Oleh: dr. Ivan
PERNAHKAH Anda mengalami cegukan? Selain sangat mengganggu, cegukan juga dapat membuat perasaan tidak nyaman bagi penderitanya. Cegukan adalah kondisi umum yang bisa terjadi pada siapa saja, baik itu anak kecil, remaja, dewasa maupun lansia. Jika ada pertanyaan "pernahkah Anda mengalami cegukan?" Maka sebagian besar akan menjawab, ya...
Memang, cegukan yang terjadi biasanya bersifat ringan dan gejala tesebut hanya muncul dalam beberapa menit saja. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, cegukan dapat berlangsung beberapa hari. Cegukan umumnya akan selesai dengan sendirinya, meskipun ada beberapa pengobatan rumah tangga untuk menghilangkan cegukan, dan ada beberapa pengobatan secara medis yang dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu yang tidak bisa ditangani dengan pengobatan sederhana.
Cegukan atau hiccup yang dalam bahasa medisnya disebut singultus adalah kontraksi yang terjadi secara tiba-tiba yang tak disengaja pada diafragma, dan umumnya terjadi berulang-ulang setiap menit. Istilah ‘hiccup’ merupakan bahasa inggris yang digunakan orang untuk menirukan suara yang dikeluarkan saat cegukan (hik..hik..). Sedangkan sebutan medisnya, yaitu ‘singultus’ diambil dari bahasa latin singult yang berarti menarik nafas saat seseorang sedang menangis terisak-isak.
Bagaimana proses terjadinya cegukan?
Diafragma adalah otot yang memisahkan dada dengan perut dan berperan dalam proses pernapasan. Glotis adalah lubang diantara pita suara yang mengatur pengaliran udara ke paru-paru. Proses cegukan terjadi diakibatkan adanya kontraksi dari otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk, yang menyebabkan gerakan menarik nafas namun terjadi secara tiba-tiba dan diikuti dengan menutupnya glotis secara tidak normal sehingga terjadi suara cegukan.
Tertutupnya katup atau epiglotis ini terjadi karena adanya gangguan di lengkung refleks, yaitu pada susunan saraf pusat dan saraf tepi. Kedua saraf ini berperan dalam mengatur jalur pernafasan. Selain itu, iritasi pada saraf-saraf otak yang mengatur otot-otot pernapasan ini (termasuk diafragma) juga dapat menyebabkan cegukan. Pada kasus cegukan yang persisten atau berlansung lama kadang disebabkan penyebab yang lebih serius seperti tumor otak atau stroke yang mengganggu pusat pernapasan di otak. Terkadang cegukan ini dapat terus berlansung sampai penyebabnya teratasi.
Apa saja penyebab dari cegukan?
Secara garis besarnya, cegukan dibagi atas dua jenis, cegukan yang bersifat sementara/ringan yang terjadi selama 1-2 jam dan cegukan yang permanen, dimana cegukan ini terjadi secara terus-menerus. Cegukan yang ringan paling sering disebabkan adanya regangan pada lambung seperti makan terburu-buru, makan manan yang terlalu panas atau dingin, meminum alkohol atau minuman berkarbonasi, merokok terlalu banyak, perubahan cuaca mendadak, maupun saat mengalami gangguan emosional seperti cemas dan stress.
Sedangkan cegukan yang permanen atau menetap biasanya disebabkan adanya gangguan di otak seperti stroke, infeksi susunan saraf pusat (otak), herpes di dada sehingga menganggu saraf tepi, gangguan metabolik seperti penderita diabetes, gangguan elektrolit, ataupun karena efek samping kemoterapi dan pemakaian obat seperti obat tidur, obat parkinson (levodopa), obat muntah (ondansetron).
Bagaimana mengatasi cegukan?
Cegukan yang bersifat ringan atau sementara biasanya akan hilang dengan sendirinya. Ataupun dapat menggunakan cara-cara sederhana yaitu dengan cara meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah seperti menahan nafas atau bernafas di dalam kantong kertas. Dengan meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah akan menekan aktivitas saraf di otak yang bertanggungjawab atas terjadinya cegukan.
Metode lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba menstimuli nervus vagus, yaitu saraf yang berjalan dari otak ke perut. Metode ini dilakukan dengan cara meminum air dengan cepat, menelan roti kering atau es yang sudah dihancurkan, menarik lidah dengan pelan-pelan.
Bila cegukan tak hilang juga dalam beberapa jam atau bahkan beberapa hari, maka pertolongan dengan cara medis seperti penggunaan obat-obatan bisa dilakukan. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menghilangkan cegukan diantaranya adalah chlorpromazin, metoclopramid, baclofen, antikonvulsan (fenitoin). Namun penggunaan obat-obatan ini sebaiknya melalui pemeriksaan dokter terlebih dahulu untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Adapun cara terbaik untuk menghilangkan cegukan yang bersifat permanen adalah mencari penyebabnya dan mengobatinya.
(Penulis adalah alumni FK USU)