Oleh: T. Alkisah Led
GAMBUS LAUT adalah salah satu dari 34 desa di Kecamatan Limapuluh Batubara. Resmi sebagai desa setelah mekar dari Perupuk pada 1993. Melihat kondisinya, Gambus Laut cukup potensial. Betapa tidak. Luasnya saja 1.400 hektare. Dihuni 4.000 lebih warga yang bertempat tinggal pada 1.375 rumah tangga (RT).
Secara geografis luas, Gambus Laut dibagi delapan dusun. Kini, desa itu dipimpin Timbul, yang sebenarnya berakhir masa jabatannya pada 16 Februari lalu.
Menurut Timbul, Selasa (17/2), warga desanya terdiri dari berbagai suku. Terbanyak Melayu dan Jawa. Namun kehidupan mereka tetap aman. Singkatnya, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Gambus Laut tetap kondusif.
Sesuai profesinya, warga memanfaatkan waktunya bekerja. Sebagian petani tanaman pangan dan sebagian lagi petani sawit.
Memang di Gambus Laut terbentang lahan pertanian padi. Hasil produksi pertanian itulah yang dimanfaatkan warga untuk kehidupannya dan menyekolahkan putra-putrinya.
Demikian juga sawit. Sama di tempat lain, komoditi ini juga menjadi primadona di Gambus Laut. Sedangkan kelapa biasa sebagaimana di kawasan pinggir pantai lainnya mulai langka. Ada, tapi tidak seperti dulu.
Sama dengan padi, sawit tersebut juga dimanfaatkan warga Gambus Laut untuk kehidupan keluarga dan biaya sekolah anak-anak mereka.
Di Gambus saat ini baru ada dua unit Sekolah Dasar (SD) Negeri. Putra-putri warga yang melanjutkan pelajarannaya terpaksa ke tempat lain. Seperti Perupuk, Tanjung Tiram, Bulan-Bulan. Bahkan ada yang ke Sei Suka dan Indrapura terutama tingkat SMTA.
Untung saja alat transportasi tidak lagi sulit. Jangankan sepeda, putra-putri warga yang melanjutkan studi ke tingkat SMTA kini menaiki sepeda motor. Berapa biaya yang diperlukan tidak lagi menjadi masalah. Yang penting belajar.
Memang kemauan dan minat belajar putra-putri Gambus Laut kini tinggi. Sangat jauh meningkatnya dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Mereka umumnya sadar dan maklum agar tidak ketinggalan pada era globaliasi dan teknologi modern mendatang. Apalagi bila dikaitkan dengan program pemerintah yang akan membangun Pelabuhan Internasional di depan mata mereka.
Namun di sisi lain, Gambus Laut memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Terutama infrastruktur, khususnya ruas jalan-jalan desa. Kondisi ruas jalan desa di Gambus Laut tersebut benar-benar sangat memprihatinkan.
Itu terlihat jelas di pintu masuk dari perbatasan Desa Sukaramai Kecamatan Air Putih. Tepatnya setelah menyeberangi jembatan Sei Gambus.
Dari delapan dusun Desa Gambus Laut, tidak satu pun yang kondisi jalan desanya yang lumayan baik. Rata-rata memprihatinkan. Pada badan jalan banyak terdapat lubang.
Jika hujan, lubang jalan pun berair dan berlumpur. Kondisinya berubah hampir sama dengan kubangan kerbau.
Mobil yang lewat tidak pernah tetap pada jalur tengah badan jalan. Sebentar ke kiri dan sebentar ke kanan. Akhirnya penumpang pun merasa seperti dalam perahu berlayar di lautan. Oleng ke kiri dan oleng ke kanan.
Demikianlah kondisi jalan desa di Gambus Laut. Meski sangat memprihatinkan, namun belum ada tanda jalan tersebut akan diperbaiki atau ditingkatkan kualitasnya. Padahal siapapun yang melaluinya pasti terasa dampak kondisi jalan yang jelek itu. Karenanya terpulang kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) Batubara.
Harapan mereka yang melaluinya demikian juga utama warga Gambus Laut, jalan desa mereka segera diperbaiki dan ditingkatkan kwalitasnya agar mudah dilalui. Mudah-mudahan!