Flamboyan

Oleh: Azmi TS.

FLAMBOYAN ditelisik dari dimensi ‘kepohonan’ merupakan gabungan beberapa keindahan mulai dari akar, batang, cabang, hingga daunnya. Semua memancarkan aura keindahan tersendiri, baik daun maupun bunganya merupakan anugrah alam, yang banyak mengusik jiwa romantis. Mereka sang pemuja romantisme itu menerakan relung-relung warna merah yang merona itu lewat sapuan kuas cat pada kanvas.

Bunga merah itu menyiratkan cemerlangnya jiwa sang pemuja tanaman hias tadi yang tumbuh melegend. Pohon flamboyan atau Delonix Regia termasuk legendaris. Asal katanya dikutip dari bahasa Perancis “flamboyant” artinya cemerlang. Selain tampilan begitu menawan, pohon ini menghasilkan bunga berwarna merah menyala cemerlang.  Dari bunga merah ini pula orang Inggris menyamakan bunga flamboyan sama dengan “Queen of the Flame”.

Saat musim berbunga hampir seluruh ujung rantingnya diselimuti bunga merah tanpa daun. Selain pohon berbunga merah ini, namanya sering digunakan sebagai kepribadian seseorang dalam situasi tertentu atau flamboyant personality. Bahkan kata flamboyan biasa pula disamakan  untuk menjuluki seseorang (flamboyant speech) ketika dia mahir berpidato (retorika). Istilah flamboyan juga ada ditemukan dalam lukisan misalnya ketika pelukisnya mewarnai bunga merah dengan semarak dan menawan disebut flamboyant coulor.

Tercatat dalam sejarah senirupa nusantara, beberapa pelukis pernah menciptakan karya seni bertemakan flamboyan dengan warna cerah ceria. Misalnya Basuki Abdulah, Widayat, Sudjono Abdullah, Koempoel Sujatno dan Widayat. Berikutnya ada Sunarno dan Hasan Bisri, paling sering melukiskan pohon flamboyan sedang berbunga. Rata-rata lukisan mereka sering dicari oleh kolektor.

Lukisan bunga flamboyan cukup indah terlihat dari variasi pohon, kurang dari 12 meter ini. Cocok pula untuk dekorasi interior. Basuki Abdullah melukiskan pohon flamboyan, sehingga pernah menghipnotis Soekarno dan mengoleksinya.

Kekuatan warna merah dalam lukisan Basuki Abdullah menjadi daya tarik tersendiri. Pengolahan cahaya, sapuan kuasnya seakan mengisahkan betapa fenomenalnya karyanya.

Beda dengan Widayat ketika melukiskan flamboyan secara dekoratif, tetap memunculkan nuansa magis. Dia gemar mengkaitkan flamboyan dengan sapuan pewarnaan merah kontra abu-abu secara monokromatik pula.

Lukisan Sunarno juga ada kemiripan teknik dan gaya lukisan dekoratif dengan bunga flamboyan karya Hasan Bisri. Keteduhan pohon flamboyan Sudjono Abdullah begitu ekspresif, dengan melukiskan orang yang beraktivitas di sekitarnya.

Pelukis Koempoel Sujatno tepat memadukan ritme warna merah tua (scarlet) dengan merah jingga dalam lukisan flamboyannya. Keindahan gerombolan bunga flamboyan persis sama dijumpai pada lukisan Ernest Dezentje, dilihat secara detail warnanya kusam kurang menarik.

Ada kemiripan dengan lukisan Gerard Pieter Adolfs, menggambarkan eksotisme bunga flamboyan. Ketertarikan Lucient Frits Ohl pada pohon yang ajaib ini tercipta  dalam dalam beraneka versi bunga flamboyan.

Momen pergantian musim bunga flamboyan, warnanya mulai meredup justeru menjadi idioplastik baru baginya. Bunga meredup itu dibuatnya berwarna ungu pastel. Jatuh berserakan di atas rumput dalam  lukisan A. Tonny Djohan. Hal ini juga terlihat gugurnya bunga flamboyan jatuh bertaburan di permukaan air danau. Lukisan flamboyan Kuatcasmoro lebih kuat pada detail-detail dan pencahayaan.

Perpaduan warna merah flamboyan ditambah sosok figur tepatnya bagaikan serial romantisme. Lukisan flamboyan Noorsyam Arief lebih menonjolkan pada detail-detail adegan pencahayaan. Perpaduan warna merah pastel bunga flamboyan dengan biru pada langit, seakan melukiskan sebuah surgawi. Ekspatriat Lucien Frist Ohl. selalu saja menghadirkan keindahan lewat lukisan naturalistiknya.

Lukisan bunga flamboyan, memang berpotensi salah satu aset kekayaan budaya kita. Merawat bunga flamboyan sama pentingnya dengan merawat lukisan yang pernah dibuat pelukis di atas. Semua lukisan ekspatriat seniman asing, juga penting diketahui, terutama seniman itu memang mencintai panorama Indonesia. Lukisan-lukisan flamboyan yang dahulu dan sekarang juga pantas dikenang. Mereka mencintai nusantara ini melalui warna merah yang begitu romantis.

()

Baca Juga

Rekomendasi