Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
STYLE (gaya) senilukis, ungkapan kreativitas unik ciptaan seniman. Ciri khas pada karya. Terekspresikan melalui bahan, teknik dan kreasi unsur-unsur rupa. Setiap seniman ingin karyanya berbeda, style atau gaya tidak sama dengan karya seniman lainnya. Dunia penciptaan menganggap kesamaan style sebagai bentuk peniruan, tabu. Setiap seniman berusaha agar karyanya memiliki keunggulan pada style seni rupa ciptaannya.
Style diciptakan pelukis melalui berbagai cara, melalui eksplorasi bahan, teknis, maupun stilisasi, deformasi dan distorsi unsur-unsur rupa. Bahan berbeda menghasilkan style berbeda. Lukisan cat air menghasilkan style berbeda dibanding lukisan cat akrilik maupun minyak.
Bahan sama menghasilkan style berbeda, jika teknis penciptaannya berbeda. Unsur-unsur rupa bisa didistorsi, dideformasi, dikreasikan, sehingga menghasilkan style unik yang dikehendaki seniman. Style karya bisa diciptakan melalui banyak pendekatan dalam berkarya.
Ada berbagai variasi style lukisan dihasilkan oleh bahan cat air, cat akrilik, maupun cat minyak. Cat air karakternya transparan, menghasilkan style transparan. Cat akrilik karakternya transparan, namun bisa juga impasto (cat menutup permukaan), demikian pula cat minyak. Style hasil penciptaan berbeda. Eksplorasi bahan dilakukan seniman untuk menghasilkan style lukisan berbeda. Permukaan kertas atau kanvas berbeda dapat menghasilkan style lukisan berbeda. Berbagai jenis kertas dicoba untuk diketahui efek-efek artistiknya agar dapat menciptakan style lukisan yang tepat. Sesuai kehendak pelukis. Permukaan kanvas halus atau bertekstur tebal menghasilkan efek rupa berbeda, style lukisan yang dihasilkan juga berbeda.
Melukis pada permukaan kanvas kering berbeda efeknya dibanding melukis pada permukaan basah. Melukis pada permukaan bertekstur halus berbeda efeknya dibanding melukis pada permukaan bertekstur tebal. Style lukisan yang dihasilkanpun berbeda.
Teknik melukis dengan alat berbeda menghasilkan style berbeda. Teknik melukis dengan alat kuas, pisau palet, atau langsung dengan jari tangan menghasilkan efek-efek rupa berbeda, style lukisanpun berbeda. Teknik melukis langsung di luar ruangan berbeda dengan teknik melukis di studio, style lukisan hasilnya pun berbeda.
Melukis cepat langsung jadi di luar ruangan berbeda dengan melukis perlahan, step by step yang dikerjakan di studio. Setiap pelukis berusaha menciptakan teknik melukis berbeda agar style lukisan yang dihasilkan berkarakter dirinya.
Teknis melukis pelukis Affandi menghasilkan style lukisan unik. Kanvas dibasahi minyak, cat dipelototkan ke permukaan kanvas secara langsung, lalu diusap dengan jari tangan. Percampuran warna cat dengan minyak pada permukaan kanvas melalui usapan jari tangan menghasilkan style lukisan khas pelukis maestro. Ada cipratan, lelehan, tekstur tipis, tebal serta goresan-goresan cat secara spontan. Unsur-unsur piktorial terbentuk melalui teknik melukis tersebut. Lukisannya sangat ekspresif dan menyenangkan untuk dilihat.
Teknik Antonio Blanco berbeda. Seniman Amerika yang menetap di Bali, berbasis pada kemampuan menciptakan sketsa secara cepat. Style lukisannya sangat menawan. Sketsa dikerjakan secara cepat dengan garis tipis. Pewarnaan dilakukan dengan cepat menghasilkan sapuan-sapuan warna spontan. Warna-warna cemerlang. Gelap-terang lukisan menimbulkan sensasi visual menyenangkan. Melukis dengan teknik seperti itu hanya bisa dilakukan oleh pelukis mahir.
Pelukis Widayat menciptakan style berbeda dengan membuat tekstur tebal pada permukaan kanvas, lalu diwarnai. Style lukisan yang dihasilkan berbeda. Tekstur tebal menghasilkan unsur-unsur rupa khas, menjadi style unik si peluksi tersebut. Setiap pelukis pada dasarnya ingin menunjukkan kreativitasnya melalui penciptaan style berbeda pada karyanya.
Selain melalui pendekatan bahan dan teknik, style lukisan dapat diciptakan melalui proses kreatif. Mengolah unsur-unsur rupa. Bentuk bisa distilisasi atau digayakan, dideformasi, maupun didistorsi. Wayang termasuk karya senilukis tradisional yang mengalami stilisasi, deformasi dan distorsi pada bentuknya. Style wayang menjadi unik. Proporsi tubuh manusia dikreasikan kembali menjadi bentuk baru seperti pada wayang.
Seniman renaisans akhir (mannerisme) awal abad-17 di Eropa, memanjangkan bentuk proporsi tubuh manusia pada lukisan maupun patung. Agar tampak indah dilihat. Seniman modern juga banyak yang menciptakan karya dengan metode ini. Bentuk distilisasi, dideformasi dan didistorsi dengan cara memanjangkan, memendekkan, menjadi bentuk geometris dan sebagainya.
Style pada karya seni merupakan bentuk kreativitas seniman. Diciptakan melalui proses panjang, tujuannya menghasilkan karya unik. Berbagai eksplorasi bahan dilakukan seniman agar ditemukan bahan yang cocok dan tepat untuk menghasilkan style berbeda. Berbagai alat dan teknik melukis dipelajari, trial and arror. Dilakukan agar didapatkan alat dan teknik melukis dengan style lukisan berciri khas.
Stilisasi, deformasi, distorsi pada bentuk dikreasikan untuk menghasilkan style lukisan indah berciri khas. Setiap seniman ingin menjadi dirinya sendiri, salah satunya melalui penciptaan style pada karya-karyanya.
Penulis; dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed & Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara