Oleh: Dra. Hj. Rayani Hanum Srg, MH.
Dalam Islam, ketika membicarakan masalah perempuan dan perjalanan serta statusnya dalam kehidupan ini, maka tidak akan pernah terlepas dari ungkapan Al Qur`an dalam Surat An Nisa` ayat 34 yang menjelaskan “ Kaum laki laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka ( pria ) atas sebagian yang lain ( wanita ). Ayat ini untuk selanjutnya sering diasumsikan sebagai kekuatan pria yang mutlak terhadap wanita. Nilai kepatuhan dan ketaatan wanita terhadap pria yang absolut memberi kesan akan ketidak berdayaan wanita memikul beban dan tanggung jawab kehidupan.
Sesungguhnya ayat tersebut bukan menjelaskan dan mengungkapkan kelemahan dan ketidakberdayaan wanita , namun ayat tersebut memberi gambaran tentang pemegang kepemimpinan dalam kehidupan berumah tangga yang dipegang oleh kaum Pria. Sebab saat ini sosok wanita sudah menjadi bagian yang setara dengan pria dalam hal peran dan tanggung jawab, kepemimpinan, kemandirian serta keuletan dalam bekerja. Tidak sedikit wanita yang bekerja dan memiliki penghasilan, dan tidak sedikit pula penghasilan wanita lebih banyak dibanding penghasilan pria.
Oleh karenanya saat ini yang harus dilakukan bagi kaum perempuan adalah menjadi sosok wanita ideal yang benar benar memberikan pembuktian akan kelemahan dan ketidak berdayaan yang pernah tercermin ketika membicarakan sosok wanita. Sebab banyak sosok wanita yang sudah mengawali pembuktian tersebut dan menjadi icon bagi wanita wanita selanjutnya untuk bisa seperti mereka.
Siti Khadijah istri Rasul Muhammad adalah sosok wanita yang patut menjadi contoh. Kehidupan yang dilakoninya sebagai seorang single parent yang memiliki aktifitas sebagai pedagang besar, menikah dengan rasul pada usia tengah bayanya dan tetap konsisten membantu perjuangan nabi dalam mengajarkan syari`at Islam, disatu sisi ia menjadi seorang istri yang tetap mengerti kodratnya dengan melayani Rasul sebagai suaminya, disisi lain sebagai pejuang penyebaran keislaman dengan mengorbankan baik harta dan waktunya. Sampai akhir hayatnya Rasul sangat sedih sebab sosok Siti Khadijah adalah istri yang sempurna mendampinginya.
Menjadi Sosok Wanita Ideal.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah menjelaskan “ Tidak ada persoalan yang lebih baik bagi seorang mukmin setelah bertaqwa kepada Allah selain istri yang shalehah, bila ia menyuruhnya, ia mentaatinya, bila ia memandangnya, membuat hatinya senang, bila ia bersumpah padanya, ia mendukungnya, bila ia pergi, ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya”.
Wanita ideal adalah sosok yang sangat diidam idamkan pria. Sosok yang diharapkan menjadi orang yang menjadi pendamping hidup bukan sebagai pelengkap beban, namun sebagai peringan beban yang ada, wanita yang mampu menjadi sosok pemberi ketenangan, kesenangan serta pendukung dalam setiap aktivitas. Oleh karenanya menjadi sosok wanita ideal harus menjadi keinginan dari setiap wanita. Ada beberapa harapan dan krtiteria untuk menjadi wanita ideal yang juga sesuai dengan bunyi Hadits nabi “ wanita dinikahi karena 4 hal , karena hartanya, nasabnya, kecantikan dan agamanya ( HR Muslim ), yaitu :
1.Wanita yang Berpendidikan.
Salah satu yang membedakan seseorang dengan orang lainnya adalah ilmu yang dimilikinya, semakin tinggi dan banyak ilmunya maka akan semakin tinggi derajatnya. Wanita yang menjadi sosok ideal adalah wanita yang tidak mau tertinggal dengan kemajuan keilmuan, wanita yang selalu haus dengan nuansa keilmuan yang pada akhirnya tidak akan memberikan celah perbedaan antara pria dan wanita.
Dengan ilmu serta pendidikan yang ada akan semakin menunjukan kemampuan wanita terhadap akses keilmuan terkini yang bukan hanya bisa dilakukan oleh kaum pria. Dengan ilmu dan pendidikan akan meningkatkan kualitas kewibawaan yang akhirnya tidak ada lagi kesan rendah dan sebelah mata terhadap sosok wanita. Oleh karenanya jadilah wanita yang haus akan ilmu dan pendidikan. Buktikan bahwa wanita juga mampu mengecap pendidikan yang setara dengan wanita.
2.Wanita yang Memiliki
Keluarga Serta Kepribadian yang Terhormat
Sosok wanita ideal juga dapat tercermin dari keluarga serta kepribadian yang ada padanya. Wanita yang berasal dari keluarga yang juga menjaga kehormatan serta menjaga kewibawaan keluarganya adalah bagian dari wanita yang memiliki keluarga yang terhormat. Keluarga yang terhindar dari serangan gosip dan menggosipkan orang lain. Keluarga yang tidak suka mencemooh keluarga lainnya serta keluarga yang tidak menebar kesombongan, keangkuhan dan tetap bermasyarakat adalah bagian dari keluarga yang terhormat.
Wanita yang memiliki kepribadian yang terhormat juga akan menjadi salah satu tolak ukur untuk menjadi sosok wanita ideal. Wanita yang jika ditanya tetangganya maka tidak akan ada kata yang terungkap kecuali pujian sikap, tingkah laku, serta kepribadian. Wanita yang jika ditanya terhadap teman dekatnya tidak akan terungkap kecuali pujian akan jiwa penolongnya, jiwa bersahabatnya.
3.Wanita yang Cantik
Lahir Bathin.
Sosok wanita yang idela juga tercermin dengan kecantikan yang terpancar padanya. Kecantikan yang bukan topeng dan olesan penghias yang sering menutupi keaslian seorang wanita. Kecantikan luar dalam yag seimbang tanpa kepalsuan prilaku. Oleh karenanya kodrat wanita untuk berhias diri dengan kecantikan luar, serta berhias diri dengan kecantikan prilaku dan kepribadian. Tidak selamanya kecantikan wajah mencerminkan kecantikan diri yang sesungguhnya, sebab wanita yang benar benar cantik adalah wanita yang mampu mencerminkan kecantikannya secara lahir mapun bathin.
Senyumnya menandakan kesenangan hatinya secara utuh bukan senyum palsu dan kepura puraan, tawanya adalah penghias wajahnya bukan tawa yang dibuat buat sehingga terlihatlah topeng kecantikannya. Ucapannya memberi memperlihatkan sisi kewanitaannya yang utuh, bukan ucapan yang ditiru dari orang lain.
4.Wanita yang taat beragama.
Sosok wanita yang paling ideal adalah ketika ia mampu membahasakan tubuhnya dengan bahasa agama dan kepribadian yang beragama. Wanita yang tata beragama niscaya agamanya itu yang akan menjaganya dari godaan syahwat, godaan kejahatan serta godaan lainnya. Wanita yang telah dibalut dengan nuansa keislaman akan menjadi balutan penyempurna diantara kriteria wanita ideal lainnya. Ibarat sepotong kue yang dijual. Jika kue itu tidak diberi bungkus maka akan banyaklah serangga yang mencicipinya, akan basilah kue tersebut sebab masuk angin dan sebagainya, namun jika tetap pada bungkusannya akan terjagalah kue tersebut dari hal hal tersebut.
Wanita yang bisa membentengi dirinya dengan nuansa keislaman akan menunjukkan identitas kewanitaannya yang utuh. Dan tidak akan sama dengan wanita wanita. Lainnya.
Wanita dan Harapan.
Saat ini tidak ada lagi pembatasan secara khusus tentang tingkatan antara pria dan wanita. Wanita harus mampu membuktikan akan pernyataan pernyataan yang seolah meletakkan posisinya terbelakang. Bukan masanya lagi membicarakan masalah tersebut. Wanita ideal prinsipnya mampu mengakses kodratnya sebagai wanita yang dipimpin oleh seorang pria serta ibu dari anak anak yang dilahirkannya.
Oleh karenanya, seorang pria yang akan menikah, hendaklah memilih pasangannya dengan criteria yang sudah ditetapkan dalam Islam, begitu juga bagi wanita, hendaklah membuktikan bahwa dirinya ideal sesuai dengan prinsip keislaman dan keimanan. Wanita yang hebat secara duniawi, dan wanita yang menjadi pasangan serasi bagi suaminya untuk meraih keberuntungan ukhrowi. Semoga bermanfaat.