Jangan Berdusta Melawan Kebenaran

Oleh: Jekson Pardomuan

Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! – Yakobus 3 : 14

Di dalam Keluaran 20 : 16 juga kita dihimbau untuk tidak bersaksi dusta. Ayat ini merupakan bagian dari perintah Allah yang ke-9 “Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya. (Imamat 19 : 11). bersaksi dusta sama dengan berbohong. Artinya, sekali berbohong, tetaplah itu merupakan kebohongan. Walau itu demi "kebaikan", tapi tetap saja itu kebohongan. 

Kita seringkali tidak bisa menguasai lidah kita untuk tidak berdusta. Terkadang kita merasa dengan berdusta kita akan mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Mungkin, dalam beberapa situasi dan kondisi, dusta kita membuahkan hasil. Jangan lupakan mata Tuhan yang selalu mengawasi kita siang dan malam.

Semua orang pasti pernah berdusta. Berdusta adalah mengatakan sesuatu yang bukan kebenaran, atau setengah kebenaran. Dosa dusta sudah ada sejak manusia ada dibumi. Manusia sudah berdusta sejak pertama kali Adam dan Hawa. Dosa ini selalu ada di dalam sejarah kehidupan manusia, selalu terkait dengan relasi hubungan manusia. 

Dosa dusta merusak segala hal, relasi hubungan suami istri, hubungan orangtua dengan anak (keluarga), pertemanan dan persahabatan (hubungan dengan sesama) bahkan relasi hubungan manusia dengan Allah (ibadah).

Manusia tahu tidak mungkin mendustai Tuhan tetapi manusia selalu mendustai Tuhan, baik itu dalam kejujuran memberikan persembahan, menyampaikan doa kepada Tuhan. Pelayanan yang tidak jujur (Matius 7:21-23) Allah tidak mengenal pelayanan kita karena kita tidak jujur dalam melayani, pelayanan kita bukan untuk Tuhan tetapi untuk kepentingan pribadi sehingga Tuhan menolak pelayanan kita.

Kejujuran yang transparan dalam kehidupan kita harus terus kita kejar serta diusahakan setiap saat supaya kita tidak dikejar-kejar perasaan bersalah atau dituduh oleh hati nurani kita karena kita berusta dalam banyak hal.

Dalam kehidupan nyata seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang berani bersumpah untuk mengatakan kata dusta, berani mengatakan fakta yang benar menjadi salah dan memutarbalikkan fakta. Media elektronik dan media massa saat ini banyak memuat ungkapan-ungkapan seseorang yang berbohong. Katanya untuk memperjuangkan keadilan, akan tetapi mulutnya telah menyampaikan kata-kata dusta. 

Sesama manusia mungkin tidak bisa mengungkap fakta apakah si A berbohong atau mengatakan saksi dusta atau tidak. Akan tetapi kita punya Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Kuasa yang bisa menegur kita suatu saat dan berkata lembut di telinga kita, mengatakan bahwa apa yang baru saja kita sampaikan adalah kata-kata dusta.

Hukum yang ke-9 dalam perintah Allah, bisa dihubungkan dengan Yakobus 3;1-12 tentang dosa karena lidah. Seringkali orang berpikir bahwa berdusta adalah dosa yang kecil di banding dengan berzinah, mencuri atau membunuh. Tetapi jika dusta dianggap biasa maka orang akan menjadi kebal dan kurang peka terhadap teguran Allah. Ada lagu “memang lidah tak bertulang” menyoroti betapa mudahnya orang berdusta. Namun kita sebagai orang Kristen biarlah berkata yang benar, mengatakan kebenaran yang utuh dan menguasai lidah. Barangsiapa yang tidak bersalah dalam perkataannya ia adalah seorang yang sempurna Yakobus 3 : 2.

Hukum Allah

Kita sedang berada di dunia nyata, dimana semua orang lebih memilih hidupnya penuh dengan dusta daripada menjunjung tinggi kejujuran. Sebagian dari orang-orang saat ini mengatakan bahwa berkata jujur juga salah, lebih baik berkata salah dan sedikit berdusta.

Dunia saat ini penuh dengan penipuan, kita sering kompromi dengan hal-hal yang sesungguhnya menurut hati nurani kita salah. Kadang-kadang, dalam pengadilanpun kebenaran dapat diputar balikkan. Ketika kita bertanya kepada anak-anak saat ini tentang siapa yang tidak pernah berdusta atau berbohong? Pasti 100% semuanya pernah berdusta dan langsung mengangkat tangannya. 

Lantas, kalau pertanyaan yang sama dilemparkan kepada kita siapa diantara kita tidak pernah berdusta atau berbohong? Jawablah pertanyaan ini dalam hati kita masing-masing. Dalam satu hari berapa kali kita berbohong ? Baik kepada isteri, suami, anak-anak, sesame teman atau mungkin kepada Tuhan.

Mengapa saksi ‘dusta’ menjadi bagian dari 10 hukum Allah ? Karena dalam kehidupan nyata, alangkah mudahnya kita berdusta pada sesama. Salah satu dosa yang paling awal yang dilakukan oleh setiap orang sejak dini adalah dosa ini. Anak-anak tak perlu belajar dari siapa pun untuk mahir berdusta. Adam dan Hawa ketika melanggar perintah Allah, mereka juga berdusta ketika ditanya Allah.

Mengapa kita dilarang untuk berdusta? Ketika Allah berkata. “Janganlah mengucapkan saksi dusta”, Dia bermaksud bahwa kita tidak akan mengucapkan sedikitpun kebohongan, tidak pernah memberikan kesan yang salah bahkan meski hanya lewat anggukan kepala.

Hukum ini melarang bergosip, termasuk merusak reputasi seseorang dengan berdiam diri pada saat orang tersebut menghadapi tuduhan. Ketika kita berdusta dan sesama kita mengetahuinya maka kita menjadi orang yang tidak/sulit dipercayai. Allah senantiasa mengetahui kalau manusia sedang berdusta. Itu sebabnya, jangan kompromi dengan kata-kata dusta.

Setiap kali akan menyampaikan kesaksian di pengadilan atau pelantikan kepala daerah di negeri ini, pastilah orang orang tersebut akan meletakkan tangannya di atas Alkitab atau kitab lain bedasarkan agama dan kepercayaannya. Itu berarti dihadapan umum kita memanggil Allah sebagai saksinya, dan bersumpah untuk mengatakan kebenaran dan menjalankan roda pemerintahan dengan benar. 

Fakta yang ada saat ini adalah, di depan umum dan di depan Allah seorang kepala daerah (gubernur,bupati atau walikota) berjanji akan menjalankan kebenaran. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Korupsi, kolusi dan nepotisme semakin merajalela di masa kepemimpinannya.

Kata-kata seorang Kristen harus bisa dipercaya. Seorang Kristen harus memegang kata-kata dan janjinya. Sebuah janji adalah suatu hal yang sangat serius, dan jika kita melanggar kata-kata kita, berarti kita juga melanggar perintah ini. Jika hal itu terjadi, maka berarti kita sedang menunjukkan pada orang-orang bahwa kita tidak bisa dipercaya. Berbohong, menipu dan mencuri adalah seperti tiga bersaudara yang jahat.

Tuhan menciptakan lidah yang berkuasa, seperti Ia mencipta dalam Firman. Tapi iblis memakai lidah untuk menghakimi lidah itu dan mengutuk orang lain. Iblis berdusta dan berkuasa dengan lidah penipu, manusia pun berbuat sama. Apa yang dikatakan lidah akan ditimpakan/ditanggung seluruh tubuh, nasib orang ditentukan lidahnya, manusia pun berdosa sebab lidah dikuasai dosa. 

Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 1 : 6 menuntun kita untuk selalu hidup di dalam jalan Tuhan, jalan kebenaran. “Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”

Mungkin hari ini kita masih sering berkata dusta, tak ada salahnya kita merenung dan datang kepada Tuhan untuk minta ampun. Minta pertolongan Tuhan agar dalam setiap perkataan kita yang keluar adalah kata-kata berkat dan bukan kata-kata yang mengakiti sesama manusia. Jangan putus asa kalau hari ini kita berkata jujur tapi diejek orang lain berdusta. Tuhan lebih mengetahui apakah kita berdusta atau tidak. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi