Oleh: dr. Jimmy. Bell’s Palsy adalah suatu gejala klinis penyakit mononeuropati (gangguan hanya pada satu syaraf) yang menyerang syaraf ketujuh (syaraf fasialis). Inti dari syaraf ketujuh berada di batang otak dan berfungsi untuk mengatur otot pergerakan organ wajah antara lain di daerah mulut seperti meringis, bibir maju ke depan.
Pada mata, syaraf ini juga mengatur pergerakan kelopak mata seperti memejamkan mata, pergerakan bola mata serta mengatur aliran air mata. Syaraf ini juga memiliki serabut yang menuju ke kelenjar ludah dan juga pendengaran.
Nama penyakit ini diambil dari nama Sir Charles Bell, dokter ahli bedah dari Skotlandia yang pertama menemukan dan mempresentasikan di Royal Society of London pada tahun 1829. Ia menghubungkan kasus tersebut dengan kelainan pada syaraf wajah. Meski namanya unik, penyakit ini akan mengganggu secara estetika ataupun fungsi wajah. Jika tidak ditangani maka akan terjadi kecacatan dengan muka miring atau penyok.
Pada kasus Bell’s Palsy, gangguan pada syaraf ini mengakibatkan tidak dapat mengatur impuls motorik kepada otot karena tersumbat akibat pembengkakan. Akibatnya otot pada organ yang langsung berhubungan dengan syaraf tersebut menjadi tidak berfungsi dan organ pun menjadi lumpuh.
Gejala awal Bell’s Palsy beragam, antara lain mata menjadi kering, telinga bergemuruh, susah mengangkat alis, kelopak mata tidak bisa ditutup, bola mata memutar ke atas dan pada akhirnya kelumpuhan di separuh wajah.
Hingga kini, penyebab penyakit Bell’s Palsy ini masih dalam penelitian. Beberapa literatur menyebutkan penyakit ini disebabkan karena berbagai bentuk virus. Hal lain yang diduga kuat adalah factor genetik yaitu riwayat keluarga yang pernah mengalami Bell’s Palsy. Dari beberapa penderita menunjukkan Bell’s Palsy erat hubungannya dengan suhu dan udara dingin.
Beruntungnya, penyakit Bell’s Palsy ini bisa sembuh dengan sendirinya, setelah melalui masa akut selama 7 hari. Bila pada masa itu pasien mendapatkan terapi kortikosteroid, kemungkinan pasien akan total sembuh lebih cepat dan tanpa meninggalkan cacat.
Seperti halnya penyakit stroke, pasien Bell’s Palsy juga disarankan ditangani dalam waktu 72 jam, karena hasil penelitian menunjukkan hasil klinis yang buruk bila ditangani setelah 72 jam.
Penanganan terhadap penyakit ini juga harus berhati-hati, karena bila tidak, maka syaraf yang seharusnya mempunyai kemampuan memperbaiki diri, akan mengalami pertumbuhan syaraf yang salah. Selain itu, penanganan yang tidak tepat juga bisa menyebabkan gerakan sinkinesis (pertumbuhan saraf yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga menyebabkan pergerakan yang tidak terkontrol pada wajah).
Data dari jurnal menunjukkan bahwa 85% penderita penyakit ini bisa sembuh sempurna dalam waktu 3 minggu an sebanyak 15% sembuh dalam waktu 3-4 bulan dengan atau tanpa cacat yang menyertainya.
Untuk itu kita perlu memiliki pengetahuan dan pengenalan yang cukup terhadap penyakit Bell’s Palsy ini agar bisa menangani secara tepat dan tidak berlebihan karena menduga pasien terkena stroke.
Apa sih yang dimaksud dengan Bell’s Palsy ?
Bell’s palsy adalah kelumpuhan otot wajah satu sisi akibat gangguan saraf otak ketujuh (saraf facialis). Saraf ini yang mengatur pergerakan otot-otot wajah.
Bagaimana proses ini penyakit ini hingga bisa terjadi?
Perjalanan saraf facial dari otak ke wajah perlu melewati saluran dan lobang yang sempit di tulang kepala, bila terjadi peradangan, saraf facial akan membengkak sehingga dapat tertekan atau terjepit dengan segala konsekuensinya.
Lalu faktor penyebab terjadinya Bell’s palsy ?
Penyebab pasti Bell’s palsy belum diketahui, infeksi virus khususnya virus Herpes diduga adalah salah satu pemicu yang paling sering.
Siapa yang perlu berhati-hati dengan penyakit ini dok?
Kasus ini banyak terjadi pada musim dingin, biasanya yang dialami laki-laki yang tergolong usia dewasa. Kemungkinan hal ini karena lelaki banyak beraktivitas/bekerja di luar. Orang yang bekerja di ruangan ber AC pun bisa terserang bila hawa dingin yang ditimbulkan hanya terpusat pada satu tempat.
Bell's Palsy sering pula terjadi pada seseorang dengan sistem kekebalan yang menurun seperti terjadi pada:
- Wanita hamil
- Penderita kencing manis
- Penderita yang sedang sakit infeksi salauran pernafasan atas
- Orang dengan riwayat keluarga yang pernah terserang Bell’s palsy
Apa gejala Bell’s Palsy ?
Bell’ palsy sering timbul mendadak, terjadi hanya pada satu sisi wajah dan ditandai dengan:
- Terjadi secara tiba-tiba, berupa kelumpuhan ringan sampai total pada salah satu sisi wajah, menyebabkan pasien sulit tersenyum atau menutup salah satu kelopak mata
- Wajah melorot menjadikan wajah sulit berekspresi
- Dapat terjadi rasa nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga pada salah satu sisi wajah yang terpengaruh
- Sensitivitas terhadap suara akan meningkat pada sisi wajah yang terpengaruh
- Kadang timbul nyeri kepala
- Penurunan kemampuan indera pengecap pada sisi yang lumpuh
- Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena
- Pada beberapa kasus, Bell’s Palsy dapat mempengaruhi saraf kedua sisi wajah, walaupun hal tersebut jarang terjadi
Apa sama seperti Stroke ?
Tidak, ini berbeda. Stroke terjadi karena jaringan otak rusak akibat pembuluh darah otak tersumbat atau pecah. Perbedaan utamanya, pada stroke yang sering terjadi adalah kelumpuhan separoh badan (lengan dan tungkai), otot wajah yang lumpuh hanya bagian bawah sehingga penderita masih dapat mengerutkan dahi dan menutup mata. Sedangkan pada Bell’s Pallsy, seluruh sisi wajah yang terkena akan terpengaruh. Gejala stroke yang lain ialah kelumpuhan lidah sebelah, gangguan kesadaran dan kemampuan bicara.
Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini ?
Dokter umumnya dapat menegakkan diagnosis Bell’s palsy berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, hanya pada kasus tertentu di mana ada kecurigaan penyakit lain dokter akan menyarankan pemeriksaan EMG, CT scan atau MRI kepala.
Bagaimana mengobati Bell’s Palsy ?
60 – 85 % penderita Bell’s palsy akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Memang diperlukan waktu beberapa minggu hingga 6 bulan hingga sembuh total. Pengobatan yang dapat dilakukan berupa:
1. Fisioterapi (massage dan latihan)
Terapi medikamentosa efektif utk mempercepat proses penyembuhan, apalagi jika pemberiannya sedini mungkin. Hal penting dalam optimalisasi terapi adalah “Latihan Wajah”.
2. Menjaga kondisi mata yang tidak bisa menutup dan kering dengan:
- Obat tetes/salf pelembab mata secara teratur
- Memakai kaca mata pelindung saat kerja
- Memakai kain penutup mata saat tidur
3. Penggunaan Obat-obatan antara lain:
- kortikosteroid untuk mengurangi peradangan misalnya: prednison
- anti virus misalnya: Acyclovir
Apakah Bell’s Palsy ini bisa disertai dengan komplikasi ?
Bisa, karena itu perlu dicermati dengan baik. Komplikasi yang umum terjadi adalah:
- Kerusakan kornea mata, karena kelopak mata tak bisa menutup sehingga kornea mata kering dan dapat memicu infeksi dan gangguan penglihatan
- Kelumpuhan otot wajah yang permanen
- Pertumbuhan saraf yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga menyebabkan pergerakan yang tidak terkontrol pada wajah.