaha sukses lainnya, tidak pernah mengeluh atau meminta upah/bayaran lebih walau mereka bekerja lebih panjang waktunya melebihi kesepakatan yang ada.

Ambil contoh apa yang dilakukan oleh Nadiem Makarim dengan bisnis fenomenalnya, Go-Jek saat ia memasang harga Rp. 10.000,- untuk semua rute di Jakarta. Ini jelas tidak masuk dalam logika hitung-hitungan bisnis yang sifatnya transaksional. Modal harus kembali plus keuntungan. Dengan mematok sepuluh ribu rupiah untuk semua rute, jauh mau pun dekat, tentu konsumsi bahan bakarnya berbeda yang pastinya berpengaruh lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan. Namun, dengan jurus cin cay awal yang luarbiasa cerdas dan cerdik itu, pengguna go-jek saat ini telah menembus ratusan ribu penggunanya di Jakarta saja. Daerah-daerah lainnya akan segera menyusul ketenaran sang penjual jasa pengantaran dengan sepeda motor berlogo hijau itu.

Cin Cay Membawa Hoki

Dengan praktik cin cay yang dilandasi dengan ketulusan, kesuksesan hanya masalah waktu saja. Semua orang pasti menyenangi ketidak-kakuan dalam segala hal. Sisi kompromistis-positif lebih disukai dari pada kekakuan terstruktur. Bukankah filosofi yin-yang juga mengingatkan kepada kita bahwa di dalam bulatan hitam terdapat titik putih demikian juga di dalam bulatan putih terdapat titik hitam. Di antara hitam dan putih ada abu-abu.

Semua filosofi itu mengingatkan kepada kita bahwa sesungguhnya tidak ada yang absolut di dunia ini. Tidak ada juga ya pasti di dunia ini. Bahkan ilmu matematika yang katanya ilmu pasti sekali pun masih memiliki simbol~(tak terhingga). Berapakah tak terhingga itu? Tidak ada yang bisa menjawabnya dengan pasti. Artinya, tidak ada yang baku-baku amat di dunia ini. Berpikir terlalu linier, kaku dan procedural sering membuat orang tidak suka. Ini tidak berarti bahwa cara berpikir dan berperilaku seperti itu keliru, hanya saja perlu memerhatikan situasi dan kondisi yang ada.

Jika memungkinkan, filosofi cin cay sebaiknya diterapkan. Karena berdasarkan fakta dan data yang ada, para pebisnis ulung yang telah berhasil menimbun harta dan tahta di korporasi mereka masing-masing ternyata adalah praktisi filosofi cin cay. Selamat ber-cin-cay secara bijak, semoga hoki bukan menjadi mimpi lagi.***

Penulis adalah Komunikator No. 1 Indonesia, FB/Twitter/Instagram: @PonijanLiaw, Email: [email protected], tinggal di Jakarta.

()

Baca Juga

Rekomendasi